Tolong! Indonesia Butuh Oksigen dan Pohon

haninda hasyafa
Mahasiswa Jurusan Jurnalistik Universitas Padjadjaran
Konten dari Pengguna
10 Desember 2021 14:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari haninda hasyafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gambar: Bumi Rusak karena Ulah Manusia | Sumber: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gambar: Bumi Rusak karena Ulah Manusia | Sumber: freepik.com
ADVERTISEMENT
“Mari lestarikan hutan di Indonesia!”
“Jangan hancurkan Bumi!”
“Jagalah lingkungan dengan baik.”
ADVERTISEMENT
“Selamatkan hutan, selamatkan dunia.”
“Menanam satu pohon menyelamatkan ribuan makhluk hidup.”
“Lingkungan hijau menghasilkan kehidupan yang lebih baik.”
Ada lagi omong kosong yang saya tulis di atas?
Di 2020 hingga saat ini, tak terhitung seberapa banyak harapan-harapan baik yang keluar dari mulut kita untuk rakyat, negara, bahkan bumi ini. Namun harapan tersebut hanya menjadi angan belaka dan tak kunjung menjadi nyata.
Kerusakan bumi yang terjadi tidak lain dan tidak bukan diciptakan oleh manusia itu sendiri. Beberapa kali pula Tuhan memberikan ‘peringatan’ kepada manusia untuk menjaga alam, namun yang dilakukan malah hal sebaliknya. Bencana alam yang terjadi di Indonesia kerap kali memakan korban yang cukup banyak. Banjir, kebakaran hutan, gempa bumi, dan lain-lain adalah bentuk peringatan Tuhan kepada manusia agar mereka berhenti merusak alam.
ADVERTISEMENT
Namun manusia cenderung acuh dan tidak memikirkan risiko yang akan terjadi. Rasa angkuh itu tumbuh dalam setiap tubuh manusia, lantas dengan keangkuhan mereka, tanpa perasaan dan rasa kemanusiaan mereka merusak alam. Penebangan liar, perubahan alih fungsi hutan, eksploitasi hutan, serta kebakaran hutan merupakan hal keji yang dilakukan manusia terhadap lingkungan.
Sebenarnya aksi nyata seperti apa yang harus dilakukan untuk menjaga bumi ini tetap sehat? Tidak sulit untuk menjaga lingkungan yakni dimulai dengan niat. Contoh kecilnya saja, jangan buang sampah sembarangan. Jika sehabis menikmati jajanan kecil di mobil lebih baik sampah tersebut disimpan sampai menemukan tempat sampah. Jangan asal buang sembarangan saja di jalan. Tahan dulu, jalan itu bukan punya nenek moyang Anda, kan?
ADVERTISEMENT
Apa pernah terbesit pikiran bahwa bukan hanya manusia yang terkena dampak kerusakan lingkungan? Masih ada mahluk hidup lain seperti hewan yang akan kehilangan habitatnya. Jika mereka kehilangan habitat yang disebabkan oleh ulah manusia, kemudian satwa-satwa menyerang tempat tinggal manusia apakah hal tersebut salah? Tidak heran apabila terdapat konflik antara manusia dengan hewan dalam memperebutkan habitat masing-masing. Sekali lagi, adakah terbesit pikiran seperti itu di otak kalian, wahai manusia yang amat agung?
“Bumi ini sangat panas!”
“Panas sekali dunia ini.”
Pernah mendengar kalimat tersebut dari teman, saudara, keluarga, kerabat, atau pacar? Jawabannya, sering. Apa yang mereka keluhkan dari perbuatan mereka sendiri?
Penebangan liar dan hutan yang dibakar menjadi penyebab bumi ini semakin panas: pemanasan global. Salah satu kondisi yang disebabkan dari pemanasan global ini adalah semakin panasnya suhu, kondisi cuaca yang tidak menentu. Adiputra & Barus (2018) menyebutkan bahwa setiap tahunnya Indonesia mengalami bencana kebakaran hutan (Wahyuni, 2021) tetapi menurut saya itu adalah hutan yang dibakar. Yang mana hal tersebut dilakukan secara sengaja oleh oknum yang tidak bertanggung jawab lalu seakan-akan kebakaran itu disebut bencana. Liciknya bukan main!
ADVERTISEMENT
Kelakuan keji manusia tersebut dinamakan deforestasi. Di mana kondisi luas hutan mengalami penurunan yang drastis dikarenakan pengalihan fungsi hutan yang sebelumnya sumber oksigen manusia menjadi pemukiman, pertanian, pertambangan, dan perkebunan (Wahyuni, 2021). Secara tidak langsung, deforestasi ini akan mengancam kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup.
Ironinya, kerusakan hutan ini justru semakin mengalami peningkatan tetapi hutan di Indonesia terus-menerus mengalami pengurangan di setiap tahunnya. Data yang disuguhkan oleh Greenpeace menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara penyumbang emisi gas karbon ketiga setelah negara Amerika Serikat dan Tiongkok, sebesar 80% disebabkan oleh pembakaran hutan yang mana efek dari pembakaran hutan ini dapat menyebabkan sesak napas berkepanjangan (Wahyuni, 2021).
Apa gunanya mengeluh kalau perbuatan keji manusia-manusia itu masih dilakukan? Tolong, untuk para pejabat daerah atau negara, Indonesia ini semakin panas dan semakin banyak manusia yang mengeluh karena Anda tidak menepati janji untuk mensejahterakan rakyat. Sebenarnya ada di mana hati nurani Anda sekalian? Apa yang Anda lakukan terhadap bumi ini? Terhadap Indonesia yang menduduki peringkat nomor satu di seluruh Asia karena keindahan lokasi wisatanya?
ADVERTISEMENT
Sayangilah bumi yang sudah cukup tua ini, mari bersama-sama kembalikan budaya menanam pohon untuk menjaga kelestarian hutan dan lingkungan serta makhluk hidup. Sudah cukupkan perbuatan-perbuatan keji manusia terhadap hutan di Indonesia. Tanamlah kembali lahan kosong dengan pohon agar manusia dan makhluk hidup lainnya bisa terus melanjutkan hidup. Kami butuh oksigen, kami butuh pohon.