Masih Mau Jadi Konsumen Video Porno? Dampaknya Bahaya, Lho!

haninda hasyafa
Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran.
Konten dari Pengguna
5 Mei 2021 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari haninda hasyafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kolom penelusuran berupa kata kunci ‘Link 18+’ di aplikasi Twitter (Sumber: Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Kolom penelusuran berupa kata kunci ‘Link 18+’ di aplikasi Twitter (Sumber: Pribadi)
ADVERTISEMENT
Media sosial? Dua kata itu sekarang ini sudah jadi santapan bagi seluruh makhluk di seluruh penjuru dunia. Gampang banget mau nyari informasi. Lebih gampang dari nyari jodoh, bener kan? Apalagi buat saut-sautan komentar sesama netizen.
ADVERTISEMENT
Yaa, sekarang buat mengakses media sosial tuh ezpz lemon squeezy. Alias gampang pake banget! Kalo pake karet, spesial dong. Tapi ada spesialnya, konten-konten di media sosial tuh beragam banget, sudah kayak budaya di Indonesia yeee. Hahahaha.
Kata Dr. Rulli Nasrullah lewat bukunya yang berjudul Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, media sosial itu wadah buat interaksi, kerja sama, berbagi (jangan berbagi hati tapi), dan buat berkomunikasi sama mantan secara virtual. Eh, mutual-an maksudnya.
Siapa yang nggak tahu media sosial dengan ikon burung putih berlatar biru? Buat yang belum tahu, namanya Twitter. Indonesia mengukir prestasi nih, yang berhasil menduduki peringkat kelima di dunia yang warganya paling banyak menggunakan Twitter. Indonesia bro, lebih suka berceloteh ria di medsos yang biasanya berujung cari perhatian, upsss.
ADVERTISEMENT
Nyari informasi di Twitter tuh kayak beli permen di warung, gampangnya naudzubillah. Ditambah, banyaknya fitur yang ditawarin sama Twitter, contohnya kayak kolom pencarian. Enggak cuma Google yang punya kolom ke mana saja, Twitter juga dooong.

Masifnya Penyebaran Konten

Kemudahan adalah pintu ke mana saja. Kolom pencarian itu ibarat pintu yang membawa pengguna untuk mengakses konten porno. Bebas deh masuk ke mana aja.
Menurut KompasTekno, Kominfo bilang kalau Twitter itu aplikasi yang nawarin banyak konten porno. Hiya hiya, yang nggak main Twitter jangan langsung download, yaa.
Di tahun 2016, ada laporan sebanyak 3.211 konten porno tuh kesebar di Twitter. Itu konten balapan sama beban hidup? Banyaknya kelewatan, boooos.
Biang keladi yang nyebarin konten porno ini nggak cuma dari satu akun aja. Kalo kata pepatah, "sambil menyelam minum air," maksudnya nih, sambil scroll timeline, mention-mention-an sama mutual, sekalian intip dulu sedikit video-nya, baru nonton. Mumpung gratis juga, kan?
ADVERTISEMENT
Ada juga akun auto-base yang secara khusus nyediain konten porno. Proses penyebarannya itu cepet. Tinggal retweet aja, kesebar deh! Dari wawancara yang dilakukan, apa yang buat mereka tertarik dengan video berdurasi sekitar dua menit ini karena kontennya yang bervariasi.

Bagaimana dengan Aksesnya?

Kalau nggak tahu harus nyari di mana, bala bantuan pun datang dari Twitter. Pengguna tinggal pake aja hashtag yang mengandung konten porno. Perlu dicontohin? Ah, jangan lah ya.
Kesenangan nggak berhenti sampai kemudahan mengaksesnya. Setelah berhasil searching konten porno, langsung gas nonton. Banyak loh, konten vulgar yang ditampilkan. Tapi kalau bisa jangan dicek ya, apalagi sampai ditonton nanti malah nambah dosa, ckckck.
Salah seorang lelaki bernama A (18 tahun), nama samaran, puji syukur, alhamdulillah bersedia jadi narasumber. A mengaku kalau ia sering mengakses konten porno lewat Twitter.
ADVERTISEMENT
“Karena lebih mudah dan fleksibel, banyak pilihan dalam artian akunnya, dan juga selalu update,” jawabnya saat ditanya alasan memilih Twitter untuk mengakses konten porno.
Penyebaran Google Forms juga dilakukan. Alhamdulillah lagi, seneng banget ada 15 responden yang isi! Dari 15 responden, sebanyak 73.3% sudah punya pegangan akun-akun mana aja yang bakalan mereka akses konten pornonya.
Nggak usah risau, pasti ada banyak dan beragam.
Si A ini nggak sendirian, IK, juga sering mengakses konten porno. Tapi, kalo IK kalo lagi mood aja, baru deh intip-intip. Intipnya lewat website khusus sih doi, karena durasinya lebih lama.
“Aku di website biasanya cari yang ke film-film semi, sih. Kalo mau cari Indo (Konten video porno Indonesia) di Twitter hahaha,” katanya salah tingkah.
ADVERTISEMENT
Alasan IK nggak jauh beda sama A kenapa suka nonton lewat Twitter. Yang paling utama tuh karena simple, dan terlebih lagi nggak ninggalin jejak kalau nggak saling follow.
IK juga bilang, “Kalo nonton lewat Twitter itu nggak nyita banyak waktu, karena buffering-nya bentar hehehe,” tutur IK sambil terkekeh.
Sekarang juga bukan cuma sim card yang bisa double, akun Twitter juga! Jadi, si IK ini punya akun pribadi yang khusus untuk mengakses konten video porno. Cara bikin akun juga tergolong simple, yang penting ada email dan nomor telepon aja.
“Aku punya satu akun yang following atau timeline-nya ya itu doang,” jelasnya.
Gapapa deh, kalau mengakses konten porno buat jadi konsumsi pribadi. Lah, kadang ada juga yang ikut menyebarluaskan konten porno itu. Sama aja kayak nyebar dosa dong, bro?? Untungnya A dan IK nggak pernah tuh sebar-sebar video gituan. Boleh dicontoh nih, guys!
ADVERTISEMENT
“Kalau aku sendiri nonton, yaudah nonton aja nggak aku sebar. Big no for me,” ungkap A yakin.
Walaupun mereka nggak ikut nyebarin, tapi tingkat konsumsi konten porno masih tinggi! Hadeh, kok bisa, ya? Sedih banget, konten porno menjadi idola banyak orang.
Namanya juga manusia, kadang pengin unik, beda dari yang lain. Kayak si R (19) ini, dia ngaku pernah ikut nyebarin konten porno di Twitter. Biasanya, R nyebarinnya dengan cara yang mulus karena melalui Direct Message (DM), bukan di timeline. Pasti R jadi idola teman-temannya, sih. Senang berbagi doi.
Perasaan Nyaman
Berbincang sama Psikolog Klinis Agnes Anggun Sari, mengomsumsi konten porno itu bisa memicu hormon endorfin. Pada sering denger kan, ya?
ADVERTISEMENT
Nah, si hormon endorfin ini tuh juga bisa jadi penenang jikalau lagi stres. T-tapi.., hormon endorfin ternyata bahaya juga. Kenapa? Gini, kalau keseringan nonton konten porno, keenakan, jadi kecanduan. Bahaya, kan? Sama aja kayak kalau konsumsi narkoba. Nyaman sih nyaman, tapi ngeri ih.
By the way, yang bahaya itu kalau sampai kecanduan, ya. Nonton kalau memang lagi butuh aja, jangan keseringan. Inget, sesuatu yang berlebihan kan juga tidak baik. Betul tidak, jemaah?
“Kurangi frekuensi menonton secara bertahap, kalau memungkinkan berhenti Twitter-an,” imbuh Agnes saat diwawancara.
Sederhana aja. Kunci keluarnya itu: Diri sendiri.
Toh, kalau memang dari dalam dirinya belum mau berhenti, ya susah.
Kita tuh nggak bisa nebak isi kepala orang. Yang satu suka konsumsi, yang lainnya suka komentar macem-macem. Di Twitter juga ada akun auto-base yang isinya khusus konten vulgar. Di mana ada aja beberapa sender (pengirim tweets) yang secara sukarela memamerkan hingga membagikan konten vulgar miliknya sendiri. Nggak paham kenapa, pasti ada deh komentar nakal yang berdatangan.
ADVERTISEMENT
Eittss! Tapi jangan kaget, ada loh yang merasa senang dikasih komentar (positif ataupun negatif ya) terkait konten vulgar yang mereka sebar. Kata Agnes, “mungkin ada kepribadian exhibisionis yaa.”
Nah loh, apaan tuh? Baru denger, ya?
Sini diberi paham. Exhibisionis itu orang yang bersedia, sukarela, jadi pusat perhatian orang lain. Ya gini, simpel nya: Cari perhatian. Mereka itu butuh pujian dan pengakuan atas bentuk fisiknya. Sing penting yakin!
Sering jadi korban iklan? Cepat percaya sama produk, yang katanya bagus, terus coba-coba deh. Efek dari nonton konten porno juga gitu! Secara sadar atau nggak, dari dalam lubuk hati ada rasa ingin melakukan. Iya, itu. Saran aja sih, mending tahan dulu sampai waktunya tiba.
ADVERTISEMENT
Kalau nonton aja, kayak nggak puas gimana gitu. Rasa penasaran buat nyoba tuh, ada pasti. Ibarat belajar biologi, teorinya sudah ngerti. Tapi kalo nggak praktik, nggak afdal. Awalnya nyoba aja, terus ketagihan.

Kesehatan Kelamin Kalau Terlalu Sering

Sumpah, kaget banget. Ada yang konsumsi konten porno setiap hari, itu berarti sering.... sekali. Oh My God.
Mau ingetin nih, kalau keseringan masturbasi ada dampaknya untuk kesehatan. Seperti dilansir dari health.detik.com, keseringan masturbasi bisa menyebabkan lelaki mengalami ejakulasi dini. Nah loh, nggak takut tuh?
Buat yang belum tahu apa itu ejakulasi dini, ejakulasi dini itu kondisi lelaki yang kalau lagi berhubungan intim, ereksinya kecepatan. Yang berarti, hubungan intinya belum kelar, eh sudah keluar. Jadi nggak puas. Nah bisa aja si pasangan langsung bete deh. Nggak cuma sampai situ, kalau keseringan melakukan masturbasi juga bisa bikin iritasi penis.
ADVERTISEMENT
Jika timbul pertanyaan, “ada lagi nggak dampaknya?”
Oh, tentu ada dan yang ini efeknya lebih kacau. Hmmm, yaitu adanya disfungsi ereksi. Dilansir dari popmama.com, disfungsi ereksi bisa berujung impotensi. Hayo loh, langsung pada was-was, kan?
Penyakit ini bisa berpengaruh ke fungsi otak yang menangkap sebuah rangsangan seksual. Padahal, kalau berhubungan intim harusnya penuh gairah begitu, ya Tapi karena ada penyakit ini, si pasangan jadi enggak mood, deh.
Tiap hari badan rasanya lemas dan ngantuk terus? Padahal nggak begadang? Bisa jadi itu karena efek yang suka "main" dengan tangan. Apa hubungannya?
Jelas ada. Saat lelaki sudah sampai di titik orgasme, otot-otot bakalan kontraksi. Nah, yang namanya kontraksi kan pasti menguras energi. Capek, kan? Jadi males ngapa-ngapain, ya sudah deh lemas saat beraktivitas.
ADVERTISEMENT
Panik? Tenang, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Penyakit ejakulasi yang dijelaskan tadi, untungnya ada obatnya.. Bukan minum pil, bukan olesin minyak. Tapi, minum cengkeh! Resepnya itu, cengkeh dicampur ginseng atau kayu manis.
Cara lainnya adalah, senam kegel! Cara ini akan membantu otot panggul lebih rileks dan juga kuat.
Terakhir, semoga manjur. Dengan cara melakukan hubungan seksual lebih banyak. Banyak lelaki yang sudah merasa insecure duluan sama performa seksnya. Jadi mereka minder, akhirnya lebih pilih masturbasi sendiri. Intinya sih, harus percaya sama pasangan. Lebih banyak hubungan seksual sama pasangan, rasa percaya juga akan timbul.
Bukan hal yang dilarang untuk menonton dan mengakses konten pornografi. Tapi, harus lebih bijaksana dalam melakukannya dengan sesuai kebutuhan. Jangan sampai kecanduan. Jangan biarin rasa nyaman itu, jadi bumerang buat diri sendiri.
Ilustrasi media sosial. Sumber foto: Pixabay