Konten dari Pengguna

Ekoturisme: Berwisata sambil Melestarikan Alam, Siapa Tak Mau?

Adzkia Jannatun Hanis
Mahasiswa S1 Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
23 Desember 2024 12:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adzkia Jannatun Hanis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kebun Binatang Ragunan/Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Kebun Binatang Ragunan/Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Seperti kata pepatah, "Sambil menyelam minum air", saat ini kita dapat menikmati keindahan alam sambil memberikan kontribusi positif bagi lingkungan. Itulah yang disebut dengan Ekoturisme. Tidak seperti wisata kebanyakan yang seringkali berfokus pada hiburan tanpa memperhatikan dampak lingkungan, ekoturisme mengutamakan hubungan harmonis antara manusia dan alam. Dalam konsep ini, wisatawan diajak untuk menjadi bagian dari upaya pelestarian lingkungan sambil menikmati keindahan yang ada. Prinsip utama ekoturisme adalah meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal, serta mendidik wisatawan tentang pentingnya pelestarian alam.
ADVERTISEMENT
Contoh Kegiatan Ekoturisme
Dalam praktiknya, ekoturisme mencakup berbagai kegiatan seperti tracking, camping, birdwatching, hingga menjelajahi taman nasional. Beberapa destinasi populer di Indonesia untuk kegiatan ini adalah Kebun Binatang Ragunan di Jakarta Selatan, Taman Nasional Gunung Leuser di Sumatra untuk trekking dan melihat orangutan, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur untuk camping dan menikmati pemandangan matahari terbit, serta Taman Nasional Bali Barat untuk birdwatching.
Wisata budaya juga menjadi bagian dari ekoturisme, di mana wisatawan dapat mengunjungi desa adat, mempelajari kerajinan tangan, atau mengikuti upacara tradisional. Contoh destinasi untuk wisata budaya adalah Desa Wae Rebo di Nusa Tenggara Timur, Desa Penglipuran di Bali, dan Kampung Naga di Jawa Barat.
Selain itu, wisata petualangan seperti rafting, snorkeling, atau diving juga menjadi daya tarik yang populer. Wisatawan dapat mencoba rafting di Sungai Ayung, Bali, snorkeling di Pantai Pink, Labuan Bajo, atau diving di Raja Ampat, Papua dan masih banyak lagi tempat ekowisata lainnya. Semua kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman yang unik sekaligus mendorong kesadaran terhadap lingkungan.
ADVERTISEMENT
Manfaat Ekoturisme
Manfaat ekoturisme dirasakan oleh berbagai pihak. Bagi lingkungan, ekoturisme membantu melestarikan keanekaragaman hayati, menjaga keseimbangan ekosistem, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga alam. Bagi masyarakat lokal, ekoturisme meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja, dan membantu melestarikan budaya. Bagi wisatawan, ini adalah kesempatan untuk mendapatkan pengalaman bermakna sekaligus berkontribusi pada pelestarian alam.
Namun, mengembangkan ekoturisme bukan tanpa tantangan. Pengelolaan yang buruk dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, sementara kapasitas daya dukung lingkungan perlu diperhatikan agar tidak ada kelebihan wisatawan yang berdampak negatif. Contoh sukses ekoturisme di Indonesia menunjukkan potensi besar yang dimiliki negeri ini. Taman Nasional Komodo, misalnya, berhasil menjaga habitat komodo dengan pengelolaan wisata yang ketat. Desa Penglipuran di Bali menjadi contoh bagaimana budaya lokal dapat menjadi daya tarik wisata tanpa kehilangan keasliannya. Raja Ampat, dengan aturan ketat untuk menjaga keindahan bawah laut, kini menjadi destinasi diving kelas dunia.
ADVERTISEMENT
Etika dan Edukasi dalam Ekoturisme
Etika wisatawan sangat penting dalam mendukung ekoturisme. Dengan mengikuti aturan, menjaga kebersihan, dan menghormati masyarakat lokal, wisatawan dapat menjadi agen pelestarian lingkungan. Edukasi bagi wisatawan dan masyarakat lokal juga menjadi kunci keberhasilan ekoturisme. Dengan pemahaman yang lebih baik, setiap pihak dapat bekerja sama untuk menjaga keindahan alam bagi generasi mendatang. Ekoturisme adalah cara menikmati liburan sambil ikut serta melestarikan bumi. Siapa tak mau?