Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Perjuangan Tiada Henti
31 Mei 2022 17:07 WIB
Tulisan dari Hanna Ratih Aninditya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang ibu akan berjuang bagaimanapun untuk hidup anaknya, begitulah sosok Mawar. Mawar adalah salah satu pedagang baju di pasar jaya yang berada di Jakarta Selatan. Sehari-hari ia berjualan baju di pasar guna mencari nafkah.
ADVERTISEMENT
Mawar memulai karirnya berjualan pada tahun 2007. Saat itu kedua anaknya masih sangat kecil. Ada perasaan tak tega ketika harus meninggalkan kedua anaknya yang setiap hari ia jaga dan rawat. Mau tak mau ia harus menggantikan suaminya mencari nafkah karena pada saat itu suaminya baru saja berhenti bekerja, dan tak kunjung mendapatkan pekerjaan.
Dimulai ketika Mawar membantu kakak ipar berjualan di toko, lalu Mawar perlahan-lahan memutuskan untuk berjualan sendiri.
Kerudung dengan harga tiga ribu yang dijual Mawar untuk pertama kalinya. Dengan modal hanya menggelar tikar, kemudian ia menjual barang dagangan di depan pasar. Saat itu Mawar belum memiliki toko sendiri. Mawar merasa tak enak jika harus menumpang tempat dengan kakak ipar. Maka Mawar memutuskan untuk benar-benar merintis usahanya dari nol.
ADVERTISEMENT
Untuk menyuplai barang, Mawar harus bolak-balik setiap dua hari sekali ke pusat grosir Tanah Abang. Dengan menggunakan transportasi kereta rel listrik (KRL) yang dimana pada saat itu KRL belum begitu tertib dan nyaman seperti saat ini. Saat merintis Mawar mengaku tidak selalu mendapat pelanggan yang baik.
Sampai pada akhirnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hendak melakukan pemugaran pasar, pasar kemudian dialokasikan ke tempat lain. Para pedagang yang belum memiliki toko tidak akan mendapat tempat saat pembangunan.
Mawar memutuskan nekat untuk membeli toko. Ia harus meminjam uang kesana kemari, orangtua Mawar di kampung juga ikut membantu mencari pinjaman.
Ketika Mawar berhasil mendapatkan toko, ia harus kembali berjuang dengan keuntungan yang belum terlalu besar untuk membayar cicilan hutang seluruh pinjamannya.
ADVERTISEMENT
Selain itu Mawar juga harus membiayai kebutuhan rumah tangga sehari-hari, membayar sewa rumah yang ia kontrak, sampai biaya sekolah kedua anaknya. Mawar benar-benar bekerja keras untuk semua itu.
Sampai akhirnya Mawar berhasil membayar lunas cicilan toko, saat itu juga penjualan di toko miliknya sudah mulai berkembang. Mawar sudah banyak memiliki pelanggan tetap. Serta kini Mawar dapat menyuplai barang baru dengan pilihan yang lebih banyak. Toko Mawar semakin mulai ramai, dan pesanan semakin meningkat.
Mawar semakin semangat untuk bekerja keras mencari uang, ia berangkat dari pagi buta hingga pulang malam hari dari toko.
Biasanya ketika memasuki bulan Ramadhan, Mawar benar-benar sibuk. Bahkan ia sampai harus pulang jam setengah 12 malam dari pasar. Mawar benar-benar sibuk hingga tak punya terlalu banyak waktu untuk anaknya. Akan tetapi Mawar selalu menyempatkan waktu setiap akhir pekan untuk menghabiskan waktu bersama.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya di tengah semua perjuangannya, pandemi melanda. Pasar ditutup, segala aktivitas dibatasi. Mawar berpikir keras bagaimana harus tetap mencari nafkah. Mawar memutuskan untuk belanja barang suplai secara online, dan kemudian harus mengantar barang satu persatu ke rumah para pelanggannya. Semua itu Mawar lakukan sampai akhirnya pasar bisa kembali dibuka.
Kini kedua anak Mawar sudah masuk ke perguruan tinggi. Kedua anaknya juga suka membantunya berjualan.
Perjuangan Mawar mencari nafkah belum selesai. Mawar masih harus mencari nafkah, dan ia mengaku ingin membeli sebuah rumah. Walau begitu ia bersyukur memiliki dua anak yang selalu setia menemani, dan mau membantu dalam keadaan susah maupun senang.
Menurutnya perjuangannya selama ini tidak ada yang sia-sia. Terlebih lagi saat kedua anaknya dapat masuk ke perguruan tinggi negeri. Mawar sangat merasa haru dan bangga. Ia sangat bersyukur di tengah jalan perjuangannya yang masih panjang, ia memiliki kedua anak yang sayang dan peduli kepadanya.
ADVERTISEMENT