Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mie Instan Bukan Setan, Nikmat Tanpa Beban!
12 Oktober 2024 20:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Hanna Rhelaya Y R tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta - Belakangan Dr. Tirta mengatakan kalau “Mie instan itu tidak berbahaya! Tapi gaada gizinya.” saat Beliau menjadi tamu di program The Samuel Crist Show yang tayang di kanal YouTube Samuel Crist. Perdebatan mengenai mie instan rasanya tidak pernah berhenti. Tetapi mendengar hal ini sebagai pencinta mie instan pasti akan merasa lega bukan?
ADVERTISEMENT
Dalam vidio podcast tersebut Dr. Tirta mengutarakan "Siapa bilang mie instan bahaya?". Bahkan Dr. Tirta menantang untuk memberikan bukti jurnal ilmiah yang menyatakan bahwa mie instan berbahaya. Melalui pernyataanya, Beliau menegaskan bahwa mie instan tidak memiliki gizi dan nutrisi. Sehingga mie instan hanya bisa dijadikan sebagai pengganti karbohidrat atau nasi. Ini berarti mie instan hanya bisa dijadikan sebagai sumber energi saat kita beraktivitas.
"Mie instan nggak ada gizinya, jadi nggak ada proteinnya, minimal karbo yang dikumpul sama tepung dan dikasih bumbu, bumbunya natrium. Ternyata dari penelitian, jika mi instan dimakan menggunakan sayur, telur, daging, ya ada gizinya lah!" ungkap Dr. Tirta.
Mie instan tidak berbahaya, tetapi mie instan akan menjadi makanan yang kurang lengkap kebutuhan gizinya saat dimakan dengan polos. Jika kita menambahkan sumber protein dan sumber vitamin, bisa dipastikan mie instan bisa menjadi makanan sehat untuk kita. Sumber protein yang dimaksud bisa berupa daging ayam, daging sapi atau telur. Sedangkan sumber vitamin yang bisa kita jadikan topping dalam mie instan seperti sayur sawi, tomat dan wortel. Kita tetap bisa memakan mie instan dengan aman dan mengkreasikannya sesuai selera kita karena kita akan tetap mendapat gizi yang seimbang untuk tubuh saat menambahkan berbagai topping sehat pada mie instan.
ADVERTISEMENT
Kita perlu pertimbangkan juga, jumlah mie instan yang kita makan. Tidak baik memakan mie instan lebih dari satu bungkus karena satu bungkus mie instan sendiri sama saja sudah cukup memenuhi kebutuhan energi kita seperti memakan satu porsi nasi putih. Menurut artikel dari Kompas.com, jika dilihat dari ukuran rata-rata, mi instan dengan berat 85 gram mengandung 66 gram karbohidrat, sedangkan satu porsi nasi putih atau sekitar 100 gram memiliki kandungan karbohidrat sebesar 40 gram (25/11/2023). Jadi sangat tidak disarankan untuk memakan mie instan dengan tambahan nasi putih ya! Karena akan sama saja dengan makan double karbohidrat.
Dalam podcast tersebut, Dr. Tirta menjelaskan bahwa sekarang masyarakat melihat mie instan sebagai suatu makanan yang beracun. Padahal awalnya, mie instan digunakan untuk tujuan bertahan hidup. Mie instan awalnya dibuat benar-benar untuk saat genting yaitu saat pasca perang dunia ke 2 di Jepang, saat dimana ekonomi di Jepang belum stabil akibat kekalahannya, sehingga dibuatlah mie instan menjadi jalan keluar sebagai makanan cepat saji dan murah proses pembuatannya menurut Kompas.com (8/8/2021)
ADVERTISEMENT
Jadi bisa disimpulkan bahwa mie instan bukanlah musuh utama kesehatan kita jika kita memakannya dengan topping yang sehat dan kita bisa mengatur jumlah mie instan yang kita makan. Ada hal-hal besar lainnya yang lebih membawa dampak serius bagi kesehatan manusia jika dihiraukan daripada mie instan. Seperti masalah olahraga, merokok, waktu tidur yang kurang, kebiasaan mengonsumsi gula yang tinggi dan kebiasaan buruk lainnya. Tetapi kita tetap harus bijak dalam mengonsumsi mie instan dalam jumlah yang wajar dan tetap mengatur pola makan yang teratur dan sehat. Karena mie instan tidak akan memberikan dampak negatif yang signifikan untuk tubuh kita jika kita tahu dengan benar cara memakan mie instan dengan tepat. Sama seperti nasihat orang tua yang sering kita dengar, segala sesuatu yang berlebihan tidak baik.
ADVERTISEMENT
Hanna Rhelaya Y. R, mahasiswi Universitas Pembangunan Jaya.