Duh, Kegadisanku...!

Hanna Yohana
Tugas manusia adalah menjadi manusia. #PramoedyaAnantaToer.
Konten dari Pengguna
23 April 2018 23:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hanna Yohana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebut saja namaku Yulia. Panggilan manis, yang aku sukai. Umurku 21 dan bungsu dari dari tiga bersaudara. Kami hidup dengan status ekonomi “pas-pasan”. Karena status demikian, meski aku bungsu aku tak pernah dimanja dan berani berfikir muluk. Jangan heran, saat lulus SMP aku hanya bercita –cita masuk SMA dan begitu lulus dapat bekerja di pabrik. Dengan demikian aku bisa membantu orang tuaku sekaligus mengabiskan masa muda dengan teman –teman sekampung .
ADVERTISEMENT
Namun cita –cita sederhana itu hanyalah berhenti jadi cita –cita. Ini lantaran ayah dan ibuku tak mengijinkan aku melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Sebaliknya, mereka justru menekan agar aku jadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) di Arab Saudi seperti kedua kakak perempuanku .
Keinginan ayah tak bisa dibantah. Ia memang keras kepala. Maka ketika Omku yang kebetulan menjadi guru SMA berniat menyekolahkan dan menanggung semua biayanya, ia tetap tidak memberi ijin.
Bahkan ia mengancam, kalau aku nekad menerima ajakan Om, ia akan mengusirku.
“Bukan hanya mengusir, aku juga tidak mau mengakui kamu sebagai anak. Ini untuk pelajaran bagi anak yang durhaka sama orang tua,” katanya tegas.
ADVERTISEMENT
Apa boleh buat, aku tunduk dengan larangan ayah. Aku takut dicap sebagai anak durhaka. Maka dengan berat hati aku mendaftar di PJTKI. Setelah melalui seleksi administrasi akupun berangkat ke Saudi. Sedih rasanya berangkat menjadi TKI. Bepisah dengan ibu dan bekerja keras agar majikan tersenyum. Aku sesenggukan saat pesawat take off menuju Saudi. Rasanya, jiwa ini seperti terpisah dengan raga. Melayang dan melayang.
Namun aku tak boleh cengeng terus menerus. Hidup harus dijalani. Barangkali ini memang takdir Allah yang tak terelak. Aku harus mampu mampu mengatasi semuanya. Dan pulang kembali dengan selamat serta tak mau pergi lagi menjadi TKI, berapapun banyaknya bayaran yang ditawarkan.
ADVERTISEMENT
Kontrak sebagai PRT selama dua tahun berhasil aku selesaikan tanpa ada kendala. Alhamdulilah, aku bias pulang. Senang rasanya melihat kedua orang tuaku wajahnya berbinar bahagia. Kupeluk mereka berdua. Tak terasa akupun hanyut dalam keharuan.
Aku di rumah hanya tiga tiga bulan. Hasil kerja selama dua tahun yang kutabung sebagian kubelikan tanah. Dan sebagian lain untuk memperbaiki rumah orang tuaku yang memprihatinkan. Aku bangga, meski hanya seorang PRT tapi bisa berbahkti kepada kedua orang tua. Membelikan tanah dan memperbaiki rumah.
Biasa bekerja, setelah tiga bulan di rumah aku mulai gelisah. Aku ingin bekerja kembali. Tanpa banyak kesulitan, aku mendaftar lagi di PJTKI i dan diberangkatkan ke Taiwan. Seperti di Saudi, di Taiwan pun aku jadi PRT.
ADVERTISEMENT
Di Taiwan nasibku tidak sebaik di Saudi. Aku sering kelelahan bekerja karena terlalu banyak bekerja. Majikanku yang judes dan galak itu mempunyai dua rumah besar yang indah dan cukup mewah. Nah rumah itu harus aku bersihkan sendirian setiap hari. Kadang malah, rumah orang tua majikanku juga aku yang membersihkan.
Tugas rutinku tak hanya itu. Aku masih dibebani beberapa pekerjaan, termasuk mengepak barang –barang pabrik yang mau dikirim oleh relasi majikanku. Alhasil aku baru bias tidur jam dua dini. Dan itu berlangusng sejak aku tiba di Taiwan.
Dengan pekerjaan yang berat seperti itu, aku tidak kuat untuk meneruskan kontrak kerja selama Sembilan bulan. Aku hanya bisa bertahan selama sembilan bulan dan aku mengajukan break kontrak, pulang ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Melihat aku pulang ayah marah besar. Katanya ia malu sama tetangga punya anak yang gagal bekerja di rantau orang. Sebodoh amat….aku tak menanggapi kekecewaan ayah. Yang penting aku bisa menyelamatkan diri dari pekerjaan yang berat itu. Mungkin kalau aku teruskan, bisa jadi aku kelak akan berpenyakitan gagal ginjal. Ini karena bekerja berat sepanjang waktu.
Sebelum di rumah, kembali aku mendaftar kerja di Hong Kong. Beda saat aku berangkat ke Taiwan dan Arab. Berangkat ke Hong Kong ternyata banyak sekali persyaratan. Walhasil, setelah mendaftar aku baru bisa berangkat enam bulan kemudian.
Hingga hari ini aku belum lupa. 9 Maret 2012 kakiku menginjak di Hong Kong. Aku mendapat majikan yang baru pertama kali mengambil pembantu. Rumah majikanku berada di Shatin, dengan anggota keluarga yang masih muda sebaya kakakku.
ADVERTISEMENT
Tuan usianya sekitar 36 dan istrinya 34. Mereka memiliki dua balita. , Sulungnya berusia dua tahun sembilan bulan, sementara adiknya delapan bulan.
Pertama datang, majikanku ramah dan baik. Dengan sabar mengajari aku cara bekerja dengan benar. Misalnya, saat mencuci piring bayi yang ditaruh di vacum agar steril. Mungkin lantaran aku sudah bisa dipercaya, setelah aku bekerja satu bulan majikan perempuan mulai bekerja lagi, otomatis aku sendirilah yang harus menghandle kedua anaknya. Memang, kadang majikan laki-laki suka membantu menangani anak sulungnya. Maklum ia banyak bekerja di rumah, entah apa yang dikerjakan.
Ketika nyonya bekerja, akupun di rumah hanya dengan tuan dan kedua bayinya. Dari sinilah majikanku mulai menunjukkan perhatian. Bahkan ia memberi hadiah handphone segala. Semenjak aku diberinya handphone , bila ada SMS masuk tuan selalu ingin tahu siapa yang mengirim SMS tersebut. Dia pernah pula bertanya, apakah aku sudah punya pacar.
ADVERTISEMENT
Rupanya, diam –diam majikan lelaki sangat usil dan seperti orang “kegatelen”. Ia mulai berlaku kurang ajak. Ia suka memegang pantat. Kadang dari belakang mengelus punggungku. Tentu saja saja aku protes, tapi ia cuek saja.
Makin hari kekurangajaranya makin gila. Dia suka merayu dengan iming –iming macam -macam. Dia pernah merayu ingin meniduriku. Aku pun menolak dengan keras. Dia selalu mencari celah untuk bisa mendekati untuk meraba payudara atau bagian tubuh yang lain.
Hari itu, 1 Agustus. Tuan mulai bekerja di luar. Ia berangkat jam tujuh pagi dan pulang jam tujuh malam. Sementara nyonya kerja dari jam sepuluh pagi sampai jam sepuluh malam. Karena kedua majikan bekerja rumah dipasang kamera agar mereka dapat mengontrol kegiatanku.
ADVERTISEMENT
Tiga hari kemudian, ketika kedua momonganku sedang tidur akupun mencuci botol susu. Tiba –tiba, entah darimana datangnya, majikan laki-laki masuk ke dapur dan langsung memelukku dari belakang. Ia juga memegangi kedua tanganku dengan kuatnya. Aku tak bisa bergerak sama sekali, cengkeramannya sangat kuat. Dari belakang Tuanku terus menciumiku. Tidak itu saja, ia juga menggerayangi wilayah sensitive di bawah pusar.
Aku sontak teriak dan menangis. Aku berontak dengan kuat. Aku dorong majikanku dan akupun terlepas dari cengkeramannya. Dengan marah kuraih pisau. Aku mengancam, kalau majikanku masih terus mau memperkosa, aku akan bunuh diri .
ADVERTISEMENT
Anehnya, ia dengan santai bilang, kalau dia ngejeng (ambil) aku bukan hanya untuk menjaga anaknya, tapi juga melayaninya. Aku benar –benar jijik dan marah melihat majikanku.
Sore itu ketika aku selesai memandikan bayi, lantas bayinya aku beri minum susu dan tertidur, gantian aku memandikan anak asuhku yang besar. Sudah menjadi kebiasaan kalau yang besar mandi begitu selesai badannya disabuni membiarkan sebentar dia bermain air. Dan aku otomatis tetap didekatnya sambil menjaga kalau dia ada apa-apa. Melihat aku sedang duduk tuan menyuruhku mengambil kue di dapur. Ketika aku sedang mencari barang yang diminta tuan tanpa diduga, majikanku ikut masuk ke dapur dan langsung menutup pintu.
ADVERTISEMENT
Tuan mendekatiku sambil mengeluarkan kemaluannya dan menyuruh aku memegangi.Aku gemetaran dan takut kalau kejadian tadi malam terulang lagi.
"Amui, tolong bantu aku ya ! " kata majikanku. Ia dengan cepat menarik tanganku dan mencengkeramnya kuat-kuat sampai aku tidak bisa bergerak. Dengan nafsunya ia menciumiku dan meraba bagian di bawah pusar.
Kejadian itu membuat aku histeris, teriak-teriak bahkan menjerit seperti orang kesurupan. Melihat aku menangis tuan malah cengengesan dan bilang.
" Awas, kalau kamu berani bilang sama nyonya,” katanya. Aku pun masuk ke kamar mandi, sambil nangis aku telpon agen. Tapi lagi-lagi jawaban dari agen hanya menyuruh aku untuk bersabar dan tenang, padahal sudah dua kali tuan melakukan perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan seorang majikan ke pembantunya.
ADVERTISEMENT
Sudah beberapa kali aku bilang pada agen. Agen selalu bilang agar aku sabar dan tenang. Aku sampai mengancam, kalau agen tidak menolong, aku akan kabur. Aku benar-benar sudah tidak kuat lagi, setiap hari aku hanya bisa menangis, mau curhat aku tidak punya teman, sementara kalau aku kabur aku harus kemana.
Suatu sore, selagi aku di kamar tiba –tiba Tuan berdiri di depan pintu.
Aku usir dia keluar dari kamar, tapi dia tetap saja berdiri di depan pintu. Akupun cuek l pura-pura SMS an. Perasaan takut dan deg-degan kalau-kalau Tuan bertindak tidak senonoh lagi seperti kejadian kemarin.
ADVERTISEMENT
Dan benar saja, tuan mendekatiku. Aku bergeser pindah tempat dan rasanya ingin lari, tapi dengan reflek tuan menarik tanganku kuat-kuat hingga aku terjatuh ke tempat tidur. Tuan menindihku sambil memegangi kedua tanganku. Dan dengan penuh nafsu berusaha menciumiku. Sekuat tenaga aku berusaha melawan, tapi saking kuatnya tuan mencengkeram kedua tanganku serta menindihku aku tidak bisa bergerak sedikitpun.
Aku menangis, menjerit sekuatnya tapi Tuan semakin bernafsunya. Dia bahkan menciumi payudaraku dan berusaha melepas celanaku. Aku melawan sebisanya. Kuraih hanger tapi lepas. Tuanku berhasil menekanku. Perlawananku gagal. Majikanku tiba berdiri melepas tekanannya.
Aku menangis, menjerit sekuatnya. Hilang sudah kegadisanku direnggut majikanku. Waktu aku menjerit anaknya yang besar bangun dan mencari papanya di kamarku. Dengan terburu-buru tuan memakai celananya kembali dan langsung keluar sambil menggendongnya. Saat itu juga sambil nangis aku telpon agen.
ADVERTISEMENT
Agen malah membentakku " Ada apa lagi, kamu sehari berapa kali telpan-telpon terus ".
Aku bilang ke agen kalau tuan sudah memperkosaku. Aku mau keluar rumah. Kini agen menyadari sesuatu telah terjadi. Ia pun menghubungi polisi dan aku diminta bersabar, sebentar lagi polisi akan datang.
Dengan sesenggukan aku memberi minum susu pada anak. Majikanku masuk kamar mandi dan mengunci pintu. Secepat kilat, aku lari membuka pintu rumah. Tepat saat aku keluar, polisi dating. Aku malah sempat bertabrakan dengan polisi itu yang sedang di depan pintu. Mendengar aku lari, Tuanku keluar dari kamar mandi mengejarku. Dan dia berhenti ketika polisi dengan cepat menyambar tangannya dan memborgolnya.
ADVERTISEMENT
Ketika nyonya pulang dan mendapati rumahnya banyak polisi dia kaget. Polisi lantas menjelaskan kronologinya. Sambil menggendong anaknya, Nyonya majikanku menatapku sinis. "Dasar kamu pembantu sialan” katanya.
Aku berada di kantor polisi semalam. Lebih dari sepuluh kali aku di intrograsi polisi, dari A sampai Z. Dan aku bisa sedikit lega. Hasil visum et repretum, selaput daraku juga masih utuh. Dokter memberi dua pil yang harus aku minum dua belas jam sekali, untuk menghindari supaya aku tidak hamil. Dan aku berdoa, semoga Majikanku dihukum dengan setimpal. Ya Allah, lindungilah aku dari kebejatan itu..! (Hanna).
ADVERTISEMENT