Konten dari Pengguna

Ketakutan Anak Generasi Z pada Gaya Hidup FOMO

Hanni Kalyah Rachel
Mahasiswi Jurusan Hukum di Universitas Pamulang (UNPAM)
16 Oktober 2024 14:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hanni Kalyah Rachel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi fomo,foto : pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fomo,foto : pexels.com
ADVERTISEMENT
Gaya hidup saat ini telah mengalami perubahan signifikan, terutama di kalangan Generasi Z. Yang dimana mereka menikmati perkembangan zaman yang begitu cepat dan terus berkembang. Salah satu aspek penting dari gaya hidup Generasi Z adalah gaya hidup "Fear Of Missing Out" yang diterjemahkan menjadi "Rasa Takut Ketinggalan" atau yang lebih dikenal dengan singkatan FOMO.
ADVERTISEMENT
FOMO sendiri mengacu pada rasa perasaan takut, kecemasan, dan kekhawatiran yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan atau melewatkan suatu momen yang sedang populer dan menarik di posting media sosial yang mereka miliki. Generasi Z, yang tumbuh dan ikut serta dalam perkembangan era digital yang semuanya serba terhubung dimana-mana, itu sangat terpengaruh oleh media sosial dan menjadi suatu atensi atau perhatian mereka terhadap kehidupan penuh kegembiraan dan mewah yang dipamerkan oleh mereka di media sosial. Dengan melihat postingan-postingan yang menggambarkan suatu kehidupan yang menarik dari orang lain, Gen Z merasa terdorong untuk ikut terlibat dalam tindakan yang sama dan memperlihatkan seakan-akan mereka memiliki kehidupan yang sama.
Bagaimana FOMO mempengaruhi gaya hidup Generasi Z? FOMO menciptakan suatu kecemasan dan kurangnya kepuasan dalam hidupnya. Rasa ketinggalan atau kekurangan tersebut membuat mereka merasa kurang puas dengan hidup mereka sendiri. FOMO ini juga dapat mempengaruhi tindakan yang diluar nalar pada seseorang, tanpam memikirkan resiko atau akibat dari apa yang dilakukan. Tindakan tersebut seperti berbelanja secara berlebihan karena mengikuti tren terbaru dan ingin mendapat suatu validasi atau pengakuan dan perhatian dari orang lain.
ADVERTISEMENT
Namun, untuk menghadapi gaya hidup FOMO, Generasi Z perlu mengembangkan suatu keterampilan dan mindset yang lebih seimbang. Yang pertama, kita harus mengenali bahwa apa yang postingan yang diupload di media sosial hanyalah selektif belaka dari kehidupan seseorang, bukan cerminan keseluruhan kehidupan seseorang yang sebenernya terjadi. Tidak semua momen yang berharga dan bahagia diposting di media sosial. Setiap orang memiliki tantangan dan kekurangan sendiri yang tidak tampak di balik layar.
Selain itu, Generasi Z perlu meningkatkan minat dan nilai pribadi (value) dengan menghabiskan waktu dengan hal-hal yang bermanfaat. Ikut berpartisipasi dalam aktivitas atau menjadi hubungan yang positif dapat membuat kepuasan hidup sendiri. Generasi Z juga perlu diberikan informasi dan strategi untuk mengelola FOMO. Dimana diperlukannya kesadaran akan pengaruh negatif yang ditimbulkan dari gaya hidup FOMO, serta pentingnya mengambil keputusan yang bijaksana dan mempriotaskan kepuasan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Generasi Z juga perlu membatasi waktu bermain media sosial. Hal ini dapat mengurangi rasa kecemasan dan memberikan mereka waktu untuk membentuk koneksi nyata di dunia nyata. Dengan menghabiskan lebih banyak waktu diluar, mengikuti kegiatan sosial, dan menjaga keseimbangan antara kehidupan online dan offline sehingga dapat menciptkan kehidupan yang seimbang.
Gaya hidup FOMO sangat relevan dalam kehidupan Generasi Z saat ini. dorongannya untuk terlibat dalam momen populer dapat menciptakan kecemasan dan ketidakpuasan dalam hidupnya. Namun, dengan melakukan penanggulangan yaitu kesadaran diri, berani mengambil keputusan yang bijaksana, dan mengurangi untuk mengikuti "trending" di media sosial, dapat membangun hidup yang seimbang dan memuaskan.