Konten dari Pengguna

Seni Membaca Garis Tangan di Tempat Rekreasi Keluarga, Bahayakah?

Hanny Nurulhade Pratami
Mahasiswi Komunikasi semester 4 Sekolah Vokasi IPB
21 Maret 2022 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hanny Nurulhade Pratami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perlengkapan seniman pembaca garis tangan di Kota Tua Jakarta. Foto: Hanny Nurulhade P
zoom-in-whitePerbesar
Perlengkapan seniman pembaca garis tangan di Kota Tua Jakarta. Foto: Hanny Nurulhade P
ADVERTISEMENT
Jakarta – Zaman yang serba modern seperti sekarang ini, ternyata tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyak orang yang percaya akan hal-hal yang berkaitan dengan ramalan. Sebagai contoh, masih banyak stasiun televisi nasional yang menghadirkan juru ramal sebagai bintang tamu setiap akhir tahun, untuk meminta prediksi kejadian yang akan terjadi di tahun yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya melalui televisi, para juru ramal ini dapat kita jumpai secara langsung, bahkan di tempat rekreasi keluarga. Meskipun hanya dianggap sebagai sebuah hiburan, apakah fenomena ini dapat memberikan pengaruh buruk?
Banyaknya seniman yang menawarkan jasa membaca garis tangan di tempat rekreasi keluarga, salah satunya di Kota Tua Jakarta, dikhawatirkan dapat memengaruhi anak-anak yang melihatnya.
Kebiasaan membaca dan mendengar ramalan tidak dapat dianggap wajar dan dapat membahayakan. Menurut ilmu psikologi, terlalu memercayai ramalan dapat berpengaruh buruk pada kehidupan sosial kita. Beberapa dampaknya yaitu, hilangnya rasa percaya diri, sulit mengambil keputusan, membatasi diri dari dunia luar, bahkan dapat merusak hubungan dengan orang lain.
Islam juga mengajarkan, mendatangi juru ramal atau sekadar memercayai ramalan termasuk kategori syirik. Di dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan bahwa tidak ada yang mengetahui perkara yang gaib kecuali Dia. Dalam firman-Nya dikatakan:
ADVERTISEMENT
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Lukman [31]: 34).
Percaya dengan ramalan merupakan tindak kekafiran. Wal’iyadzu billah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu dia membenarkannya, maka dia berarti telah kufur pada (Al-Qur’an) yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad no. 9532, hasan).
Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk memberikan pengertian pada anak agar tidak mengartikan ramalan sebagai hal yang wajar. Anak-anak sejak dini seharusnya diajarkan untuk tidak memercayai dan mencari-cari ramalan agar dampak buruk yang dijelaskan di atas tidak terjadi.
ADVERTISEMENT
Kita tidak dapat sepenuhnya melarang para seniman-seniman pembaca garis tangan ini untuk menawarkan jasanya di tempat rekreasi keluarga seperti yang banyak ditemui di Kota Tua Jakarta. Meskipun begitu, kita sebagai makhluk yang memiliki akal pikiran seharusnya dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan tetap membatasi diri dan terus meningkatkan keimanan kita agar tidak terpengaruh dengan hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang tersayang.
Hanny Nurulhade Pratami
J0301201135
Mahasiswi Komunikasi Sekolah Vokasi IPB