Konten dari Pengguna

Relate Sama Kehidupan Remaja! Kenali Emosi Negatif Pada Film Inside Out 2

Hanny Savitri
Mahasiswi Psikologi, Universitas Pembangunan Jaya
15 Juli 2024 15:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hanny Savitri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
emosi negatif dalam film Inside Out 2, sumber : canva.com
zoom-in-whitePerbesar
emosi negatif dalam film Inside Out 2, sumber : canva.com
ADVERTISEMENT
Film animasi Disney Pixar “Inside Out 2” telah hadir kembali di bioskop Indonesia pada 12 Juni 2024. Film ini menjadi Film terlaris sepanjang 2024 dengan membawa penonton untuk masuk ke dalam dunia emosi pada peran utama film ini, yaitu Riley Andersen. Pada film ini, Riley sudah beranjak remaja yang menghadapi berbagai perubahan dalam dirinya dan tantangan baru seiring dengan usianya yang semakin dewasa. Riley harus beradaptasi dengan lingkungan baru, bergabung dengan tim hoki sekolah dan menjalin pertemanan yang baru. Hal ini dapat menghadirkan emosi baru yang lebih kompleks pada dirinya.
ADVERTISEMENT
Dalam Film ini menghadirkan empat emosi baru yang sangat berbeda dengan masa kecil Riley. Ia harus menghadapi emosi emosi baru ini dengan Anxiety (Kecemasan), Envy (Iri Hati), Ennui (Kebosanan) dan Embarrassment (Rasa Malu). Di dalam dirinya Anxiety berusaha untuk menguasai dan membuang semua emosi lama yang dimiliki oleh Riley. Dengan hadirnya emosi baru ini dapat membuat kekacauan dan sangat memengaruhi hubungan Riley dengan orang sekitarnya.
Mari kita kenal lebih dalam emosi emosi baru yang dimiliki oleh Riley pada film Out Side 2 :
- Emosi Anxiety (Kecemasan) ini dapat membuat Riley lebih sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan menghadapi berbagai perubahan. Dengan rasa cemas yang milikinya membuat Riley selalu memikirkan hal hal negatif yang belum tentu terjadi dalam kehidupannya. Emosi ini juga membuat Riley kesusahan dalam berpikir secara jernih, merasakan detak jantung yang cepat dan kesulitan dalam tertidur, Riley juga lebih mudah berselisih dengan kedua orang tuanya karena kekhawatiran yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
- Emosi Envy (Iri Hati) ini dapat membuat Riley selalu iri dengan pencapaian yang dimiliki oleh orang lain dan sangat mengganggu hubungan nya dengan teman-teman baru. Iri hati yang dimiliki oleh Riley ini membuat riley saat Latihan bertanding tidak mau bertukar posisi untuk mencetak goal dengan temannya. Ia selalu ingin menjadi yang terbaik di depan pelatih agar lolos ke kompetisi selanjutnya. Hal ini juga dapat dilihat dengan Riley yang latihan lebih awal dibandingkan dengan yang lain dan ia memaksa untuk melihat buku merah pelatih pada malam hari.
- Emosi Ennui (Kebosanan) ini dapat membuat Riley merasakan perasaan negatif terhadap sesuatu yang tadinya ia sangat senangi sehingga ia dapat merasa kurang termotivasi pada hal yang sangat disenangi.
ADVERTISEMENT
- Emosi Embarrassment (Malu) ini dapat membuat Riley merasakan rendah hati dengan orang sekitarnya. Ia sulit mengungkapkan keinginannya dikarenakan rasa malu ini, ia pun merasa malu jika mendapatkan support dari orang tua ataupun temennya dan dapat dilihat dalam film rasa malu ini muncul ketika ia bertemu dengan sekumpulan kelompok hoki yang di idolakan olehnya. Emosi malu ini pun dapat membuat Riley menghadapi kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Emosi ini membuat Riley sulit untuk memahami dan mengendalikan perasaan yang dimilikinya. Pertumbuhan emosi yang dimiliki oleh riley saat masa remaja adalah sebuah perjalanan yang penting sekali dalam membentuk sebuah kepribadian. Di mana dalam film ini kehidupan remaja Riley dipenuhi dengan emosi Anxiety yang paling menonjol. Hal ini membuat emosi lama Riley, yaitu Joy (Bahagia) memiliki pendapat bahwa semakin bertambah usia maka kebahagiaan akan semakin turun.
ADVERTISEMENT
Melalui film Inside Out 2 kita dapat mengenal lebih dalam kembali emosi emosi negatif yang dirasakan dalam diri kita. Kita juga dapat melihat dari sudut pandang lain emosi yang dirasakan saat remaja dapat berubah ubah dan kompleks. Film ini juga menunjukkan bagaimana pentingnya jati diri dan cara mengontrol kecemasan yang dimiliki. Dengan demikian, film ini memberikan panduan kepada orang tua agar lebih mengenal emosi yang dimiliki oleh anak dan membantu anak dalam mengelola emosi emosi baru yang muncul seiring dengan pertumbuhan anak.