Konten dari Pengguna

Aktif Berinovasi Saat Pandemi

Hanny Nurlatifah
Direktur Inovasi, Universitas Al Azhar Indonesia - Pengajar Marketing, Kewirausahaan dan Perilaku Konsumen
18 Desember 2020 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hanny Nurlatifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aktif Berinovasi Saat Pandemi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Oleh : Hanny Nurlatifah, Direktur Manajemen Inovasi dan Program, Universitas Al Azhar Indonesia (UAI)
ADVERTISEMENT
Telah diketahui bersama dengan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama masa pandemi COVID-19 menyebabkan lembaga-lembaga pendidikan tidak terkecuali perguruan tinggi harus ditutup karena menyebabkan kerumunan yang dianggap berpotensi menimbulkan penularan. Dengan kemajuan teknologi situasi ini sebenarnya tidak terlalu berpengaruh untuk tenaga pengajar maupun mahasiswa di perguruan tinggi, karena kegiatan perkuliahan masih tetap bisa dilaksanakan secara efektif dengan cara daring, aktivitas selain kegiatan pengajaran seperti yang tercantum dalam Tridarma perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat dan penelitian seharusnya tidak terhenti juga. Saya ambil contoh di Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) yang menurut saya dengan situasi PSBB kegiatan Tridarma di UAI tidak lantas menjadi terhambat, malah makin meningkat karena dengan menggunakan teknologi informasi daya jangkau nya menjadi semakin meluas meskipun tidak bertatap muka secara langsung.
ADVERTISEMENT
Situasi PSBB karena pandemi seharusnya mejadi momentum untuk berkarya bagi civitas akademika, terutama berkarya dalam kegiatan penelitian ataupun pengabdian masyarakat, civitas akademika yang dimaksud disini terdiri dari dosen, mahasiswa atau bahkan tenaga pendidik sekalipun harus tetap berkarya. Konsekwensi dari PSBB yang mengharuskan pekerja melakukan pekerjaan di rumah atau dikenal dengan istilah work from home (WFH) harusnya menjadikan keuntungan tersendiri karena dengan di rumah diharapkan menjadi banyak waktu untuk berfikir secara tenang sehingga memunculkan berbagai ide. Menurut sebuah riset, suasana tempat yang tenang, nyaman dan kondusif dapat merespon otak yang membuat ide-ide baru muncul, rumah selain dianggap mewakili suasana tersebut, dengan bekerja dirumah tentunya akan banyak bertemu dengan keluarga yang seharusnya membuat suasana hati menjadi tenang dan senang. Ide-ide yang diharapkan muncul saat dirumah salah satunya adalah ide inovasi.
ADVERTISEMENT
Produk Inovasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia inovasi adalah penemuan baru yang berbeda dari penemuan sebelumnya atau yang sudah dikenal sebelumnya, sebenarnya jika mengacu pada definisi tersebut apapun hal yang ditemukan selama itu berbeda dengan yang sebelumnya bisa disebut inovasi. Untuk melengkapi definisi inovasi diatas saya mengutip pernyataaan dari Tenday Fiki dkk didalam bukunya yang berjudul ‘The Corporate Startup’, mereka mengatakan bahwa inovasi selain memiliki gagasan yang baru juga harus memiliki nilai (value) dan model bisnis. Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa produk inovasi selain merupakan temuan baru, harus berguna bagi masyarakat dan juga menjadi produk yang memiliki nilai komersial yang dapat menghasilkan keuntungan. Jika hanya sebuah penemuan mungkin banyak sekali produk yang sudah dipatenkan secara formal, tetapi dari sekian produk tersebut hanya sedikit yang produk yang benar-benar mempunyai nilai atau berguna bagi masyarakat dan sekaligus memiliki nilai komersial yang siap dipasarkan.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi hal tersebut diatas pemerintah melalui Kemenristekdikti telah meluncurkan tools atau perangkat yang bernama Katsinov Meter dimana perangkat tersebut dapat mengetahui tingkat kesiapan produk inovasi yang terdiri dari kesiapan secara teknologi, pasar, organisasi, kemitraan, risiko, manufaktur, dan investasi. Diharapkan penerapan perangkat ini akan lebih banyak lagi produk inovasi yang berguna dan siap di pasaran.
Momentum Sebagai Penggerak Menuju Produk Yang Bernilai (Valued Product)
Perangkat Katsinov Meter dibuat sebagai upaya untuk membuat karya inovasi menjadi produk inovasi. Ukuran-ukuran yang dibuat perangkat tersebut memudahkan para inovator untuk melihat atau memonitor status kesiapan produk mereka menuju produk yang bernilai. Upaya lain yang dapat membuat produk menjadi bernilai adalah dengan memanfaatkan momentum. Seorang inovator yang juga dosen di UAI, Ahmad Juang Pratama sebelum terjadi pandemi melakukan inovasi dengan mengembangkan alat untuk membantu pernafasan, alat yang di beri nama Powered Air Purifying Respirator (PAPR) ini dapat digunakan untuk tenaga medis yang bekerja menanggani penyakit menular. Pada saat menanggani pasien penyakit menular, sesuai dengan prosedur keamanan, untuk mencegah penularan dari pasien, tenaga medis harus menggunakan hazmat atau alat pelindung diri, penggunaan hazmat ini selain tidak nyaman juga menyebabkan pemakai menjadi sulit bernafas. PAPR merupakan produk inovasi yang di desain untuk membantu tenaga medis yang sedang bekerja karena dapat terus menerus menyuplai udara segar untuk bernafas tanpa harus membuka hazmat. Menurut pembuatnya sebenarnya PAPR saat itu tidak terlalu diperhatikan, teknologinya sangat simpel, mirip dengan aerator yang biasa dipakai untuk akuarium, terlebih pada saat itu situasi sedang normal sehingga tidak terlalu dibutuhkan juga. Pada saat diciptakan alat PAPR hanya menjadi produk biasa yang dianggap kurang bernilai karena pembuatnya memiliki produk inovasi lain yang dianggap lebih baik dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih yang diharapkan menjadi produk andalan yang bernilai.
ADVERTISEMENT
Momentum pandemi COVID-19 telah membuat produk Powered Air Purifying Respirator (PAPR) menjadi sangat bernilai. Dengan dukungan dari UAI dan Pemerintah melalui BRIN produk yang tadinya berupa prototype didorong untuk menjadi produk jadi yang siap pakai. Melalui berbagai tes kelayakan akhirnya produk ini menjadi siap pakai dan dapat diproduksi secara masal. Memanfaatkan momentum secara tepat dan cepat merupakan kunci dari keberhasilan produk PAPR dan tentunya semua dapat terlaksana dengan dukungan berbagai pihak. Mengutip dari pernyataan Hermawan Kartajaya, pandai memanfaatkan momentum akan memudahkan kita dalam melakukan sesuatu, namun jika terlewat akan sulit sekali medapatkan momentum yang sama atau malah tidak memanfaatkan momentum sama sekali.
Penutup
Sebagai bagian dari kinerja inovasi, Direktorat Manajemen Inovasi dan Program (DMIP) UAI mencoba mengumpulkan sekaligus mengkurasi produk-produk inovasi yang telah dihasilkan civitas akademika. Produk tersebut dikumpulkan dalam kurun waktu 2019-2020 dan berhasil di kurasi sebanyak 31 produk yang diukur tingkat kesiapannya berdasarkan pengukuran dengan perangkat Katsinov Meter. Kumpulan produk tersebut didokumentasikan dalam bentuk Buku Profil Produk Inovasi 2019-2020, buku dibuat selain sebagai apresiasi terhadap para inovator juga sebagai bagian dari strategi untuk memanfaatkan momentum. Buku profil yang disebar diharapkan akan membuat produk inovasi lebih banyak dilihat sehingga dengan momentum yang tepat produk akan menjadi sangat bernilai.
ADVERTISEMENT
Ada hal yang menarik, produk yang dikumpulkan pada tahun 2019 hanya sembilan produk saja sedangkan pada tahun 2020 terkumpul sebanyak 22 produk, berarti telah terjadi peningkatan karya produk inovasi secara siginifikan pada tahun 2020 yang notabene adalah tahun terjadinya pandemi. Kita tidak dapat memastikan apakah ada hubungan antara produktivitas dengan PSBB yang mengharuskan orang bekerja dirumah, tetapi setidaknya telah membuktikan bahwa civitas akademi UAI tetap aktif berkarya meskipun terjadi pandemi.