Konten dari Pengguna

Pernikahan bagi Gen Z: Pilihan, Bukan Kewajiban

HANSEN VALENTINO TANOTO
Mahasiswa aktif Desain Komunikasi Visual semester 5 Universitas Bunda Mulia.
12 November 2024 10:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari HANSEN VALENTINO TANOTO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pernikahan (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pernikahan (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Gen Z mempunyai pandangan mereka tersendiri mengenai pernikahan. Bagi mereka pilihan untuk menikah hanyalah sebuah opsional belaka. Berbeda dengan generasi sebelumnya, mereka memandang pernikahan sebagai hal yang esensial atau signifikan. Banyak Gen Z mungkin menganggap bahwa salah satu dari banyaknya cara untuk hidup bahagia dan bermakna adalah pernikhan. Hal ini dapat terlihat karena Gen Z lebih berkomitmen pada kebebasan individu, aspirasi pribadi, dan hubungan yang fleksibel.
Contoh ilustrasi gen z yang mengejar sebuah gelar (Foto: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Contoh ilustrasi gen z yang mengejar sebuah gelar (Foto: pixabay)
Gen Z memilki sifat jauh lebih bebas dan terbuka terhadap keberagaman gaya hidup. Oleh karena itu, tekanan sosial untuk menikah mulai memudar sejalan dengan waktu. Kebanyakan dari mereka lebih mengejar tujuan pribadi seperti gelar akademis atau prestasi karir sebelum memutuskan untuk menikah atau tidak. Menurut mereka, hubungan yang berkelanjutan dan sukses tidak harus diwujudkan dalam bentuk ikatan perkawinan, namun lebih cenderung kepada komitmen atau dalam kata lain tidak ingin membangun/memiliki ikatan ‘formal’ apa pun.
Ilustrasi kata mental health (Foto: Pixabay)
Selain itu, dengan meningkatnya kesadaran akan masalah kesehatan mental juga memberikan dampak yang cukup besar bagi persepsi para individu terhadap sebuah pernikahan. Untuk itu disarankan agar mereka membina hubungan yang serius, dan lebih berhati-hati terhadap kesiapan emosional dan stabilitas pribadi sebelum menikah. Jadi dapat disimpulkan bahwa pernikahan dalam hal ini bukanlah tujuan akhir bagi mereka, melainkan jalan hidup lain yang dapat ditempuh sesuai dengan nilai dan prioritas masing- masing individu.
ADVERTISEMENT