Curhatan Fandom: Fangirling di Usia yang "Tak Lagi Muda"

Hanum Puspa
Ocean lover - Wannable
Konten dari Pengguna
30 April 2018 0:57 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hanum Puspa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Curhatan Fandom: Fangirling di Usia yang "Tak Lagi Muda"
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Gue adalah salah seorang yang pernah bertanya-tanya "Kenapa sih orang-orang ini suka banget Korea?" saat K-Wave melanda di tahun 2000-an. Saat itu teman-teman sekampus gue heboh ngomongin idol groups seperti Wonder Girl, SuJu, SNSD, bahkan tak ketinggalan variety shownya seperti Running Man, dan tidak terhitung K-Drama yang mereka tonton. Di setiap kesempatan saat kami sedang berkumpul, topik yang dibahas ga jauh-jauh dari bias mereka. Pernah gue mencoba untuk memasuki dunia mereka dengan menonton MV yang mereka tunjukin ke gue dengan wajah sumringah. Setelah gue tonton, dalam hati gue bertanya: "Gimana cara mereka ngapalin muka member yang banyak dan mirip-mirip gini, ya?". Pas gue bilang: "Mukanya mirip semua, ya!", mereka sontak berkata dengan kompak: "NGGAK! BEDA KOK!". Kemudian gue melipir. Gue belum mampu memasuki dunia per-Korea-an.
ADVERTISEMENT
When gue melipir with hati ga ikhlas..
Sepuluh tahun pun berlalu. Memang uniknya manusia preferensi akan sesuatu bisa berubah. Yang dulunya gue teralienisasi dengan K-Pop sekarang udah sedikit-sedikit mengerti. What? Kok bisa? Yha bisalah. Ini semua karena gue ga sengaja nonton di TV kabel. Ini pertama kalinya gue nonton var-shownya Korea. Gue ngeliat para member Wanna One ini kok ga ada jaim-jaimnya dan kelakuan mereka lucu. Lama kelamaan gue jadi suka nonton var-show ini sampai tamat dan berujung pada kekaguman gue dengan Wanna One. Yak, gue resmi jadi Wannable (sebutan untuk fans Wanna One) mulai hari itu!
ADVERTISEMENT
Sejak menjadi Wannable, gue mulai cari tahu lebih banyak soal Wanna One, budaya Korea, K-Pop, K-Drama, dan var-shownya. Gue mulai ngomongin tentang bias gue dimanapun dan kapanpun; seperti yang terjadi pada teman-teman gue 10 tahun silam. Di saat teman-teman gue udah pensiun dari dunia per-fangirling-an (maksa), gue baru jadi fangirl. Kebayang ga sih reaksi teman-teman yang seumuran gue (yang sudah tak lagi muda ini) ketika gue ngebahas (dan ingin ngeracunin teman-teman gue biar suka) Wanna One? Rata-rata teman-teman gue bilang, "Ah elu telat suka K-Popnya", "Kita udah terlalu tua untuk suka-sukaan sama idol group generasi Wanna One", "Wanna One kan cuma project group. Ngapain suka sama grup yang bentar lagi bubar?", dan komentar-komentar lainnya. Komentar terakhir paling nyesek sih, udah tau itu grup umurnya ga nyampe 2 tahun, masih aja disukain. Namun apa daya, hati gue lemah sama pesona Wanna One. Ini semua sudah takdir yang membawa gue mengenal Wanna Onedi.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari itulah gue mulai menyelami asal-muasal Wanna One. Gue berasa lagi ngerewind waktu; dimulai dari Produce 101 Season 2, kemudian ke Wanna One Go, dan tentu menyimak setiap MV, Behind The Scene, dan var-show yang mereka bintangi sampai saat ini. Semakin kenal, semakin cinta pula gue sama mereka. Alasan gue suka Wanna One pun sederhana; melihat mereka pertama kali di var-show dengan kelakuan mereka yang kayak bocil (bocah cilik-red) membuat gue mendapatkan kesan pertama how innocent they were. Apalagi setelah nonton Produce 101 S2, gue dapet banyak hal baik yang bisa gue ambil dari mereka; bahwa pepatah "Usaha tidak akan mengkhianati hasil" itu benar adanya. Pepatah tersebut bukan hanya berlaku untuk para trainee yang terpilih jadi member Wanna One aja, tetapi juga trainee lainnya yang mulai debut satu-persatu. Ada kalimat dari Yoon Jisung, leader Wanna One, yang sangat gue suka karena gue mengalami kesulitan yang sama dengan Jisung dalam meraih mimpi. FYI, Jisung ini member tertua di Wanna One dengan masa training 5 tahun 3 bulan dan berkali-kali gagal debut (TT_TT). Berikut kutipan kalimat Jisung yang gue peroleh dari Soompi.com:
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya gue menyadari bahwa fangirling itu ga cuma haha hihi atau lovesick dengan biasnya aja, tetapi juga banyak hal yang bisa diambil sisi positifnya. Setelah gue ngeliat lika-liku Wanna One dan karakter setiap membernya, gue menyimpulkan pelajaran yang dapat gue ambil dari momen-momen yang Wanna One lalui antara lain:
In the end, even I know they'll disband this year, I'd rather relish this 'Golden Age' with Wanna One than thinking of our farewell that awaits us. Let's walk in the rice path forever and always together, Wanna One X Wannables :)
Curhatan Fandom: Fangirling di Usia yang "Tak Lagi Muda" (1)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT