Konten dari Pengguna

Akankah AI (Artificial Intelligence) Menggeser Peran Tenaga Kesehatan?

Al-fathiyyah Hanun Nafisah
seorang mahasiswa aktif Universitas Airlangga Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
15 Desember 2024 12:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Al-fathiyyah Hanun Nafisah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Artificial Intelligence dan Tenaga Kesehatan. sumber: https://www.freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Artificial Intelligence dan Tenaga Kesehatan. sumber: https://www.freepik.com
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui bahwa kecanggihan teknologi semakin nyata di depan mata, seperti contoh kecanggihan AI (Artificial Intelligence). Kecanggihan AI memiliki banyak manfaat bagi manusia di berbagai bidang, salah satunya di bidang kesehatan. Dilansir dari laman Kemenkes, Menteri kesehatan Indonesia mengatakan bahwa penggunaan teknologi AI di bidang kesehatan setidaknya akan memberikan dukungan kesehatan yang lebih akurat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Dalam Jurnal Ners Universitas Pahlawan, penulis menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan kesehatan dan kelompok akademis di seluruh dunia telah mengakui dan mempelajari lebih dalam potensi teknologi AI untuk meningkatkan bidang kesehatan, dan berlomba untuk menghasilkan sistem AI agar semakin bertambah, atau bahkan untuk mengganti posisi dokter. Oleh sebab itu, muncul berbagai pertanyaan mengenai apakah teknologi AI akan selamanya menjadi baik atau bahkan menjadi boomerang bagi tenaga kesehatan sendiri?
Mengenal Artificial Intelligence
Artificial Intelligence (AI), atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Kecerdasan Buatan, adalah cabang ilmu komputer yang bertujuan untuk mengembangkan sistem dan mesin yang mampu melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia (Eriana, 2023:1). Dalam dunia kesehatan, teknologi AI bukan merupakan hal baru, akan tetapi teknologi ini berkembang hingga menjadi alat yang dibutuhkan sekarang, seperti CT Scan, MRI, Rontgen, dan banyak lagi. Selain itu, layanan kesehatan sekarang dapat diakses dengan mudah dengan adanya teknologi AI terbaru, yakni Telemedicine. Dilansir dari laman UPK Kemenkes, Telemedicine didefinisikan oleh American Academy of Family Physicians sebagai praktik penggunaan teknologi untuk memberikan pelayanan kesehatan secara jarak jauh. Layanan ini mencakup konsultasi, diagnosis, hingga pengobatan yang dilakukan melalui gadget.
Ilustrasi AI sumber: https://www.freepik.com/
Ancaman dan Kelemahan Artificial Intelligence
ADVERTISEMENT
Namun, menurut jurnal pendidikan (Siti Masrichah, 2023), bersamaan dengan potensi yang menjanjikan, penggunaan AI juga membawa ancaman dan peluang yang perlu dipahami dengan baik oleh masyarakat. Keberadaan AI telah mempengaruhi lapangan kerja, dengan otomatisasi menggantikan pekerjaan manusia dalam beberapa kasus. Selain itu, ada kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data, karena AI dapat mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data pribadi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tidak hanya itu, Penelitian yang dilakukan oleh Richardson J, dkk menjelaskan bahwa pasien masih memiliki banyak kekhawatiran, termasuk kekhawatiran terkait keamanan AI, ancaman terhadap pilihan pasien, potensi peningkatan biaya perawatan kesehatan, bias sumber data, dan keamanan data. Hal ini tampak normal karena teknologi ini masih terbilang baru dan penerapannya pun belum bisa komprehensif, sedangkan keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh dokter pasti memiliki berbagai faktor.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Dengan demikian, teknologi AI tidak dapat menggantikan posisi tenaga kesehatan. Hal ini ditegaskan melalui jurnal (Trenggono, P. H., & Bachtiar, A., 2023) bahwa bentuk bantuan AI saat ini mungkin tidak terkait dengan pengambilan keputusan yang efisien, karena algoritma AI tidak selaras dengan penalaran subjektif manusia dalam diagnosis klinis.