Konten dari Pengguna

Komunikasi: Pahami Level Kedekatan, Pilih Topik Obrolan yang Sesuai

HAPPY WULANDARI
Dosen dan Peneliti Ilmu Komunikasi - Bidang Keahlian Komunikasi Manusia -Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau
30 Oktober 2022 20:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari HAPPY WULANDARI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambaran suasana bekerja. Dokumen foto: Canva
zoom-in-whitePerbesar
Gambaran suasana bekerja. Dokumen foto: Canva
ADVERTISEMENT
Saat komunikasi dengan seseorang pernahkah Anda ditanya "Kapan nikah?", "Kapan hamil?" atau "Kapan lulus?". Ketika yang bertanya adalah si A, B, C Anda merasa kurang nyaman namun ketika yang bertanya si X, Y, Z, Anda cenderung tidak masalah.
ADVERTISEMENT
Dalam tulisan berikut ini, penulis tuliskan penyebabnya dari sudut pandang Ilmu Komunikasi antar manusia.

Komunikasi dan Level Kedekatan

Dalam ilmu komunikasi dipelajari berbagai hal yang dapat memengaruhi penerimaan seseorang saat berinteraksi. Salah satu diantaranya, adalah level kedekatan. Level kedekatan ini adalah salah satu faktor yang memengaruhi perilaku komunikasi individu.
Derajat kedekatan yang dimaksud dalam hal ini dapat diidentifikasi dari topik pembicaraannya berikut ini.

Komunikasi dalam Hubungan Profesional

Dalam lingkar hubungan profesional, topik pembicaraan berkisar pada pekerjaan saja. Unsur emosional hampir tidak ada di sini. Mengapa? Karena orientasi hubungan adalah profit dan hubungan baik. Sehingga hal-hal yang tidak meningkatkan profit dan justru dapat berpotensi merusak hal tersebut, secara sadar dihindari.
ADVERTISEMENT
Misalnya pertanyaan "Ke mana nih kencannya malam minggu kemarin?", itu tidak perlu. Hubungan asmara adalah privasi seseorang. Informasi mengenai kegiatannya tersebut tidak relevan pada pekerjaan, sehingga baiknya tidak ditanyakan apalagi di dalam kantor saat jam kerja.
Termasuk di dalamnya adalah penggunaan sapaan. Bila sebagai rekan kerja biasa menggunakan "Pak", "Bu", "Bang", "Kak" serta kata ganti "saya" untuk diri sendiri, jangan tiba-tiba menyapa dengan menepuk bahu dari belakang lalu panggil "Sis" dan sebagainya.
Konsekuensinya, untuk Anda yang berharap dukungan emosional dari sejawat mungkin tidak dapat terlalu berharap dalam konteks ini. Karena kalau di kantor, tujuan utama ya bekerja. Kalaupun dapat yang bisa memberikan, itu adalah bonus.

Komunikasi dalam dalam Hubungan Personal

Orang yang berada dalam hubungan personal, topik pembicaraannya memiliki muatan emosi (baik senang maupun sedih). Secara otomatis akan saling bertukar pengalaman antara keduanya. Orientasi hubungan tidak lagi sekadar menjaga hubungan baik tetapi lebih kepada rasa nyaman satu sama lain. Masing-masing akan menunjukkan apa yang dia sukai ataupun tidak dia sukai dalam konteks yang lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Dalam hubungan ini biasanya memiliki panggilan nama, gelar, kode dan topik internal khas yang tercipta dari keterbukaan atau curahan hati yang dilakukan anggota dalam kelompok tersebut.
Misalnya penggunaan panggilan dengan nama kecil, nama orang tua, dan lain sebagainya.

Persoalan

Nah, persoalan sering muncul ketika keduanya tercampur baur. Hubungan profesional tetapi sengaja menyentuh topik obrolan personal dan sebaliknya. Hal ini ibarat melihat orang asing masuk ke rumah Anda tanpa izin atau melihat teman akrab Anda tiba-tiba kaku dan terlalu berhati-hati padahal sudah sering keluar masuk rumah Anda.
Kadang, untuk maksud ingin akrab karena merasa sudah lama kenal seseorang dari hubungan profesional tiba-tiba terobos topik atau turut menggunakan topik internal. Risikonya, bukan tambah dekat justru menjauh karena dianggap sewenang-wenang atau tidak sopan.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya untuk maksud agar lebih menghargai, Anda yang selama ini memanggil teman dengan nama kecilnya, tiba-tiba inisiatif menggunakan panggilan nama asli tanpa sebab. Hal ini bisa membuat teman Anda merasa asing. Risikonya, bukannya merasa dihargai mereka malah merasa Anda mengambil jarak dengan mereka.

Kesimpulan

Jadi, ketika Anda nyaman atau pun tidak nyaman atas suatu pertanyaan, sangat mungkin hal tersebut disebabkan oleh level kedekatan antara Anda dan si penanya.
Berada di dalam hubungan profesional maupun personal, masing-masing memiliki kelebihan tersendiri. Kalau memang Anda ingin menjaga hubungan baik yang telah dibina selama ini di kantor, fokus pada pertanyaan seputar pekerjaan atau kantor saja. Tidak apa-apa kok, bila kita hanya mengetahui sebatas nama dan ritme kerjanya. Tidak perlu tiba-tiba mendadak bertanya tentang keluarga, mantan, atau topik mendalam lainnya.
ADVERTISEMENT
Bila Anda ingin mempertahankan hubungan personal yang telah ada. Tidak perlu khawatir bahwa Anda akan menyakiti teman akrab Anda. Kalau ada khilaf kata dan perbuatan, kualitas pertemanan kalian akan membuat hubungan kembali baik.