Konten dari Pengguna

"Toba: Circle of Life"

Martogi Harahap
Sesdilu 74
19 Juni 2023 12:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Martogi Harahap tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pengembangan destinasi pariwisata di Kawasan Super Destinasi Pariwisata Danau Toba memerlukan pendekatan yang menyeluruh, termasuk dalam pendekatan promosi dan branding Danau Toba serta kekayaan budaya yang termuat didalamnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu bentuk pendekatan yang sedang tren saat ini dan penting untuk dikembangkan di Danau Toba adalah adalah storynomics tourism. Secara sederhana, storynomics tourism adalah pendekatan pariwisata yang mengedepankan narasi, konten kreatif, living culture, dan menggunakan kekuatan budaya sebagai nyawa dari destinasi.
Melalui storynomics tourism, interpretasi dan imajinasi tujuan wisata akan terbangun dan kemudian mendorong wisatawan untuk berkunjung ke tujuan tersebut. Tidak hanya itu, pola perilaku wisatawan juga akan berbeda karena berangkat dari interpretasi narasi parisiwata.
Merujuk kepada pedekatan tersebut dan pengalaman melakukan kunjungan ke wilayah Danau Toba terdapat satu grand narasi yang dapat dikembangkan, yaitu, "Toba: Circle of life”.
“Pulau Samosir”
Kawasan Danau Toba dan Suku Batak adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dari semua wilayah dan kekayaan budayanya, Pulau Samosir akan selalu mempunyai tempat tersendiri bagi Suku Batak. Pulau Samosir dipercaya sebagai wilayah asal mula lahirnya Suku Batak, yaitu Huta Sianjur Mula mula di lereng Pusuk Buhit. “The Beginning of Life”.
ADVERTISEMENT
Di Pulau Samosir, tepatnya di Huta Siallagan, terdapat Batu Persidangan, yaitu kompleks batu yang digunakan Raja Batak dan pemuka adat pada jamannya untuk membahas permasalahan masyarakat, mengadili perkara kejahatan dan mengeksekusi para pelaku kejahatan. “The End of Life
Penari Batak dengan latar belakang Pusuk Buhit di Palau Samosir. Sumber : dokumentasi pribadi
“Ulos”
Di tengah perjalanan dari Huta Sianjur Mula mula ke Huta Siallagan, akan melewati Huta Raja, satu kawasan yang kaya akan tenun Ulos Batak. Bagi suku Batak, Ulos adalah kain tenun yang akan selalu hadir di setiap fase kehidupan, mulai dari kelahiran, meranjak dewasa, pernikahan, memiliki anak cucu, sampai dengan kematian. Setiap fase kehidupan akan direpresentasikan oleh jenis / motif ulos yang berbeda.
“Dalihan Na Tolu”
Narasi “Toba: Circle of Life” kemudian dipertajam dengan Prinsip “Dalihan Na Tolu”, yaitu sistem kekerabatan yang dianut oleh mayoritas Suku Batak.
ADVERTISEMENT
"Somba Marhula Hula, Manat Mardongan Tubu, Elek Marboru". Secara sederhana, melalui “Dalihan Na Tolu”, para wisatawan penting untuk dilabelkan pangkat/gelar, baik sebagai Hula-Hula (Keluarga pihak Ibu), Dongan Tubu (Keluarga Satu Marga), ataupun Boru (Anak Perempuan). Dengan pelabelan tersebut, masyarakat lokal Danau Toba (khususnya Suku Batak) dan wisatawan akan mampu berinteraksi dengan nyaman.
Senja di Pulau Samosir. Sumber: dokumentasi pribadi
Kesimpulan
Masih terdapat banyak narasi lain yang dapat dikembangkan di wilayah Danau Toba, dan setiap wilayah/kabupaten yang terdap
at di sekitar Danau Toba penting untuk mengembangkan narasi tersebut. Diharapkan, melalui storynomics tourism akan dapat mendorong pengembangan Pariwisata Danau Toba dan lebih penting lagi dapat meneruskan nilai budaya ke generasi penerus.
Horas!!!