Minum Jamu Yuk

Hardini Kusumadewi
Pranata Humas Ahli Muda di Sekretariat Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK), Kementerian Kesehatan
Konten dari Pengguna
27 Mei 2022 17:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hardini Kusumadewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Galeri Jamu. Foto: Hardini Kusumadewi
zoom-in-whitePerbesar
Galeri Jamu. Foto: Hardini Kusumadewi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Jamu, jamu. Jamunya bu, ada beras kencur, kunyit asam, temulawak, pahitan, galian singset,” suara penjual jamu gendong terdengar nyaring di depan rumah menawarkan jamunya.
ADVERTISEMENT
“Bunda, aku mau jamu,” tiba-tiba anak bungsuku keluar rumah mendengar suara mbok jamu.
Saya panggil si mbok jamu masuk dan minta segelas temulawak dicampur beras kencur untuk anakku. Saya sendiri pesan segelas kunyit asam untuk melancarkan datang bulan.
“Alhamdulillah, adik sudah agak gemukan ya sekarang. Pintar ya makannya,” puji mbok jamu.
“Iya mbok, sejak minum jamu bikinan mbok, jadi lahap makannya,” jawabku.
Ada banyak cara untuk melindungi kita dari berbagai macam penyakit, salah satunya dengan mengonsumsi makanan sehat dan minuman yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita.
Sejak Indonesia dilanda pandemi Covid-19, masyarakat Indonesia menjadi lebih perhatian terhadap kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan rajin berolahraga dan istirahat cukup.
ADVERTISEMENT
Selama pandemi Covid-19, berbagai jenis jamu banyak digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia untuk menjaga daya tahan tubuh. Kita dapat menjaga kesehatan secara mandiri dan benar melalui pemanfaatan tanaman obat sebagai jamu dalam bentuk sediaan segar maupun sediaan jadi berupa produk jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.
Sambil menikmati jamu, saya melirik notifikasi media sosialku: Memperingati Hari Jamu Nasional 27 Mei 2022. Wah hari ini ternyata hari jamu nasional.
Tanggal 27 Mei 2022 diperingati sebagai Hari Jamu Nasional ke-14. Pencanangan Hari Jamu Nasional diresmikan oleh Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Negara pada 27 Mei 2008, sebagai hari kebangkitan Jamu Indonesia sekaligus meresmikan jamu sebagai kearifan lokal milik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jamu adalah salah satu warisan asli budaya Indonesia. Dikutip dari laman Indonesia.go.id, jamu memiliki sejarah panjang serta pernah menghadapi masa pasang surut. Menilik sejarahnya, keberadaan jamu telah ada sejak zaman Kerajaan Mataram dengan ditemukannya artefak cobek dan ulekan sebagai alat tumbuk jamu di situs arkeologi Liyangan di lereng Gunung Sindoro, Jawa Tengah.
Selain artefak cobek dan ulekan, ditemukan juga bukti-bukti lain seperti alat-alat membuat jamu yang banyak ditemukan di Yogyakarta dan Surakarta, tepatnya di Candi Borobudur pada relief Karmawipangga, Candi Prambanan, Candi Brambang, dan beberapa lokasi lainnya. Konon, di zaman dulu, rahasia kesehatan dan kesaktian para pendekar dan petinggi-petinggi kerajaan berasal dari latihan dan bantuan dari ramuan herbal.
Rifqa Army dalam bukunya Jamu Ramuan Tradisional Kaya Manfaat, menyebutkan bahwa jamu sudah dipercaya sebagai minuman sekaligus obat tradisional di Indonesia. Bahan-bahan alami dari tumbuhan obat yang digunakan dipercaya memiliki khasiat baik untuk tubuh. Jamu tidak hanya berfungsi sebagai obat, tetapi juga untuk menjaga kebugaran tubuh dan mencegah dari penyakit. Tidak hanya untuk dewasa, jamu juga sangat baik untuk anak-anak.
ADVERTISEMENT
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan terus berupaya meningkatkan penggunaan jamu atau obat tradisional dalam pelayanan kesehatan formal di tanah air. Salah satunya melalui saintifikasi jamu. Saintifikasi jamu adalah pembuktian ilmiah (evidence based) jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan, riset keamanan dan kemanfaatan jamu.
Jadi, tidak perlu ragu lagi. Minum jamu yuk supaya badan tetap sehat dan bugar.