Catatan Pinggir Diplomat Perwakilan Rawan (Part 2-Habis)

Hari Yulianto
Yumiporo (You and me are brother)
Konten dari Pengguna
21 November 2018 7:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hari Yulianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Catatan Pinggir Diplomat Perwakilan Rawan (Part 2-Habis)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bersama anak-anak PNG di pantai Vanimo. Sumber Foto: Dok. Pribadi/Hari Yulianto
ADVERTISEMENT
Tulisan babak 2 ini akan bercerita sisi lain kehidupan seorang diplomat di Perwakilan Rawan. Sisi lain seorang abdi negara yang harus menjalankan tugas di negara yang serba terbatas dan harus berpisah dengan orang-orang yang dicintainya, berpisah dengan keluarga.
De-Unifikasi Keluarga di Perwakilan Rawan
Seorang Diplomat yang ditugaskan di Perwakilan Rawan/Berbahaya tak ubahnya seorang tentara yang diperintahkan pergi ke daerah-daerah terpencil atau hutan belantara: ia harus pergi bertugas tanpa didampingi keluarga.
Maka satu-satunya jawaban yang keluar dari kami adalah: “Siap dan laksanakan”, ketika slip merah penugasan ke Konsulat RI di Vanimo tanggal 12 April 2013 itu keluar. Dan tugas itu harus dilaksanakan selama 3 tahun lebih di tempat yang rawan dan berbahaya.
ADVERTISEMENT
Momen yang paling mengharukan bagi saya adalah di bandara Soekarno Hatta. Ketika saya harus berpisah dengan keluarga, terutama anak pertama saya yang berusia 5 tahun dan anak kedua 5 bulan. Anak lelaki pertama itu berlari mendekat pada saat saya masuk untuk boarding. Seolah ayahnya akan pergi sebentar. ...
Catatan Pinggir Diplomat Perwakilan Rawan (Part 2-Habis) (1)
zoom-in-whitePerbesar
Anak lelaki saya (5 tahun) dan anak perempuan kedua (5 bulan). Sumber Foto: Dok. Pribadi/Hari Yulianto
Tempat Baru, Batas Menanti
Pagi itu pukul 6 pagi, Jumat tanggal 12 April 2013 saya tiba di Bandara Sentani Jayapura. Saya sudah ditunggu seorang lokal staf Konsulat bernama Sulaiman dan seorang supir BKO Denintel Kodam Cenderawasih, Roni. Setelah makan pagi sebentar, kami mulai berangkat meninggalkan bandara Sentani.
ADVERTISEMENT
Berhubung bertepatan dengan hari Jumat, kami singgah sebentar untuk salat Jumat di sebuah Masjid di Tanah Hitam. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju perbatasan RI-PNG di Skouw-Wutung, melewati Kampung Nafri, Koya Barat, Muara Tami, dan Kampung Skouw. Sorenya sekitar pukul 16.00 kami tiba di perbatasan.
Catatan Pinggir Diplomat Perwakilan Rawan (Part 2-Habis) (2)
zoom-in-whitePerbesar
Perbatasan Skouw (RI) - Wutung (PNG). Sumber Foto: Dok. Pribadi/Hari Yulianto
Kawan Baru dalam misi: All men on duty
Sebagai sebuah Perwakilan Rawan, Konsulat RI di Vanimo memiliki staf yang semuanya pria. Para pria ini masing-masing memiliki kamar tidur dalam sebuah rumah dan kamar mandi bersama (kecuali Konsul sebagai Kepala Perwakilan). Di rumah ini hanya ada 1 TV di ruang tamu yang menjadi tempat favorit Pak Konsul dan ruang makan formal.
ADVERTISEMENT
Di belakangnya ada ruang makan informal dekat dapur tempat favorit para staf untuk ngopi dan bersantai. Jadi tidak berbeda jauh dengan bayangan umum sebuah rumah kos mahasiswa di Indonesia.
Bangunan di sebelah rumah tinggal adalah sebuah kantor. Di kantor ini kami bekerja sesuai fungsinya masing-masing, yaitu: kekonsuleran, ekonomi, penerangan sosial budaya, komunikasi, dan keuangan/kerumahtanggaan.
Selanjutnya di bagian belakang dan sebelah bangunan kantor, terdapat kamar-kamar yang ditempati lokal staf yang membantu teknis pekerjaan para diplomat sehari-hari. (antara lain operator aplikasi visa/paspor, operator keuangan, supir, dan juru masak)
Semua adalah pria. Semua menjalankan tugas dan misinya masing-masing. Walaupun awalnya sebagai kawan baru, lambat laun kami semua menjadi seperti saudara. Mungkin karena senasib sepenanggungan. Sama-sama berpisah jauh dengan keluarga di tanah air.
Catatan Pinggir Diplomat Perwakilan Rawan (Part 2-Habis) (3)
zoom-in-whitePerbesar
Staf Konsulat RI di Vanimo PNG. Sumber Foto: Dok. Pribadi/Hari Yulianto
ADVERTISEMENT
Catatan kebersamaan di Perwakilan Rawan
Catatan atas aktivitas kebersamaan baik antar staf di Konsulat maupun WNI yang begitu akrab menjadi obat rindu pada keluarga di tanah air. Kegiatan-kegiatan yang menjadi kenangan semasa bertugas antara lain sebagai berikut:
1. Upacara 17 Agustus dan perlombaan tujuh belasan
Sebagiamana upacara 17-an di tanah air dan perwakilan lainnya, penyelenggaraan pasti seru dan ramai. Bedanya adalah di perwakilan rawan seperti di Vanimo, persiapan sejak awal dan pelaksanaanya dilakukakan sendiri oleh para staf yang notabene adalah bujangan dan melibatkan warga Indonesia yang bekerja di Vanimo PNG.
Catatan Pinggir Diplomat Perwakilan Rawan (Part 2-Habis) (4)
zoom-in-whitePerbesar
Pelaksanaan Upacara Bendera 17 Agustus oleh Staf Konsulat RI di Vanimo PNG. Sumber Foto: Dok. Pribadi/Hari Yulianto
Upacara selanjutnya diramaikan dengan berbagai perlombaan dari warga ke warga (misalnya lomba makan kerupuk, tarik tambang, balap karung dsb). Ada juga turnamen yang diselenggarakan seminggu sebelum perayaan 17 Agustus, biasanya mempertandingkan sejumlah permainan yang diikuti staf dan warga (misalnya pertandingan catur, gaple, bulu tangkis, ping pong, tarik tambang dsb).
Catatan Pinggir Diplomat Perwakilan Rawan (Part 2-Habis) (5)
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan Catur dalam rangka Peringatan Kemerdekaan RI di Vanimo PNG. Sumber Foto: Dok. Pribadi/Hari Yulianto
ADVERTISEMENT
2. Lebaran /Idul Fitri dan Idul Adha
Untuk kegiatan salat idul fitri/lebaran maupun Idul Adha, Konsulat juga menyediakan tempat untuk warga Indonesia di Vanimo guna melaksanakan salat berjamaah di Konsulat. Imam dan Khatib biasanya berasal dari staf atau warga sendiri.
Catatan Pinggir Diplomat Perwakilan Rawan (Part 2-Habis) (6)
zoom-in-whitePerbesar
Salat Idul Adha yang diselenggarakan di Konsulat RI di Vanimo PNG. Sumber Foto: Dok. Pribadi/Hari Yulianto
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan open house dan makan bersama konsul, staf, dan para warga Indonesia di Vanimo
Catatan Pinggir Diplomat Perwakilan Rawan (Part 2-Habis) (7)
zoom-in-whitePerbesar
Open House dan Makan Bersama usai pelaksanaan sholat Idul Adha di Konsulat RI di Vanimo PNG. Sumber Foto: Dok. Pribadi/Hari Yulianto
3. Sahur dan buka bersama
Momen sahur bersama juga menjadi kenangan tersendiri. Para staf biasanya memiliki tugas masing-masing untuk menyiapkan santapan sahur. Ada yang menanak nasi, membuat mie rebus, menggoreng telur, atau meracik ikan sarden. Soal rasa penting juga, tapi kebersamaan menjadi yang lebih utama bagi kami.
Catatan Pinggir Diplomat Perwakilan Rawan (Part 2-Habis) (8)
zoom-in-whitePerbesar
Sahur staf Konsulat RI di Vanimo PNG. Sumber Foto: Dok. Pribadi/Hari Yulianto
ADVERTISEMENT
Konsulat juga biasa mengadakan acara buka bersama dengan para warga. Di antaranya ibu-ibu akan menyiapkan sayur, lauk atau hidangan lain untuk dibawa dan disantap bersama di Konsulat RI di Vanimo. Warga yang datang juga dari berbagai kalangan dan lintas agama, termasuk para pastur Indonesia yang tinggal di Vanimo PNG.
Catatan Pinggir Diplomat Perwakilan Rawan (Part 2-Habis) (9)
zoom-in-whitePerbesar
Buka bersama staf Konsulat dan warga di Vanimo PNG. Sumber Foto: Dok. Pribadi/Hari Yulianto
4. Yasinan mingguan
Setiap malam Jumat, staf yang beragama muslim juga sering mengadakan acara pembacaan surat Yasin dan diikuti oleh beberapa warga yang tinggal berdekatan dengan kantor Konsulat. Kegiatan yasinan biasanya diadakan setelah magrib dan selesai sebelum Isya. Ada kalanya juga kegiatan dibarengi dengan ceramah oleh ustad yang didatangkan dari Jayapura.
Catatan Pinggir Diplomat Perwakilan Rawan (Part 2-Habis) (10)
zoom-in-whitePerbesar
Yasinan Mingguan staf dan warga di Vanimo PNG. Sumber Foto: Dok. Pribadi/Hari Yulianto
ADVERTISEMENT
5. Menghadiri undangan makan dari Warga
Pada momen-momen tertentu (misalnya perayaan imlek) warga yang bekerja di perusahaan-perusahaan China Malaysia mengundang staf Konsulat untuk makan bersama di tempat warga. Di sana akan terhidang masakan cina (yang katanya di jamin halal) antara lain nasi tim ayam, ikan kerapu steam, dan kue-kue khas, antara lain kue bulan (moon cake).
Catatan Pinggir Diplomat Perwakilan Rawan (Part 2-Habis) (11)
zoom-in-whitePerbesar
Makan bersama warga di Vanimo PNG. Sumber Foto: Dok. Pribadi/Hari Yulianto
Makan bersama warga juga kerap dilakukan pada saat Konsulat melakukan kunjungan ke tempat-tempat WNI bekerja. Menunya meski sederhana tapi terasa lezat dan mengingatkan masakan yang dibuat di Indonesia (sambal terasi, ayam goreng, dan sayur rebusan)
Catatan Pinggir Diplomat Perwakilan Rawan (Part 2-Habis) (12)
zoom-in-whitePerbesar
Makan di tempat pekerja Indonesia di Vanimo PNG. Sumber Foto: Dok. Pribadi/Hari Yulianto
ADVERTISEMENT
6. Cooking Class untuk untuk ibu-ibu PNG6
Untuk meningkatkan hubungan people to people antara warga Indonesia dan PNG, Konsulat juga mengadakan kelas memasak bagi para ibu di PNG. Para chef yang didatangkan dari Jayapura mengajarkan bagaimana membuat soto, sate, dan es buah untuk ibu-ibu tersebut. Hasil masakan para ibu selanjutnya di nilai dan dimakan bersama pejabat PNG, staf Konsulat dan undangan bagi warga Indonesia di Vanimo.
Catatan Pinggir Diplomat Perwakilan Rawan (Part 2-Habis) (13)
zoom-in-whitePerbesar
Cooking Class (Juni 2014) di Vanimo PNG. Sumber Foto: Dok. Pribadi/Hari Yulianto
Catatan-catatan tersebut di atas memberi kesan mendalam bagi saya. Terutama mengenai hidup di dua budaya, masyarakat, dan bangsa yang berbeda.