Oleh-oleh dari Vanimo, Papua Nugini: Festival and Food (Part 2 Habis)

Hari Yulianto
Yumiporo (You and me are brother)
Konten dari Pengguna
9 November 2018 21:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hari Yulianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Oleh-oleh dari Vanimo, Papua Nugini: Festival and Food (Part 2 Habis)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Festival Tarian Perayaan Berakhirnya Banjir. Sumber Foto: Dok.Pribadi/Hari Yulianto
Edisi kali ini merupakan kelanjutan tulisan sebelumnya mengenai alam dan kampung-kampung di Vanimo PNG. Tidak lengkap rasanya kalau saya tidak membicarakan oleh-oleh lainnya, yaitu festival dan makanan unik yang ada di sana.
ADVERTISEMENT
Mari gaes kita lanjutkan ceritanya.
Festival-Festival di Vanimo
Pada umumnya masyarakat Papua Nugini (PNG) memiliki persamaan budaya dengan masyarakat Papua di Indonesia dan masyarakat ras melanesia lainnya di kawasan Pasifik. Terdapat sekurangnya 7 juta orang yang tinggal di PNG – lebih dari sepertiganya berada di pegunungan. Budaya melanesia tradisional tetap hidup di PNG dalam ritual-ritual terkait kematian, pesta-pesta, perayaan kompensasi, perkawinan, dan ritual inisiasi.
Praktek-praktek ritual tersebut sebagian diangkat dalam bentuk festival. Terdapat beragam variasi festival di masing-masing daerah, termasuk di Vanimo. Yuk kita kenal apa saja,
1. Festival Sel-kambang
JIka di Papua Indonesia dikenal adanya koteka, di PNG khususnya di Propinsi Western dan Propinsi Sandaun/Vanimo, ada sel-Kambang. Dalam festival sel-Kambang ditampilkan “kostum” tradisional yang digunakan laki-laki untuk menutupi kemaluannya. Sel-kambang terbuat dari serat-serat dihutan dan dihias dengan menggunakan tanah hitam dan merah. Untuk membuat satu sel-kambang dibutuhkan waktu seharian.
ADVERTISEMENT
Tradisi sel kambang telah diwariskan dari nenek moyang orang PNG hingga generasi sekarang. Kostum ini masih digunakan hingga saat ini dalam perayaan-perayaan adat. Masyarakat di sepanjang sungai River, Distrik Telefomin (Propinsi Sandaun), Distrik North Fly (Propinsi Western) hingga masyarakat di pegunungan Papua Indonesia, menggunakan sel-kambang/koteka sebagai kostum tradisional.
Oleh-oleh dari Vanimo, Papua Nugini: Festival and Food (Part 2 Habis) (1)
zoom-in-whitePerbesar
Seil-kambang. Sumber Foto: Dok.Pribadi/Hari Yulianto
Di Vanimo, festival ini biasanya diadakan tiap bulan Desember. Festival ini ditujukan untuk menghidupkan kembali aktivitas budaya 35 kelompok etnis di Propinsi Sandaun dan Western. Praktek budaya ini dirasakan “masih tersembunyi” di kampung-kampung pegunungan dan belantara tropis, Even ini juga mempromosikan pentingnya budaya sel-kambang sebagai kostum laki-laki tradisional yang unik.
Dengan diiringi alat musik kundu drums (sejenis drum tifa) dan nyanyian, para peserta akan menggunakan sel-kambang. Para peserta juga tidak diperkenankan menggunakan pakaian (termasuk jam tangan, pakaian dalam, alas kaki, dan topi), kecuali sel-kambang itu sendiri.
Oleh-oleh dari Vanimo, Papua Nugini: Festival and Food (Part 2 Habis) (2)
zoom-in-whitePerbesar
Festival Seil-kambang di Vanimo. Sumber Foto: Dok.Pribadi/Hari Yulianto
ADVERTISEMENT
2. Festival Singsing
Singsing berasal dari bahasa Pidjin (PNG) yang artinya tarian budaya. Singsing bertujuan untuk menyatukan suku-suku yang berbeda dan menjaga kedaiamaian diantara suku-suku. Praktek ini tumbuh di masyarakat PNG baik yang tinggal di pegunungan, hutan dan pantai.
Singsing juga dilakukan sebagai pengiring moment tertentu (misalnya peresmian proyek pembangunan). Para penari akan berkumpul. Wajah-wajahnya dicat warna. Tubuh penari juga dilumuri dengan tanah liat berwarna merah atau hitam. Beberapa akan mengenakan ornamen-ornamen kerang atau topi bulu burung besar. Segera mereka akan maju kedepan, menghentakkan kaki dengan cepat dan diiringi dengan drum garamut yang dipukul dengan tongkat kayu.
Oleh-oleh dari Vanimo, Papua Nugini: Festival and Food (Part 2 Habis) (3)
zoom-in-whitePerbesar
Festival Singsing. Sumber Foto: Dok.Pribadi/Hari Yulianto
3. Crocodile Festival
Crocodile festival merupakan tradisi yang diadakan untuk menghormati buaya dan keterikatan kulturalnya dengan masyarakat di Sungai River. Sungai River merupakan satu dari sungai-sungai terbesar di PNG dan rumah bagi populasi buaya terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
Dalam budaya Sepik, orang dan buaya berbagi sebuah ikatan khusus. Buaya melambangkan kekuatan, kekuasaan dan kejantanan. Inisiasi perajahan tetap berlangsung di masyarakat Sungai River dimana para pria merajah kulit punggung mereka menyerupai punggung buaya selama ritual berlangsung. Crocodile Festival umumnya diadakan pada bulan Agustus di Propinsi East Sepik yang berbatasan langsung dengan Propinsi Sandaun.
Oleh-oleh dari Vanimo, Papua Nugini: Festival and Food (Part 2 Habis) (4)
zoom-in-whitePerbesar
Crocodile Festival. Sumber Foto: Dok.Pribadi/Hari Yulianto
4. Buai Festival
Makan pinang merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Papua Indonesia dan masyarakat di PNG. Tradisi makan pinang juga menjadi local wise masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul.
Festival makan buai pernah diselenggarakan oleh Konsulat RI di Vanimo pada bulan Juni 2013. Tujuannya antara lain untuk membangun pemahaman dan kekerabatan diantara masyarakat Papua dan PNG diperbatasan. Sehingga sekiranya ada permasalahan di perbatasan akan dapat diselesaikan dengan damai.
Oleh-oleh dari Vanimo, Papua Nugini: Festival and Food (Part 2 Habis) (5)
zoom-in-whitePerbesar
Buai Festival Perbatasan RI-PNG. Sumber Foto: Dok.Pribadi/Hari Yulianto
ADVERTISEMENT
5. Christmas Festival
Festival natal merupakan festival tahunan yang diadakan oleh Konsulat RI di Vanimo PNG. Kegiatan ini diadakan sebagai refleksi kokohnya persahabatan masyarakat Indonesia dan PNG. Kegiatan ini diikuti oleh komunitas gereja di Jayapura dan Vanimo, dan berisikan perlombaan paduan suara dan drama antar gereja.
Oleh-oleh dari Vanimo, Papua Nugini: Festival and Food (Part 2 Habis) (6)
zoom-in-whitePerbesar
Christmas Festival di Vanimo Desember 2015. Sumber Foto: Dok.Pribadi/Hari Yulianto
Selain festival-festival tersebut, oleh-oleh penutup yang akan saya berikan adalah berupa makanan tradisional. Makanan tradisional dan khas apa saja yang ada di PNG dan Vanimo pada khususnya?? Mari kita lihat….
Makanan di Vanimo
Lokasi dan kondisi di PNG memiliki pengaruh terhadap makanan masyarakatnya. Masyarakat PNG yang tinggal di kampung dan pedalaman tetap hidup dalam gaya hidup tradisionalnya. Gaya hidup tradisional antara lain masyarakat masih hidup dalam gubuk, bercocok tanam sederhana, berburu, mencari ikan, dan mencari buah-buahan dan sayur tradisional. Masyarakat juga biasa memasak makanan secara langsung diatas batu panas, memasak menggunakan ceret di atas api, dan di dalam tanah (mumu).
ADVERTISEMENT
Makanan di PNG pada dasarnya bersumber dari umbi-umbian (root crops) seperti talas, kaukau (sweet potato), ubi dan sagu. Sementara sumber hewani umumnya berasal dari babi (yang dimasak dalam tanah pada pesta tradisional). Buah-buahan lokal antara lain: pawpaw (Pepaya), mangga, markisa dan pisang.
Mari saya jelaskan satu persatu.
1. Saksak
Merupakan makanan (sejenis dim sum) yang terbuat dari sagu dan pisang, Campuran keduanya kemudian di bungkus dalam daun pisang dan dikukus, Setelah matang saksak dihidangkan bersama dengan santan yang dimasak hangat. Masyarakat Vanimo biasa mengkonsumsi makanan ini sebagai menu utama sebelum mengenai nasi.
Oleh-oleh dari Vanimo, Papua Nugini: Festival and Food (Part 2 Habis) (7)
zoom-in-whitePerbesar
Saksak. Sumber Foto: Dok.Pribadi/Hari Yulianto
2. Aigir atau Mumu
Merupakan metode memasak yang menggunakan batu yang dipanaskan untuk memasak air, kelapa dan sayuran. Untuk tambahan bisa digunakan kaukau dan daging (ayam atau babi). Aigir biasa disajikan pada perayaan-perayaan besar atau pada akhir minggu. Batu yang digunakan untuk memask diambil dari dasar sungai dan dbersihkan.
Oleh-oleh dari Vanimo, Papua Nugini: Festival and Food (Part 2 Habis) (8)
zoom-in-whitePerbesar
Mumu, Sumber Foto: Dok.Pribadi/Hari Yulianto
ADVERTISEMENT
Demikian oleh-oleh mengenai Festival dan Makanan Tradisional yang ada di Vanimo, Papua Nugini. Tentunya bisa jadi referensi anda yang menyukai alam dan budaya.(Habis)