Konten dari Pengguna

BUMN Telkom Buka Blokir Netflix untuk Dipajaki oleh Pemerintah?

Haris Firmansyah
Penulis buku 'Petualangan Seperempat Abad'.
8 Juli 2020 13:00 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haris Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Telkom blokir Netflix Foto: Dok: Maulana Saputra/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Telkom blokir Netflix Foto: Dok: Maulana Saputra/kumparan.
ADVERTISEMENT
Selama ini, Telkom jadi bulan-bulanan netizen. Kalau bukan dibully karena layanannya sering gangguan, ya karena Telkom blokir akses Netflix. Setiap pelanggan komplain jaringan yang butut, dijawab oleh customer care Indihome untuk restart modem.
ADVERTISEMENT
Ketika pelanggan Telkomsel protes tidak bisa akses Netflix, justru direkomendasikan untuk pakai aplikasi streaming film produk dalam negeri. Jawabannya sungguh tidak solutif. Namun, pertanyaannya juga memang hanya bisa dijawab oleh petinggi BUMN Telkom yang berwenang mengambil keputusan.
Padahal Netflix jadi primadona selama pandemi. Sebab menjadi teman rebahan ketika karantina mandiri. Walaupun di rumah aja, tidak mati gaya karena bisa nonton serial dan drakor.
Masa sih Telkom tidak melihat peluang banyaknya kuota internet yang akan tersedot karena fenomena maraton nonton ini? Coba kalau pelanggan Telkomsel dan Indihome bisa buka Netflix, bakalan laku keras tuh paket kuota internet.
Pemerintah jeli melihat peluang cuan dari moncernya Netflix belakangan ini. Ya sudah, kenakan pajak saja. Mulai per tanggal 1 Agustus 2020, langganan Netflix kena pajak pertambahan nilai sebesar 10 persen.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya Netflix, Spotify pun kena PPN. Ya ampun. Dengerin lagu aja dipajakin. Kuping kita pun nggak bisa lolos dari pindaian pejabat yang mencari celah untuk menambah pemasukan negara.
Pemerintah tahu betul kalau masyakarat kekinian suka dengerin podcast via Spotify. Dengan ini, pendengar Spotify dan penonton Netflix menjadi kelompok yang berjasa bagi bangsa karena menyumbang banyak untuk pemasukan negara. Setingkat di bawah perokok yang menjadi penyumbang cukai terbesar di negeri ini.
Kalau ditanya "Sedang apa?" oleh orang tua di rumah, penonton Netflix bisa menjawab dalam posisi rebahan, "Sedang menyumbang untuk pembangunan negeri." Beuh. Padahal nonton doang, kenapa bisa sebangga itu menjawabnya? Ya karena penonton Netflix pun bayar pajak. Pajak digunakan untuk pembangunan jalan dan fasilitas umum lainnya. Dengan catatan, kalau tidak dikorupsi.
ADVERTISEMENT
Ketika negara mengambil pajak dari rakyat, melalui BUMN Telkom Indihome dan Telkomsel, imbalannya kontan diberikan: pembukaan akses menuju aplikasi Netflix. Tentu saja berita baik yang ditunggu-tunggu ini disambut hangat oleh penonton Netflix dari provider pelat merah. Tak apalah kena pajak, yang penting bisa buka Netflix tanpa bantuan VPN.
Yang tempat kerjanya pakai WiFi Indihome, bisa numpang download drakor di kantor. Lumayan, hemat kuota internet pribadi. Bukan begitu, sahabat korporat?
Namun, netizen masih was-was karena pihak Telkom bertekad akan mengawasi konten Netflix. Kalau sampai dapat aduan pelanggan terkait konten berbahaya, bisa-bisa ada konten Netflix yang disensor atau malah diblokir. Akses ke aplikasinya sih dibuka, tapi kalau kontennya sampai dibatasi, buat apa?
ADVERTISEMENT
Di Netflix ada kartun Spongebob Squarepants, kalau sampai bikini Sandy si tupai kena sensor, apa bedanya dengan televisi?
Semoga saja itu hanya ketakutan netizen yang overthinking.
Belakangan, Telkom mulai mencuri hati netizen. Dimulai dari cara promosi karyawan Indihome bernama Mas Agus dan Mas Pras. Dengan editing video yang sederhana diimbuhi lagu TikTok DJ Ubur-ubur, materi promo itu justru jadi gong di internet. Oleh netizen jahil, Mas Agus dan Mas Pras jadi bahan meme alias memelord. Sampai videonya viral.
Imbasnya, nomor telepon keduanya yang dicantumkan di video itu sering diisengin. Bukannya dapat pelanggan baru, malah jadi korban prank call.
Kehadiran Mas Agus dan Mas Pras adalah angin segar di dunia hiburan digital. Ternyata masih ada yang menghibur dari Indihome yang kadang bikin pelanggannya mengeluh. Namun, dengan viralnya video promosi paket Indihome, netizen justru bantu mempromosikan lewat tombol share.
ADVERTISEMENT
Dengan dibukanya akses Netflix di jaringan Telkomsel dan Indihome, setidaknya beban admin medsos brand tersebut sedikit berkurang. Sudah tidak perlu menjawab keluhan pelanggan yang tidak bisa nonton Netflix. Sekarang tinggal fokus menyuruh pelanggan restart modem ketika gangguan jaringan.
Perlahan-lahan, Telkom yang jadi musuh netizen mulai bersahabat. Membuka blokiran Netflix adalah langkah besar menuju peradaban yang maju dan berpikiran terbuka.
Namun, di tengah perayaan ini, Telkomsel mendapatkan musuh baru, yaitu buzzer politik yang menjadi korban pembobolan data pribadi.
Sebuah akun misterius di Twitter membeberkan data diri sang buzzer politik. Dari mulai NIK, nomor KK sampai alamat rumah dijabarkan tanpa tedeng aling-aling.
Kontan saja, sang buzzer berkoar-koar tentang ketidakamanan perlindungan data pelanggan Telkomsel. Jika dirinya sekarang jadi korban pembobolan data pribadi oleh oknum tak bertanggung jawab, orang lain pun bisa menyusul jadi korban di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
Hari ini, sang buzzer tahu betapa menjengkelkannya ketika data sensitif dibuka di muka umum. Tak ingat dulu dia pernah menyebarkan nomor-nomor anggota grup WhatsApp yang dicurigai kelompok anak STM yang melakukan demo. Padahal, aslinya itu nomor kontak aparat semua.
Terima kasih, Telkom. Pelanggan Indihome dan Telkomsel, selamat nonton. Netflix and chill.
Sekarang kembali restart modem.