Jurus Hokage Naruto Menghadapi Invasi Corona di Desa Konoha

Haris Firmansyah
Penulis buku 'Petualangan Seperempat Abad'.
Konten dari Pengguna
6 April 2020 15:00 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haris Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Naruto dan Virus Corona. Foto: Dok: Indra Fauzi/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Naruto dan Virus Corona. Foto: Dok: Indra Fauzi/kumparan.
ADVERTISEMENT
Penyebaran pandemi COVID-19 begitu cepat. Sampai-sampai Desa Konoha juga terserang wabah tersebut. Virus Corona pertama kali dibawa masuk ke Konohagakure oleh Sasuke Uchiha sebagai carrier. Sasuke sendiri tertular dari mantan gurunya, yaitu Orochimaru yang sempat menggigit lehernya sewaktu ujian chunin.
ADVERTISEMENT
Sebagai shinobi dengan sistem imunitas yang kuat, Sasuke tidak menunjukkan gejala terinfeksi Corona. Sasuke tampak bugar dan sehat-sehat saja. Kalau batuk, keluar api, seperti biasanya. Namun, ternyata Sasuke bisa menularkan virus tersebut ke orang-orang terdekatnya.
Sebelumnya, Shikamaru sudah memperingatkan Hokage Naruto untuk mengecek kesehatan Sasuke. Kalau perlu mengisolasinya terlebih dahulu sebelum diizinkan berbaur dengan warga desa. Namun, Naruto tidak memedulikan saran asistennya tersebut. Ia justru membuka lebar-lebar pintu desa untuk kawan lamanya.
Sasuke akhirnya kembali pulang setelah sekian tahun merantau cari ilmu sampai ke negeri orang.
"Tenang saja, Shikamaru. Warga Konoha tidak akan terserang virus karena kita suka makan Ramen Ichiraku. Sewaktu di akademi ninja, kita sudah sering jajan dango. Sejak kecil, badan kita sudah kebal terhadap kuman, bakteri dan virus," ucap Naruto enteng dengan gesture tangan seperti mengusir lalat.
ADVERTISEMENT
Namun, kepercayaan diri Hokage tersebut runtuh saat anaknya sendiri, yaitu Boruto menjadi pasien positif virus Corona. Boruto tertular dari gurunya yang tak lain dan tak bukan adalah Sasuke. Boruto dan Sasuke terlibat kontak fisik sewaktu latihan jurus rasengan.
"Niat belajar rasengan, malah jadi ra sehat," keluh Boruto sambil batuk-batuk di rumah sakit Konoha.
Di dalam ruang isolasi, Boruto merasakan dirinya diasingkan, seperti ayahnya dulu yang menjadi jelmaan siluman rubah ekor sembilan. Sebab tidak ada keluarga dan temannya yang boleh mendekat ketika menjenguknya. Mereka semua tidak diperbolehkan menyentuhnya karena berisiko tertular.
Sekilas, Boruto bisa berempati dengan derita masa lalu sang ayah yang sempat jadi korban stigma. Dirinya yang terjangkit virus masih bisa sembuh, tapi dahulu ayahnya harus melewati berbagai macam ujian hidup agar bisa lepas dari diskriminasi warga desa.
ADVERTISEMENT
Sejak itu, Naruto mulai waspada menghadapi invasi Corona di Desa Konoha. Sang Hokage mengumumkan kepada warga desanya bahwa sudah ada dua orang yang positif Corona di Konoha.
Gara-gara pengumuman itulah warga desa mulai panik. Masker mulai langka di pasaran karena diborong dan ditimbun oknum tak bertanggung jawab. Kelangkaan ini ditandai dengan masker Kakashi Hatake yang mulai ditawar orang.
Tanggapi permintaan pasar, Kakashi hanya menjawab diplomatis, "Masker saya tidak bisa menangkal virus. Ini cuma fashion aja kok."
Hal ini dibuktikan oleh Kakashi dengan merangkap maskernya pakai masker medis. Ternyata mata sharingan dan chidori tidak bisa melawan virus Corona.
Mendapati krisis masker, Naruto mengimbau kepada warganya, "Yang dianjurkan pakai masker itu yang sakit dan Guru Kakashi saja. Yang sehat nggak usah pakai masker."
ADVERTISEMENT
Kabar dari negara tetangga sampai ke telinga Hokage. Sunagakure sudah memberlakukan lockdown wilayah setelah banyak berjatuhan korban gara-gara pandemi ini.
Gaara sebagai Kazekage memberikan alasannya, "Ekonomi bisa dibangkitkan kembali, rakyat yang meninggal dunia, masa mau dibangkitkan pakai Edo Tensei? Memangnya saya Orochimaru?"
Namun, Hokage Naruto masih belum terpikir untuk melakukan lockdown di Konoha. Naruto hanya memberikan imbauan untuk warga desa melakukan physical distancing dengan kampanye #DiRumahAja. Work from home (WFH). Kerja dari rumah. Shinobi menjalankan misi dari rumah. Misinya, memerangi virus Corona.
Murid akademi ninja pun mulai diliburkan atau bahasa kerennya belajar dari rumah. Otomatis rumah warga desa bakalan dijadikan sarana belajar lempar shuriken oleh anak-anak.
"Warga desa yang bandel akan berhadapan dengan Klan Nara yang dipimpin oleh Shikamaru. Jangan kaget ketika kalian masih berkeliaran di luar rumah, tiba-tiba tidak bisa berjalan lagi. Itu tandanya bayangan kalian sudah dijebak pakai kagemane no jutsu." Naruto memberikan peringatan di tengah pengumumannya.
ADVERTISEMENT
Semakin hari jumlah pasien Corona bertambah banyak. Sebagai kepala rumah sakit Konoha, Sakura curhat kepada Naruto bahwa banyaknya pasien membuat tenaga medis kewalahan. Sebab jumlah nakes tak sebanding dengan membludaknya pasien. Sampai-sampai ninja medis yang sudah pensiun seperti Tsunade ikut membantu.
Sebagai pemimpin yang turun ke lapangan, Naruto meluangkan waktu memberikan kursus kilat kagebunshin no jutsu kepada para perawat dan ninja medis. Sehingga mereka bisa menguasai jurus seribu bayangan. Dengan jurus itu, mereka bisa menggandakan diri menyesuaikan banyaknya pasien. Masalah keterbatasan tenaga medis pun terselesaikan. Kekurangannya, chakra mereka lebih cepat habis. Sakura saja sampai pingsan kelelahan.
Beban Sakura memang berat. Dirinya punya beban moral karena wabah ini diakibatkan oleh kehadiran suaminya yang mudik. Sekarang Sasuke justru tidak mau diam di rumah. Sasuke kembali berkelana untuk mencari vaksin Corona.
ADVERTISEMENT
Naruto yang khawatir Sasuke bakalan menularkan virusnya ke banyak orang yang ditemuinya di jalan, akhirnya memutuskan menyusulnya. Naruto ingin mengajak Sasuke kembali ke Konoha untuk karantina mandiri. Lah, ceritanya jadi mirip dengan Naruto sebelum jadi Hokage? Antiklimaks.
Bedanya, kali ini ujian chunin ditiadakan. Setelah pandemi berakhir, para genin bakalan langsung dilantik sebagai chunin.