Konten dari Pengguna

Menanggulangi Pandemi dengan Lelang ala Selebgram dan Petinggi Negeri

Haris Firmansyah
Penulis buku 'Petualangan Seperempat Abad'.
24 Mei 2020 10:00 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haris Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Lelang. Foto: Dok: Indra Fauzi/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lelang. Foto: Dok: Indra Fauzi/kumparan.
ADVERTISEMENT
Di tengah pandemi Covid-19, orang yang berpenghasilan 20 juta per bulan saja bisa menuntut bansos (bantuan sosial) kepada pemerintah. Pasalnya, gaji bulanannya dipotong 50 persen menjadi 10 juta. Sementara dia punya cicilan KPR dan mobil mencapai 9,5 juta rupiah per bulan. Sisanya, 500 ribu. Nggak cukup untuk kebutuhannya sehari-hari bersama istri dan anak.
ADVERTISEMENT
Curhatannya di grup Facebook itu kontan membuat kesal para buruh bergaji di bawah UMK. Sabar, Hyung!
Di saat yang sama, ada seorang kakek berprofesi sebagai pemulung di Bandung mengaku berpenghasilan 1.500 rupiah per hari. Menurutnya, penghasilan sebesar itu sudah cukup untuk disyukuri karena bisa dipakai beli kerupuk dan air minum. Kontras sekali, bukan?
Namun, setelah ditelusuri, kakek tersebut nge-prank orang-orang yang menonton videonya yang viral. Syukurlah, aslinya beliau termasuk orang mampu dan pemilik rumah berlantai 2 yang kekayaannya bikin tetangga keki. Pelajaran untuk akun pengepul video inspiratif supaya tidak asal menjual kesengsaraan orang lain demi konten. Setidaknya tabayyun dulu.
Pendataan penerimaan bansos dari pemerintah sendiri dirasa bermasalah. Sebab ada anggota DPR dan orang yang sudah meninggal, tercatat sebagai penerima bantuan. Belajar dari hoaks video inspiratif, pemerintah mesti tabayyun demi penyaluran bansos yang efisien dan efektif. Jangan sampai orang yang benar-benar membutuhkan justru ke-skip, tidak mendapatkan bantuan.
ADVERTISEMENT
Rakyat pun bisa membantu beban pemerintah dengan berbagi kepada sesama rakyat. Sikap dermawan sudah sering dicontohkan oleh pejabat publik yang bagi-bagi uang dan sembako langsung kepada rakyat di tengah pandemi. Namun, jangan sampai bagi-bagi bantuan membuat kerumunan. Ingat, pesan di belakang truk: jaga jarak.
Seorang rakyat dari kalangan selebgram berniat baik menggalang donasi untuk membantu tenaga medis. Jalan ninja yang ia pilih adalah pelelangan. Namun, barang yang dilelang adalah sesuatu yang absurd. Kurang-lebih seperti gong di film Virgin yang dibintangi oleh Laudya Cynthia Bella.
Selebgram bernama Sarah Keihl itu menambah daftar influencer yang melakukan blunder selama pandemi. Sebelumnya, ada beauty vlogger Indira Kalistha yang menganggap Corona biasa aja. Justru ia mengucapkan syukur dengan adanya Corona karena membuat penghasilannya bertambah.
ADVERTISEMENT
Jika hukum kekekalan energi berlaku untuk uang, maka jumlah uang di dunia ini sebenarnya tidak berubah. Ketika ada yang penghasilannya berkurang, ada juga yang penghasilannya meningkat.
Sikap ignoran Indira setali tiga uang dengan sang suami, yaitu Aa Utap yang bikin konten YouTube di penutupan McDonald's Sarinah. Kasus ini berujung pada meja di ruangannya Deddy Corbuzier dalam sebuah podcast. Mereka melakukan klarifikasi dan minta maaf.
Begitu juga yang dilakukan Sarah Kiehl yang bikin klarifikasi setelah menimbulkan kegaduhan di Instagram. Sarah mengaku dirinya membuat sensasi dengan tujuan sarkasme/bercanda. Menyindir mereka yang masih nongkrong di luar sana.
Niatnya mungkin baik, tapi caranya salah. Kalauk niatnya memanfaatkan situasi demi popularitas diri, netizen tentunya akan senang hati memberikan atensi. Namun, dengan cara menghakimi.
ADVERTISEMENT
Apa yang diharapkan Sarah dan Indira dengan melontarkan pernyataan memancing amukan netizen? Sementara Kekeyi yang hanya jajan penthol saja bisa dibully berhari-hari. Ditambah ketika Kekeyi review Oreo Supreme yang harganya setara dengan BLT per bulan dari pemerintah, makin buas saja komentar dari jari-jari kejam netizen.
Aktivitas lelang ternyata cukup seksi untuk mengundang donatur. Tak heran Presiden Jokowi pun melelang motor listrik yang telah ditandatanganinya. Barang lelang itu laku 2,5 miliar rupiah saat konser amal penggalangan dana virtual yang digagas para petinggi negeri. Nantinya dana yang terkumpul akan dipakai untuk menanggulangi dampak pandemi covid-19.
Pemenang lelang tersebut adalah seorang pengusaha asal Jambi bernama M Nuh. Namun, selang beberapa hari, M Nuh justru dikabarkan telah ditangkap aparat kepolisian. Lantaran diduga menipu dan belum melakukan pembayaran motor lelang. Setelah ditelusuri, ternyata ia bukan pengusaha, tetapi buruh harian. Lagi-lagi sikap tabayyun tidak dilakukan.
ADVERTISEMENT
Dari sudut pandang sebaliknya, ternyata M Nuh mengira dirinya dapat hadiah. Membuat netizen menyebut bahwa M Nuh telah melakukan prank kepada presiden. Untungnya, M Nuh hanya dimintai keterangan oleh pihak berwajib, tidak sampai dipenjara seperti halnya Ferdian Paleka.
Lelang yang dilakukan oleh selebgram dan petinggi negeri ternyata masih belum cukup meredam dampak pandemi. Daripada melelang sesuatu yang absurd, sebaiknya selebgram fokus membuat konten yang menghibur saja, bukan kontroversi demi engagement media sosial.
Bukan pula dengan petinggi negeri bikin konser di tengah pandemi yang justru tidak mematuhi protokol kesehatan physical distancing. Bukankah pemerintah yang menganjurkan, mengapa pemerintah pula yang melanggarnya?
Biar bagaimanapun, influencer dan pejabat pemerintahan sama-sama pihak yang berpengaruh di negeri ini. Sebarkan pengaruh baik supaya hati rakyat tenang dan imunitas tubuh meningkat.
ADVERTISEMENT