Pak Edhy Prabowo, Biarkan Benih Lobster Hidup Seperti Larry

Haris Firmansyah
Penulis buku 'Petualangan Seperempat Abad'.
Konten dari Pengguna
9 Juli 2020 19:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haris Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok: Youtube.com/kid games academy.
zoom-in-whitePerbesar
Dok: Youtube.com/kid games academy.
ADVERTISEMENT
Bersama Kyai Ma’ruf Amin, Presiden Jokowi telah membentuk kabinet menteri jilid dua. Yang paling mencolok dari susunan menteri, tentu saja Menteri Pertahanan yang diangkat dari lawan tanding sang presiden di pemilu dua periode terakhir: Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Jokowi dan Prabowo yang berdamai adalah simbol cinta NKRI; lupakan perselisihan, bersatu membangun negeri. Kendati sejumlah pengamat menamakan persatuan tersebut sebagai oligarki.
Bergabungnya Prabowo ke Kabinet Indonesia Maju bentukan Jokowi, sepaket dengan Edhy Prabowo yang menyusul ke istana. Kader Partai Gerindra sekaligus orang kepercayaan Prabowo itu menggeser Susi Pudjiastuti di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Belum tiga bulan, Pak Edhy sudah bikin geger laut Nusantara dengan rencana ekspor benih lobster.
Pendahulunya di KKP, Bu Susi angkat bicara dan menolak wacana tersebut. Sebagian rakyat setuju dengan sang mantan menteri. Namun, tidak ada yang menanyakan perkara ini kepada lobsternya sendiri.
Wartawan hanya mewawancarai Pak Edhy dan Bu Susi, tapi belum ada yang kepikiran menginterview Larry, tetangganya Spongebob di Bikini Bottom. Kalau Larry ditanya tentang polemik ini, mungkin jawabannya sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
“Hidup seperti Larry. Tunggu benih lobster itu tumbuh dan besar seperti diriku yang berotot ini. Pasti harga jualnya lebih tinggi.”
Lalu Tuan Krab bakalan nimbrung, “Uang, uang, uang. Harusnya kalian pertimbangkan uang yang akan lebih banyak didapatkan ketika menjual lobster yang sudah dewasa.”
Oalah, ketimbang yang empunya KKP saat ini, ternyata Bu Susi lebih mengerti Larry, eh maksudnya lobster. Pantas rakyat gagal move on dan kangen dengan Bu Susi terus.
Bu Susi berpendapat tidak ada negara yang mengekspor benih lobster, kecuali Indonesia. Negara-negara tetangga melakukan budidaya lobster, tetapi benihnya berasal dari Indonesia. Makanya, Bu Susi melarang ekspor benih lobster. Lebih baik dibudidayakan, dijual setelah lobster dewasa dan hidup seperti Larry.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Pak Edhy menyanggah dengan pernyataan bahwa budidaya lobster di negeri kita masih lemah. Daripada sisa benih sia-sia atau mati, mending diekspor saja. Nanti kalau budidaya lobster di negeri ini sudah kuat, ekspor benur bakalan dihentikan.
Di sisi lain, ada ribuan nelayan yang mencari nafkah dari mencari benih lobster. Dengan mencabut larangan menangkap benih lobster, nelayan-nelayan itu bisa kembali bekerja.
Namun, pernyataan KKP tersebut kurang memuaskan di mata publik. Masalahnya, selain nelayan yang dapat pekerjaan baru, di belakangnya ada perusahaan-perusahaan besar yang diuntungkan dari aktivitas mengekspor benih lobster tersebut. Yakin menguntungkan kebanyakan rakyat, atau hanya golongan?
Ibu Susi Pudjiastuti selama satu periode telah menjaga laut Indonesia dari para mafia dan bajak laut. Begitu sang srikandi itu pergi dari singgasana, kapal asing berani unjuk gigi. Namun, Edhy dan Prabowo malah melunakkan hati. Menteri Segala Urusan (Mensaurus) Luhut Binsar Panjaitan pun sama saja.
ADVERTISEMENT
Pak Edhy menghilangkan tradisi menenggelamkan kapal asing yang dulu gencar dilakukan oleh Bu Susi. Kapal-kapal asing itu justru diberikan kepada nelayan lokal untuk mencari ikan. Yah, tidak seru. Pantas saja, para mafia nggak kapok menggarong di lautan NKRI.
Pak Prabowo sendiri yang galak sewaktu kampanye pilpres, jadi kalem-kalem saja dengan isu kedaulatan ini. Kabar terbaru, beliau ditunjuk oleh presiden untuk menggarap lumbung pangan. Loh, kan jabatannya Menteri Pertahanan, kok malah ngurusin pertanian? Padahal sudah ada Menteri Pertanian. Oh ya lupa, Menteri Pertanian kan sedang tukar peran dengan Menteri Kesehatan membuat kalung antivirus Corona.
Hadirnya kekuatan TNI berkoordinasi dengan buruh tani, maka terjadilah yang namanya kemanunggalan TNI-Rakyat di bidang pertanian. Dan, ternyata Menteri Pertahanan juga bertanggung jawab terhadap ketahanan pangan. Baru tahu.
ADVERTISEMENT
Pak Edhy dan Pak Prabowo adalah dua petinggi Partai Gerindra. Dengan masuknya elite Partai Gerindra ke Kabinet Jokowi seharusnya membawa angin perubahan. Namun, kebijakan Edhy Prabowo justru mencoreng nama Partai Gerindra itu sendiri. Sebab izin ekspor benih lobster dituduh sebagai ajang bancakan Partai Gerindra.
Jangan sampai urusan benih lobster ini menumbuhkan benih curiga di hati pendukung Prabowo dan Partai Gerindra. Nanti, ketika Prabowo nyapres lagi di periode mendatang, dukungan justru bisa berkurang. Alasannya, dikasih jabatan di Kabinet Menteri saja cuma menguntungkan golongannya, gimana kalau jadi kepala negaranya?