news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sudah Waktunya Indonesia Berafiliasi dengan Desa Ninja Naruto

Haris Firmansyah
Penulis buku 'Petualangan Seperempat Abad'.
Konten dari Pengguna
16 Oktober 2019 15:00 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haris Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Naruto dan Jokowi. Foto: Dok: Maulana Saputra/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Naruto dan Jokowi. Foto: Dok: Maulana Saputra/kumparan.
ADVERTISEMENT
Di hari ulang tahun Naruto, Wiranto diserang oleh orang tak dikenal di Pandeglang, Banten. Senjata yang digunakan untuk menusuk Menko Polhukam tersebut adalah kunai, pisau kecil asal Jepang yang biasa digunakan oleh ninja.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu menandakan bahwa kondisi NKRI sedang darurat ninja. Seandainya negara maritim ini meniru negara api yang memiliki desa ninja Konohagakure, mungkin tidak akan semudah itu terjadi penyerangan terhadap sang menteri.
Alih-alih desa ninja, yang kita miliki adalah desa penari. Akibatnya, Indonesia swasembada penari yang bisanya menari di atas penderitaan orang lain. Wiranto sedang dirawat di rumah sakit, bukannya empati, warganet justru bikin konten yang menyindir. Tak peduli UU ITE siap menjerat kapan saja dengan pasal karetnya.
Dikarenakan pakai senjata ala ninja ketika menyerang Wiranto, pelaku diduga terpapar paham ISIS (Ini Shinobi Itu Shinobi). Lantas tindak kekerasan sang pelaku terhadap pejabat NKRI adalah jalan ninjanya.
Namun, hal ini sudah dikonfirmasi oleh Naruto Uzumaki sebagai Hokage Konohagakure bahwa pelaku penyerangan bukanlah warga desanya. Sesaat setelah kejadian, Naruto sempat menelepon Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Sebagai sesama pencinta kodok, saya mau terbuka saja dengan Pakdhe. Memang senjata yang digunakan oleh pelaku adalah kunai yang juga biasa kami, ninja Desa Konoha, gunakan untuk bertarung. Namun, saya ingin memastikan bahwa pelaku penusukan Pak Wiranto bukanlah warga Desa Konoha," terang Naruto. "Lihat saja, pelaku tidak pakai pelindung kepala Konoha."
Naruto berharap peristiwa itu tidak memengaruhi hubungan bilateral antara Indonesia dan Konoha. Selama ini, Indonesia dan Konoha telah menjalin kerja sama di bidang ekspor-impor. Setiap ninja Konoha melakukan kuchiyose no jutsu (jurus pemanggilan hewan), hewannya berasal dari Indonesia.
Di sisi lain, pihak Akatsuki juga menampik bahwa pelaku adalah anggota dari organisasinya.
"Akatsuki memang organisasi kriminal. Namun, bukan berarti setiap kejahatan dilakukan oleh kami. Kami punya motif tersendiri. Pak Wiranto bukanlah target kami," tutur Pain Akatsuki, sang pemimpin organisasi yang biasa mengenakan jubah batik bermotif mega mendung khas Cirebon tersebut.
ADVERTISEMENT
Wartawan sempat menyinggung tentang kejahatan yang telah dilakukan Akatsuki. "Selama ini, Akatsuki menyerang personel yang menyimpan chakra siluman berekor. Apakah Pak Wiranto juga diserang karena..."
"Sebentar, sebentar. Bukan kejahatan seperti itu yang saya bicarakan di sini," potong Pain Akatsuki. "Organisasi kami hanya melakukan tindak kejahatan pembajakan film-film mancanegara yang saya terjemahkan ke Bahasa Indonesia untuk kalian tonton di website film ilegal."
Awak media langsung paham dan meninggalkan markas Akatsuki yang sedang fokus mengerjakan subtitle drama Korea itu.
Untuk sementara, pihak berwajib menaruh curiga kepada Desa Sunagakure. Ditambah sejumlah buzzer istana menyebutkan istilah seperti sobat gurun atau kadal gurun (kadrun). Seperti kita ketahui, Sunagakure memang sebuah desa ninja yang terletak di gurun pasir.
ADVERTISEMENT
Soal status dan latar belakang pelaku serta motif penyerangannya, kita serahkan kepada pihak berwajib. Kita tunggu saja kabar selanjutnya. Namun, untuk tindakan penanggulangan bencana terorisme ini, kita perlu langkah konkret supaya kejadian serupa tak terulang kembali.
Berdasarkan cerita Naruto, setiap negara memiliki desa tersembunyi yang berisikan para ninja. Warga desa tersebut dilatih sejak usia dini agar menjadi ninja yang terampil. Nantinya para ninja itu dipekerjakan sebagai kekuatan militer negara yang menaungi mereka.
Mungkin sudah waktunya Indonesia bekerja sama dengan desa Konoha di bidang keamanan. Nantinya pejabat negeri bisa meminta pengawalan khusus dari ninja pada tiap momen penting. Sehingga memperkuat perlindungan terhadap para petinggi negeri. Sebelum musuh menyerang, ninja pengawal akan pasang badan untuk melindungi kliennya. Demi keefektifan, ninja memang harus dilawan dengan ninja.
ADVERTISEMENT
Perihal ninja, bukan hal baru bagi Wiranto. Sewaktu masih menjabat sebagai Pangab (Panglima ABRI), Wiranto sempat menghadapi isu kemunculan ninja yang meneror masyarakat. Sepanjang tahun 1998, terjadi penyerangan terhadap beberapa tokoh masyarakat, khususnya di Jawa Timur. Konon, penyerangan tersebut dilakukan oleh sosok berpakaian ala ninja yang beraksi dalam senyap.
Sampai saat ini, misteri ninja warisan Orde Baru itu masih belum terkuak.
Jika Indonesia sudah berafiliasi dengan Desa Konoha, bisa dijalankan program pertukaran pelajar. Murid akademi ninja bisa belajar di sekolah umum Indonesia untuk mempelajari cara jadi warganet yang budiman. Sementara murid sekolah umum bisa belajar ninjutsu di akademi ninja.
Bayangkan, Kakashi Hatake yang sudah berpengalaman mendidik murid akademi ninja sampai sesukses Naruto Uzumaki dan Sasuke Uchiha, nantinya akan mengajari orang Indonesia beragam jurus. Semoga saja gaji Guru Kakashi sebagai guru honorer bisa dinaikkan oleh Muhadjir Effendy selaku Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan).
ADVERTISEMENT
Kalau sampai Guru Kakashi digaji kecil, lalu diromantisasi oleh Pak Muhadjir Effendy dengan berucap, "Sekarang dinikmati saja, nanti masuk surga." Mungkin Guru Kakashi malah kegirangan.
Guru Kakashi bakalan menyahut, "Akhirnya, aku bisa merasakan kenikmatan surgawi seperti di novel yang aku baca," sambil memeluk buku Icha Icha Paradise.