Konten dari Pengguna

CPNS 2024: Ajang Kompetisi Masyarakat Yang Pernah Dibuat Negara

Haris Mandala Putra
Sarjana Ilmu Pemerintahan Lulusan dari Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta. Sekarang sedang menekuni karya-karya tulisan yang berorientasi pada isu Politik dan Pemerintahan skala Nasional dan Regional.
29 September 2024 14:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haris Mandala Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cpns 2024: Ajang Kompetisi Masyarakat Yang Pernah Dibuat Negara
Oleh: Haris Mandala Putra
ADVERTISEMENT
Banyaknya aturan tidak bisa menjamin kesejahtraan. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan administrasi, hal ini bisa dilihat dari berbagai sudut pandang disiplin administrasi dalam konsep hidup bernegara.
Salah satunya banyak aturan yang kemudian diatur serta produk kebijakan mengenai kualifikasi pelamar kerja dalam berbagai instansi, dan hal tersebut dapat diakui karena jika dibandingkan dengan negara-negara maju, Indonesia masih dalam konsep yang terbilang pragmatis.
Tidak heran jika persentase angka pengangguran di negara Indonesia yang masih tinggi dan masih retan mitigasi dari negara untuk kemudian menjawab fenomena sosial Masyarakat tersebut dari beberapa tahun belangkan ini.
Negara hadir bukan lagi untuk menjadi fasilitator bagi rakyatnya, akan tetapi negara hadir hanya menambah kerumitan akibat dari kebijakan yang begitu subjektif bagi pelamar-pelamar kerja tersebut.
ADVERTISEMENT
Ketersediaan lapangan pekerjaan juga itu tidak sebanding dengan angka kelulusan dari berbagai perguruan tinggi dan universitas yang ada di Indonesia setiap tahunnya.
Akibatnya, Pemerintah hanya memfasilitasi pelamar tersebut dengan satu kebijakan yang hari kita kenal sebagai CASN.
Banyak perspektif yang muncul mengenai fenomena ini, karena dinilai sangant eksklusif. Kenapa? Pertanyaan ini muncul akibat beberapa rentetan kebijakan atau aturan yang mengatur secara spesifik bagi pelamar yang ingin menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Sebenarnya kualifikasi tersebut tidak menjadi persoalan, hanya saja menjelang perekrutan calon banyak pelamar kemudian dipersulit. Contohnya pada tahun 2024 ini, hampir 2 juta lebih pelamar di Indonesia yang mengalami kesulitan mengakses meterai elektronik, karena banyak situs yang down akibat banyaknya proses stamping.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini merupakan alasan bahwa negara belum mampu menjadi jawaban atas apa yang dialami oleh Masyarakat yang ada di Indonesia terkait rumitnya mendapatkan pekerjaan yang layak dan juga ketersediaan lapangan pekerjaan yang belum memadai.

Urgensi proses perekrutan menjelang kontestasi politik

Ilustrasi dafatr CPNS. Foto: ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Dalam berbagai situasi yang terjadi selama proses prekrutan calon aparatur sipil negara banyak yang menganggap bahwa hal ini adalah permainan terbesar yang pernah dibuat oleh negara untuk rakyatnya.
Kenapa demikian? Sebab momentum tersebut terjadi Ketika ada kepentingan semata dari otoritas untuk mendapatkan apa yang diinginkan dari Masyarakat.
Terkadang proses perekrutan ini terjadi menjelang pesta demokrasi, bukankah ini membangun dugaan masyarakat bahwa pemerintah mencari peluang untuk kepentingan semata, karena di tahun 2024 ini prosesi perekrutan terjadi menjelanng pemilihan kepala daerah.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya itu, jumlah pelamar yang mencapai ribuan pelamar itu tidak sebanding dengan kuota yang dibuka oleh beberapa instansi. Pertanyaannya adalah bagaimana nasib pelamar yang tidak lolos? Tidak heran jika kondisi ini dianggap sebagai ajang kompetesi yang pernah dibuat negara.
Dalam situasi lain ketika kita berangkat dari sudut pandang yang berbeda bahwa banyak sekali Masyarakat yang sampai pada hari ini Tengah mengalami kesulitan mencari pekerjaan yang sesuai dengan latarbelakang pendidikannya Ketika berada di perguruan tinggi.
Banyak Masyarakat Ketika lulus dari studinya kebingungan harus kemana ia mengantarkan surat lamaran, dilema inilah yang kemudian membuat Masyarakat mengambil Keputusan untuk alif profesi demi ia bisa mendapatkan pekerjaan yang layak untuk menunjang perekonomian keluarga.
ADVERTISEMENT
Bukankah ini hal yang sangat memperihatinkan yang terjadi di negara ini, hal yang terjadi ditengah Masyarakat Indonesia yang sedang membutuhkan pekerjaan yang layak.
Hari ini sudah tidak mejadi jaminan bahwa sekolah tinggi-tinggi akan mempermudah seseorang mendapat pekerjaan yang layak. Dapat disimpulkan sementara bahwa kebijakan untuk menjadi aparatur sipil negara bukanlan jawaban atas situasi yang sebenarnya terjadi di negara Indonesia hari ini.