Konten dari Pengguna

127 Gunung Api Aktif Menjadikan Indonesia Surga Gunung Api Dunia

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
30 Mei 2021 15:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Awan panas guguran Gunung Merapi, pada 19 Januari 2021. Foto: Dokumentasi Andi Volcano
zoom-in-whitePerbesar
Awan panas guguran Gunung Merapi, pada 19 Januari 2021. Foto: Dokumentasi Andi Volcano
ADVERTISEMENT
Tahukan kamu, kalau Indonesia, merupakan rumah dari sekitar 400-an gunung dan pegunungan yang membentuk keelokan rupa buminya. Dari jumlah tersebut, setidaknya 127 gunung api aktif–salah satu yang terbanyak di dunia–menguntai indah dalam satu rangkaian yang melingkar sebagai jembatan imajiner penghubung bentangan antar pulau dari timur hingga ke barat nusantara. Menjadi bagian dari rangkaian cincin api dunia atau ring of fire.
ADVERTISEMENT
Tidak heran jika, bumi pertiwi ini disematkan sebagai salah satu surga gunung api dan hutan tropis dunia.
Seorang pendaki saat turun dari puncak Rinjani. Foto: Harley Sastha
Bagi kamu yang pernah mendaki gunung-gunung di Indonesia, tentu akan merasakan, menarik dan kuatnya karakter masing-masing gunung tersebut. Terlebih, gunung yang kamu daki tersebut, gunung api.
Hal ini pun diamini oleh mas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno. “Indonesia selayaknya menjadi surga bagi para pencinta wisata pendakian gunung. Wilayah pegunungannya membentang dari Aceh hingga Papua.
Dari 400-an gunung, ada 127 di antaranya adalah gunung api aktif. Memiliki karakter kuat, menjadikan Indonesia sebagai epicentrum pendakian gunung api dunia,” paparnya dalam webinar series Pariwisata Gunung Berkelanjutan dalam rangka memperingati Hari Gunung Internasional yang diselenggarakan oleh Federasi Mountaineering Indonesa (FMI) dan Masyarakat Geowisata Indonesia (MAGI), pada Sabtu (29/5/2021).
Padang sabana jalur pendakian Piong, TN Tambora. Foto: Tim Jelajah 54 TN Indonesia dan Balai TN Tambora.
Menurut Sandiaga, bumi nusantara dianugerahi panorama dan bentang alam yang indah, hutan dengan keragaman flora dan fauna. Melalui pola perjalanan Indonesia Volcano Sport Summits, Indonesia menawarkan setidaknya tiga hal menarik bagi para pendaki gunung dari seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
1. Indonesia sebagai negara jumlah gunung api terbanyak. Mewakili 13 persen dari total gunung api dunia.
2. Beberapa di antaranya telah menjadi icon gunung api dunia, karena sejarah letusan serta kekhasan fenomena alam.
3. Rangkaian pegunungan yang berada di garis khatulistiwa dengan musim yang dapat dinikmati sepanjang tahun.
Keelokan sebagian salah satu sudut kaldera raksasa Tambora. Foto: Harley Sastha
Nah, keindahan, keelokan dan kekhasan serta keunikan gunung api nusantara, tidak lepas dari gugusan kepulauan yang berada di arena pusat hiruk pikuk benturan tiga mega lempeng dunia: Lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Tabrakan ketiga lempeng itulah yang kemudian ikut membentuk rangkaian ring of fire.
Tentu kamu sudah mendengar dan familiar dengan nama Toba, Rinjani, Tambora, Agung, Bromo Tengger Semeru, Ijen dan Batur. Bahkan, mungkin kamu pernah mendaki beberapa di antaranya atau semuanya. Saya yakin, kita sama-sama sepakat, kalau gunung-gunung tersebut mempunyai alam yang sangat elok, unik dan khas.
ADVERTISEMENT
Menariknya, sejarah mencatat, beberapa letusan besar gunung api tersebut telah memengaruhi peradaban dunia dan melahirkan berbagai ilmu pengetahuan, seni, budaya dan karya sastra yang mengikutinya, baik itu sejarah letusan di masa lampau, maupun sejarah modern. Salah satu di antaranya Tambora, yang telah menjadi inspirasi lahirnya novel terkenal dan fenomenal ‘Frankenstein’.
Ranu Kumbolo, TN Bromo Tengger Semeru, salah satu tempat yang menjadi favorit para pendaki saat mendaki gunung Semeru. Foto: Harley Sastha (2013)
Melihat kelebihan-kelebihan yang dimiliki gunung api Indonesia, Sandiaga mengajak semua pihak pelaku wisata gunung, termasuk para pendakinya, bersama-sama berbenah diri, untuk memajukan gunung Indonesia.
Pengalaman melihat gumpalan lautan awan yang seolah tanpa batas, golden sunrise yang sempurna, atraksi alam berupa kawah dan kaldera gunung api, air terjun, hutan tropis, padang sabana, dan danau, adalah sebagian kecil pengalaman yang tidak akan terlupakan oleh kamu yang pernah menjejakkan kaki di puncak-puncak gunung.
Dua orang pendaki dari mancanegara saat bersama-sama dengan pendaki lokal, mendaki gunung Batur. Foto: Harley Sastha
Tetapi, tentu saja melakukan persiapan sebelum mendaki, menjadi hal yang tidak bisa kamu abaikan. Mencari tahu dan mengetahui seluk beluk gunung yang akan kamu daki dan menyiapkan segala sesuatunya itu menjadi sangat penting.
ADVERTISEMENT
Patuhi semua aturan yang telah ditetapkan pengelola. Minimalisirkan dampak yang terjadi terhadap alam akibat kehadiran kita. Lakukan aktivitas pendakian secara bijak, cerdas, beretika dan bertanggung jawab.
Namun, di mana pandemi COVID-19 yang masih terjadi, Sandiaga berpesan, untuk kamu yang akan mendaki gunung, jangan lupa untuk tetap menjaga protokol kesehatan.
Tiga orang pendaki saat merayakan kegembiraannya saat tiba di salah satu puncak tubir kaldera Tambora. Foto: Harley Sastha
“Saya berharap acara webinar series yang diselenggarakan oleh FMI dan MAGI, dapat menginspirasi dan memengaruhi para pelaku pariwisata untuk berbenah dan mempersiapkan produk wisata pendakian gunung Indonesia, agar dapat menjadi tujuan wisata dunia internasional. Membuka peluang usaha dan menciptakan lapangan kerja,” kata Sandiaga.
Melalui pantun yang dibacakannya dari Desa Kampiau Kabupaten Badung, Bali, mas Menteri mengajak kita semua untuk berwisata kembali. Tetapi, tentu saja dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sebagaimana tentunya.
Menparekraf, Sandiaga Uno melakukan kunjungan kerja ke Bali. Foto: Kemenparekraf RI
ADVERTISEMENT