4 Alasan Kenapa Kamu Harus Tetap di Jalur Saat Trekking atau Hiking

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
4 Agustus 2021 18:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Beberapa orang pendaki sedang menyusuri trail atau jalur pendakian di TWA Gunung Batur, Bali. Foto: Harley Sastha
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa orang pendaki sedang menyusuri trail atau jalur pendakian di TWA Gunung Batur, Bali. Foto: Harley Sastha
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak dapat dipungkiri, meningkatnya aktivitas manusia di alam terbuka – seperti di gunung, hutan dan lainnya – untuk mencari kesenangan, keindahan, rekreasi dan minat khusus, pasti turut meningkatkan 'bekas' atau 'tanda' yang ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
Kalau kamu pernah atau biasa mendaki gunung, tentu pernah dong melihat trail atau jalan setapak yang terlihat tidak berantakan dan rusak – cenderung melebar dan semakin melebar, terpecah menjadi jadi beberapa lajur dan lainnya.
Padahal, kawasan konservasi pelestarian alam, seperti: taman nasional, taman wisata alam, taman hutan raya dan suaka margasatwa, trail atau jalan setapak sudah ditetapkan oleh pengelola sedemikian rupa, sesuai peruntukannya dalam zona pemanfaatan. Selain itu, trail atau jalan setapak atau jalur resmi, biasanya sudah dilengkapi dengan tanda jalur atau sign board, pos, shelter dan lainnya.
Nah, tahukah kamu, kenapa selama hiking atau pun trekking, kamu harus selalu tetap berjalan di trail atau jalan setapak pada jalur yang sudah ditetapkan oleh pengelola? Berikut beberapa alasannya.
ADVERTISEMENT
1. Melindungi Jalan Setapak
Dua oran pendaki sedang berjalan di trail atau jalan setapak jalur pendakian Dukuh Seman, Gunung Sumbing. Dengan tetap berada di trail kamu ikut melindungi ekosistem di sekitar jalur dari kerusakan. Foto: Harley Sastha
Jalur hiking atau trekking dalam kawasan taman nasional dan taman wisata alam biasanya berada dalam zona pemanfaatan dan penetapannya telah melalui proses yang cukup panjang. Kemudian, jalur inilah yang menjadi jalur resmi yang diizinkan pengelola untuk dilalui. Biasanya, dalam satu kawasan hanya ada satu atau beberapa jalur resminya saja.
Bagian trail yang mengalami erosi atau longsor diperbaiki dan ditata kembali. Jalan setapak dapat saja cepat menjadi licin dan tertutup tanaman serta batu-batu yang mungkin berbahaya.
Itulah sebabnya, trail atau jalan setapak juga secara berkala dirawat oleh pengelola untuk memastikan kebersihan dan keamanannya.
Trail atau jalan setapak sejatinya memang disiapkan dan dirancang untuk dapat menahan banyak orang yang melewatinya.
ADVERTISEMENT
2. Melindungi Keberlanjutan Alam
Soerang pendaki mancanegara sedang berjalan di trail jalur pendakian Sembalun, TN Gunung Rinjani. Foto: Harley Sastha
Dengan adanya aktivitas manusia, seperti hiking atau trekking, pastilah meninggalkan jejak atau bekas. Jadi, yang dapat dilakukan, bagaimana seharusnya meminimalisir dampak dari kunjungan tersebut.
Dengan tetap berjalan di trail atau jalan setapak yang sudah ditetapkan, artinya kamu sudah ikut meminimalisir dampak kerusakan yang ditimbulkan. Bisa saja, karena ingin terburu-buru dan tidak sabar, akhirnya kamu memilih keluar jalan setapak dan tanpa disadari menginjak tanaman muda yang baru tumbuh atau jenis vegetasi lainnya yang sebenarnya rentan rusak. Mungkin juga, tidak sengaja menginjak satwa. Dalam arti lain, merusak ekosistem di sekitar jalur atau jalan setapak.
Nah, jadi kalau sekiranya trail yang harus dilalui becek atau sedikit berlumpur karena habis hujan, kamu tetap harus pada jalan setapak tersebut. Bukannya malah menginjak tanaman atau bunga-bungaan yang ada di sekitarnya. Alih-alih menghindari lumpur, kamu malah merusak ekosistem yang mungkin rentan.
ADVERTISEMENT
3. Memberi Keamanan Kamu dan Orang Lain
Jalan setapak atau trail, sudah ada yang dilengkapi dengan jembatan trail seperti ini. Foto: Balai TN Sebangau, Kalimantan Tengah.
Dengan tetap berjalan di trail atau jalur yang sudah ditetapkan, artinya, kamu telah meminimalisir kecelakaan yang mungkin saja dapat terjadi pada diri kamu dan orang lain.
Seorang pejalan atau pendaki yang mengalami kecelakaan di jalur yang sudah ditetapkan dan dilengkapi dengan tanda jalur atau sign board, akan mudah ditemukan dan cepat tertangani, dari pada yang diluar jalur atau jalur ilegal atau tidak resmi.
4. Mencegah Tersesat
Jalan setapak atau trail atau jalur resmi, biasanya sangat jelas, bersih dan rapi serta lengkap dengan papan petunjuk dan sarana prasarana serta fasilitas lain yang memang dibutuhkan. Dengan tetap berjalan di trail yang sudah ditetapkan, akan mencegah kamu tersesat.
ADVERTISEMENT
Jangan, sesekali membuat jalur baru atau memotong trail atau jalan setapak yang sudah ada. Selain akan merusak ekosistem dan jalan setapak itu sendiri, juga akan membuat orang lain celaka dan tersesat.
Pastikan kamu berada di jalur yang sebenarnya dengan memeriksa peta jalur yang disediakan pengelola atau GPS. Jika, ada beberapa teman perjalanan kamu mempunyai kecepatan yang berbeda, pastikan juga untuk menunggu di persimpangan jalur, sampai semuanya menuju arah yang benar.
Di sepanjang trail atau jalan setapak yang kamu lalui, banyak sekali berbagai jenis tumbuhan dan bisa juga satwa yang dapat kamu lihat dan pelajari. Foto: jalur trekking di TN Tanjung Punting, Kalimantan Tengah. Foto: Danny Prabowo.
Selain empat alasan tersebut di atas, ingat ya, selama berada di trail atau jalan setapak atau jalur, kamu harus juga menghormati orang lain. Seperti: tidak duduk di tengah jalur, bersih kesempatan orang yang naik lebih dulu kalau kamu dalam posisi turun, minta izin untuk lewat lebih dulu kalau kamu berada di belakang orang lain – jangan malah alih-alih kamu keluar dari jalur, membiarkan apa yang kamu lihat dan temukan (misalnya: artefak, bebatuan, tanaman, bunga dan lainnya) dan tidak melakukan vandalisme pada mereka serta sarana prasana dan fasilitas yang ada. Dan, pastinya juga tidak meninggalkan sampah di sepanjang jalur yang kamu lalui. Ingat 7 Prinsip Leave No Trace.
ADVERTISEMENT
Jadi, cara terbaik agar kamu tidak tersesat dan menjaga keamanan serta keselamatan bersama dan menghormati alam, adalah dengan menggunakan jalur resmi dan selalu tetap berada di trail atau jalan setapak yang sudah ditetapkan pengelola.