Konten dari Pengguna

Asyik, Cimelati Akan Ditetapkan Sebagai Jalur Resmi Pendakian Gunung Salak 1

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
11 Juni 2020 4:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bangunan Pos Jaga dan Tiket Jalur Pendakian Cimelati, TN Gunung Halimun Salak. Foto: Balai TNGHS
zoom-in-whitePerbesar
Bangunan Pos Jaga dan Tiket Jalur Pendakian Cimelati, TN Gunung Halimun Salak. Foto: Balai TNGHS
ADVERTISEMENT
“Sarana dan prasana (sarpras) serta fasilitas pos pendakian menuju puncak Salak 1, jalur Cimelati sudah lengkap. Selain pos jaga dan tiket, juga sudah tersedia bangunan warung, shelter atau gazebo, mushola, toilet dan area camp,” cerita Kepala Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Ahmad Munawir melalui sambungan ponsel, pada Rabu (10/6/2020).
ADVERTISEMENT
Apa yang diceritakan Munawir tersebut, berkaitan dengan selesainya pembangunan sarpras dan fasilitas pos pendakian jalur Cimelati yang masuk wilayah kerja Resort Kawah Ratu TN Gunung Halimun Salak di Kampung Citaman, Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat.
Sebenarnya, jalur pendakian Cimelati merupakan jalur yang biasa digunakan penduduk sekitar, untuk menziarahi petilasan di puncak Salak 1 yang berada pada ketinggian 2.211 meter di atas permukaan laut (mdpl) – masyarakat setempak menyebutnya puncak manik.
Karena jaraknya yang relatif lebih pendek dan waktu tempuh lebih singkat (5-7 jam) serta medannya yang tidak terlalu curam dibandingkan melalui jalur pendakian Cidahu/Javana Spa dan Pasir Reungit, sehingga, kerap dijadikan jalur alternatif bagi pengunjung yang ingin mendaki menuju puncak Salak 1.
ADVERTISEMENT
Tetapi, sebelumnya, jalur pendakian Cimelati merupakan jalur ilegal. Jadi, bagi kamu yang mendaki melalui jalur tersebut pun disebut sebagai pendaki ilegal. Hal inilah yang kerap menyulitkan petugas taman nasional, saat terjadi kecelakaan. Karena, pengunjung yang mendaki, masuk secara kucing-kucingan atau sembunyi-sembunyi. Sehingga, otomatis data-datanya tidak tercatat.
Gunung Salak - TN Gunung Halimun Salak. Foto: Harley Sastha
“Rencana menjadikan Cimelati sebagai jalur pendakian resmi, salah satu alasannya, karena dari dulu jalur ini kan sudah dipakai. Walaupun ada kerjasama dengan muspika untuk mengawasinya, kami tetap belum bisa mengontrol sepenuhnya. Lalu, setelah berbincang-bincang dengan kawan-kawan volunteer, SAR dan pihak lain yang ada disana, akhirnya kita memutuskan untuk dibuka saja secara resmi. Karenanya, sejak tahun lalu, mulalah kami bangun sarpras dan fasilitasnya. Saat ini pembangunannya sudah selesai. Termasuk aliran listriknya,” cerita Munawir.
ADVERTISEMENT
Saya sendiri, sejak awal 1990-an sudah beberapa kali mendaki melalui jalur Cimelati. Jauh sebelum kawasan Gunung Salak menjadi satu kesatuan dengan kawasan Gunung Halimun pada 2003, yang kemudian menjadi kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
Menariknya mendaki melalui jalur Cimelati, hutannya masih sangat rimbun. Sehingga, suasananya terasa teduh dan nyaman. Bahkan, beberapa kawan mengatakan, mendaki melalui jalur Cimelati, seperti berjalan di taman dengan hutan lebatnya yang cantik. Di sepanjang jalur pendakian, khususnya setelah kamu sudah masuk jauh ke dalam hutan, terkadang, jika beruntung, beberapa jenis satwa seperti lutung, monyet ekor panjang, surili dan owa jawa, dapat kamu jumpai. Termasuk burung-burung.
Penggunaan Masih Menunggu Dibuka Secara Resmi
Menurut Munawir, walaupun sarpras dan fasilitas pos pendakian jalur Cimelati sudah jadi, belum bisa langsung digunakan. Karena, masih menunggu untuk diresmikan dan masih ada beberapa tahap mengenai penataan jalur pendakian yang tengah dipersiapkan serta komunikasi intens dengan berbagai pihak di sekitarnya. Mulai dari masyarakat, perangkat desa serta pihak keamanan dan lainnya. Lagi pula, saat ini semua aktivitas kunjungan wisata juga masih ditutup sejak pertengahan Maret lalu, guna mencegah penyebaran pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.
Salah satu sarpras yang tersedia tidak jauh dari pos jaga dan tiket jalur pendakian Cimelati, TN Gunung Halimun Salak. Foto: Balai TNGHS
Menjadikan jalur pendakian Cimelati sebagai jalur resmi, merupakan jawaban Balai TNGHS, setelah mendengarkan masukan berbagai pihak. Jadi, jalur pendakian Cimelati, dapat dijadikan sebagai jalur alternatif yang aman dan nyaman, bagi mereka yang baru mulai atau pertaman kali mendaki dan ingin menggapai puncak Salak 1.
ADVERTISEMENT
“Dengan begitu, kalau ada yang ingin mendaki menuju puncak Salak 1, tetapi tidak sanggung kalau melalui jalur pendakian Cidahu, maka ada alternatif atau pilihan yang juga resmi, jalur pendakian Cimelati,” kata Munawir, melanjutkan ceritanya.
Mengenai pembukaan secara resmi jalur pendakian Cimelati, Balai TNGHS berpatokan kepada kesiapan masyarakat setempat.
“Kami akan duduk bersama, mengomunikasikan berbagai hal yang terkait penyelenggarakan pendakian melalui jalur Cimelati. Dengan perangkat desa dan badan usaha milik desa serta masyarakat. Kami akan atur, misalnya, kendaraan pengunjung atau pengantar nanti hanya boleh sampai sebatas mana, termasuk parkirannya. Karena kan ada tanah pemilik villa yang juga akan dilalui. Juga mengakomodir peranan pemuda setempat. Dan, siapa nanti yang akan memegang izin jasa di sekitar sana. Hal ini untuk mencegah munculnya praktik premanisme. Karenanya, bersama-sama kita sepakati dulu semuanya. ,” tambah Munawir.
ADVERTISEMENT
Jadi, dengan resminya jalur pendakian Cimelati, Balai TNGHS, ingin masyarakat mendapat manfaatnya. Baik secara ekonomi maupun lingkungan. Adanya pemberdayaan bagi penduduk sekitar kawasan.
Salah sat sarpras disekitar pos jaga dan tiket jalur pendakian Cimelati, TN Gunung Halimun Salak. Foto: Balai TNGHS
Sebelum mengakhiri pembicaraan, Munawir berpesan, Balai TNGHS sebagai pengelola, jalur pendakian Cimelati sengaja disiapkan untuk para pendaki yang ingin mendaki menuju puncak Salak 1, tetapi memiliki beberapa keterbatasan, bisa menggunakan jalur ini.
“Saya harap, teman-teman pendaki dapat mengikuti aturan yang berlaku nantinya. Jangan merusak properti dan sarpras yang ada. Tidak melakukan vandalisme, mengganggu tumbuh-tumbuhan dan bawa kembali turun sampah, lalu buang pada tempat yang semestinya,” tutup Munawir.
Nah, untuk sobat kumparan dan pendaki, hingga saat ini, jalur pendakian resmi menuju puncak Salak 1 dalam kawasan TN Gunung Halimun Salak hanya ada dua: Jalur Javana Spa/Cangkuang, Cidahu – Simpang Kawah Ratu – Puncak Salak 1 dan Jalur Pasir Reungit, Gunung Bunder – Kawah Ratu – Simpang Kawah/Puncak Salak 1 – Puncak Salak 1.
ADVERTISEMENT
Jika nanti jalur pendaki Cimelati sudah benar-benar diresmikan, otomatis jalur pendakian di TN Gunung Halimun Salak, akan menjadi tiga jalur resmi. Sedangkan, diluar jalur-jalur tersebut merupakan jalur ilegal. Di mana jika kamu menggunakannya, artinya kamu telah menerabas batas-batas pelestarian alam yang telah ditetapkan. Tidak ingin kan kamu disebut sebagai pendaki ilegal?