Cerita 2 Anak Sapi yang Diserang Harimau Sumatera di Kebun Sawit di Riau

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
14 Juni 2020 23:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dua Anak Sapi yang Diserang Harimau Sumatera di Kebun Sawit di Riau. Foto: BBKSDA Riau
zoom-in-whitePerbesar
Dua Anak Sapi yang Diserang Harimau Sumatera di Kebun Sawit di Riau. Foto: BBKSDA Riau
ADVERTISEMENT
Saat masuk waktu subuh, pada Sabtu (13/6/2020), dua ekor anak sapi di kebun sawit milik masyarakat, Dusun 2, Desa Kota Garo, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, diserang Harimau Sumatera (Phantera tigris sumatrae).
ADVERTISEMENT
Akibatnya, terjadi lobang bekas gigitan dan cakaran Harimau, pada kedua tubuh anak sapi berusia sekitar 1 tahun. Namun, saat ditemukan, keduanya sudah mati, tetapi, belum sempat dimakan oleh Harimau.
Hal tersebut, sebagaimana disampaikan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKDSA) Riau Suharyono.
“Terjadinya serangan Harimau Sumatera berjenis kelamin jantan tersebut, pada waktu subuh, berdasarkan analisa tempat kejadian dan informasi masyarakat pemilik sapi, kepada tim kami," kata Suharyono.
Jadi, pada Sabtu (13/6), Balai Besar KSDA Riau, mendapatkan laporan dari masyarakat, bahwa di Desa Kota Garo, Kec. Tapung Hilir, Kab. Kampar, telah terjadi konflik antara Harimau Sumatera dengan manusia.
Petugas saat lakukan pengecekan jejak yang ditemukan dekat lokasi kejadian serangan Harimau Sumatera pada dua ekor anak sapi. Foto: BBKSDA Riau
Kemudian, tanpa menunggu waktu lagi, tim Balai Besar KSDA Riau segera melakukan pengecekan lapangan, bersama perangkat Desa Kota Garo, Babinsa Sertu Dedi Isriadi dan masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Saat mendapatkan serangan Harimau, posisi tidak sedang dikandangkan. Menurut pemiliknya, Saryanto dan Ari, akibat kejadian tersebut, mereka menderita kerugian mencapai sekitar 12 juta rupiah.
Menurtu mereka, memang, sapi-sapi tidak selalu dimasukkan ke dalam kandang. Biasanya, kalau seperti itu, mereka hanya mengikatnya saja pada pohon sawit. Kondisi kebun sawit memang cukup terawat, karena bersih dari semak belukar.
Menurut Suharyono, pada lokasi kejadian, ternyata, juga ditemukan jejak yang mulai pudar akibat hujan, ukuran mencapai 14 x13 cm.
“Jejak lainnya yang masih segar, juga ditemukan masyarakat, tidak jauh dari lokasi kejadian, tetapi saat tim cek mengeceknya, teryata sudah hilang, sama kondisinya, karena tergerus air hujan,” cerita Suharyono.
Jejak yang mulai pudar ditemukan disekitar lokasi kejadian serangan Harimau Sumatera pada dua ekor anak sapi. Foto: BBKSDA Riau
Mengenai kejadi ini, Kepala Desa Kota Garo Bapak Hj. Ilyas Sayang, menceritakan, bahwa, sejak dulu, Harimau Sumatera, sudah biasa hidup berdampingan dengan masyarakat melayu Kota Garo, sehingga tidak perlu takut terhadap Harimau.
ADVERTISEMENT
“Bila ada sesuatu terjadi di kampung kita akibat kedatangan atau serangan Harimau, berarti itu mengingatkan kita agar tidak takabur,” kata Ilyas Sayang.
Sebenarnya, Suharyono, menceritakan, kemampuan jelajah Harimau Sumatera desawa, khususnya yang berasal dari kantong Minas – Tahura Sutan Syarif Hasin, memang bisa mencapai wilayah tempat kejadian tersebut. Jadi, masih wilayah jelajahnya.
Saat musim hujan, Harimau jantan, mempunyai kecenderungan lebih sering menjelajahi wilayah teritorinya. Biasanya diberikannya tanda, seperti layaknya kucing.
“Untuk memberikan tanda wilayah teritorinya, Harimau jantan, biasanya, maaf, akan mengencinginya. Karena, tanda tersebut cenderung cepat hilang kena air hujan,” kata Suharyono.
Kemudian, setelah kejadian tersebut, BBKSDA Riau, melakukan serangkaian sosialisasi kepada masyarakat, agar selalu berhati-hati dalam beraktifitas dan tidak melakukan perburuan serta pemasangan jerat terhadap Harimau Sumatera dan mangsanya.
ADVERTISEMENT
Agar masyarakat lebih paham akan aktivitas Harimau Sumatera dan cara menghadapi konflik dengan satwa tersebut, BBKSDA Riau, membagi-bagikan lembaran poster.
“Selanjutnya, kami akan segera melakukan survei lokasi untuk pemasangan kamera penjebak di sekitar tempat kejadian. Untuk mengetahui individu Harimau Sumatera dan juga sosialisasi lanjutan kepada masyarakat di sekitar lokasi kejadian tersebut,” lanjut Suharyono.
Hewan ternak sapi maupun ternak lainnya, agar segera dimasukkan ke kandang jika hari menjelang senja, supaya tidak memancing naluri berburu dari Harimau Sumatera maupun satwa liar lainnya. Begitu himbau Suharyono kepada masyarakat.
Iustrasi Harimau Sumatera. Sumber: Shutter Stocks
Sebelum mengakhiri pembicaraan, Suharyono, meminta, agar masyarakat dapat bekerja sama dengan baik dengan Balai Besar KSDA Riau. Tidak bertindak anarkis dan jangan percaya dengan kabar bohong atau hoax. Jika mendapat informasi baru dan benar, agar segera menghubungi Call Center Balai Besar KSDA Riau di Nomor 081374742981.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, Harimau Sumatera memang bukan ancaman bagi manusia. Tetapi, justru keberadaannya sangat bermanfaat dalam menjaga kelestarian ekosistem secara keseluruhan. Menurut lembaga konservasi dunia: International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), saat ini Harimau Sumatera masuk daftar merah, spesies kritis terancam punas (Critically Endangered). Jadi, menjaga keberadaan dan kelestariannya serta habitatnya adalah tanggung jawab kita bersama.