Konten dari Pengguna

Cerita Gajah Sari yang Lahirkan Anaknya di Usia 42 Tahun

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
4 Februari 2021 1:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bayi gajah Sumatera betina yang baru dilahirkan pada 1 Februati 2021 sedang menyusu pada induknya yang bernama Sari di PLSK Satwa Khusus Tangkahan, TNGL, Sumatera Utara. Foto: Doc. Balai Besar TNGL
zoom-in-whitePerbesar
Bayi gajah Sumatera betina yang baru dilahirkan pada 1 Februati 2021 sedang menyusu pada induknya yang bernama Sari di PLSK Satwa Khusus Tangkahan, TNGL, Sumatera Utara. Foto: Doc. Balai Besar TNGL
ADVERTISEMENT
“Iya, Gajah Sumatera betina bernama Sari, pada 1 Februari lalu, melahirkan dengan normal tanpa bantuan medis. Tepatnya pada pagi dini hari sekitar pukul 04.00 WIB. Sebenarnya, sejak semalam, petugas atau Mahout kita, sudah melihat kondisi Sari yang diketahui sedang bunting, dalam kondisi gelisah dan tidak enak makan. Jadi, saat melakukan pemeriksaan rutin, petugas Mahout sudah melihat anak gajah yang berdiri di dekat induknya,” cerita Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Jeffry Susyafrianto, melalui WhatsApp.
ADVERTISEMENT
Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang masih terjadi, informasi tentang kelahiran gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) bernama Sari di Pusat Pelatihan Satwa Khusus Tangkahan (PSLK) TN Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, pada Senin (1/2/2021), menjadi kabar yang sangat menggembirakan. Khususnya pada dunia konservasi di Indonesia.
Menurut cerita Jeffry, proses kelahirannya berjalan baik, walaupun tanpa bantuan medis. Lalu, plasenta bayi gajah dimakan sang induk, untuk mengembalikan kembali stamina dan air susunya.
Bayi gajah berjenis kelamin betina tersebut, sejak dilahirkan, kondisinya dalam keadaan sehat. Berat badannya mencapai 60 kg, lingkar dada 104 cm dan tinggi bahu 80 cm. Begitupun induknya yang berusia 42 tahun, kondisinya sehat.
Bayi gajah Sumatera betina yang baru dilahirkan pada 1 Februati 2021 sedang bersama induknya yang bernama Sari di PLSK Satwa Khusus Tangkahan, TNGL, Sumatera Utara. Foto: Doc. Balai TNGL
Sebenarnya, ini kedua kalinya, gajah Sari melahirkan. Sebelumnya, pada 2012, lahir anak pertamanya yang kemudian diberi nama Amelia.
ADVERTISEMENT
Diceritakan juga, gajah Sari, merupakan hasil penangkapan gajah liar di Blok Hutan wilayah gampong Keude Ulee Gle, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Pada 1991. Waktu itu, usianya baru sekitar 12 tahun.
Nah, hamilnya kembali gajah Sari, pertama kali diketahui pada September 2020. Waktu itu, sedang dilakukan pemeriksaan rutin menggunakan alat ultrasonografi (USG). Diketahui kehamilannya sudah tahap trisemester akhir. Lalu, satu bulan kemudian, dilakukan pemeriksaan lagi.
Dengan dipandu dokter hewan, petugas Mahout, melakukan perawatan dan pengawasan yang lebih intensif lagi. Termasuk memberikan vitamin dan cakupan gizi serta pakan yang cukup.
“Kita bersyukur atas kelahiran bayi gajah dari indukan Sari di PLSK Gajah Sumatera Tangkahan. Kehadirannya telah berkontribusi terhadap bertambahnya generasi dan populasi Gajah Sumatera,” pungkas Jeffry.
ADVERTISEMENT
Untuk kamu ketahui, di PLSK Gajah Sumatera Tangkahan, Gajah Sumatera eks situ dipelihara dengan memberikan ruang dan waktu bagi delapan individu gajah sebelumnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi sosial di antara individu gajah. Baik itu di kandang sosialisasi, juga di sundai tempat mandi gajah. Jadi, saat ini, ada sembilan individu gajah Sumatera di PLSK tersebut.
Nah, dengan pra kondisi tersebut, yang kemudian memberikan peluang bagi gajah jantan untuk mendeteksi gajah betina yang sedang setrus untuk kemudian terjadinya konsepsi (kawin) dan buntingnya beberapa gajah betina dewasa di PLSK Gajah Sumatera Tangkahan.
Bayi gajah Sumatera betina yang baru dilahirkan pada 1 Februati 2021 sedang menyusu pada induknya yang bernama Sari di PLSK Satwa Khusus Tangkahan, TNGL, Sumatera Utara. Foto: Doc. Balai Besar TNGL
Karena tiga generasi bayi gajah yang lahir di PLSK Gajah Sumatera Tangkahan berasal dari pejantan yang sama bernama gajah Theo, perlu dicarikanlah solusi dari permasalahan ini.
ADVERTISEMENT
Melihat itu, agar dapat tetap mempertahankan keragaman genetik dari populasi dan generasi gajah Sumatera di PLSK Gajah Sumatera Tangkahan. Caranya, dengan melakukan pertukaran gajah Sumatera lainnya di Sumatera.
Ternyata bukan hanya itu permasalahannya. Adanya penyakit Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV), yang juga memengaruhi perkembangan populasi generasi gajah Sumatra.
Sebelumnya, penyakit tersebut telah menyerang dua individu anak gajah dan menyebabkan kematiannya, pada 2013 dan 2015.
Penyakit lainnya yang juga mengancam gajah Sumatra adalah kehadiran tuberkulosis–suatu penyakit yang bersifat zoonosis.
Setidaknya, saat ini ada lima kantong gajah Sumatera di dalam kawasan TNGL: tiga di wilayah Aceh dan dua di Sumatera Utara. Selain penetrasi habitat aslinya, perburuan liar dan jerat juga masih menjadi ancaman bagi keberadaan serta keberlangsungan hidup gajah.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu satwa endemik, langka dan dilindungi, gajah Sumatera merupakan sub spesies dari gajah asia yang habitatnya berada di Sumatera. Postur tubuhnya lebih kecil daripada sub spesies gajah india.
Menurut Lembaga Konservasi Dunia–Internasional Union for the Conservation of Nature and Nature Resources (IUCN), saat ini statusnya Kritis (Critical Endangered) masuk dalam daftar merah spesies terancam punah.
Dari data berbagai sumber, setidaknya, dalam 25 tahun terakhir, gajah Sumatera sudah kehilangan sekitar 70 persen habitatnya. Sehingga sangat penting bagi kita untuk mengenal dan menjaga habitat aslinya serta melestarikan keberadaannya.
Sang bayi gajah Sumatera yang masih berusia tiga hari ini, masih menunggu untuk diberikan nama. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) masih mencarikan nama yang cocok untuknya. Atau mungkin kumparan readers punya usulan nama untuk di bayi gajah betina ini?
ADVERTISEMENT