Hal yang Harus Diketahui agar Aman Menyusuri Tebing via Ferrata

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
15 Desember 2019 18:27 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Ilustrasi) Via Ferrata Gunung Kelam, Sintang, Kalimantan Barat. Foto: Harley Sastha
zoom-in-whitePerbesar
(Ilustrasi) Via Ferrata Gunung Kelam, Sintang, Kalimantan Barat. Foto: Harley Sastha
ADVERTISEMENT
Dunia petualangan dan kepolisian berduka. Diinformasikan seorang perwira polisi berinisial AKBP AN terjatuh saat mendaki tebing parang jalur via Ferrata Badega Gunung Parang, Dusun Cihuni, Sukamulya, Purwakarta, pada Sabtu (14/12/2019). Korban kemudian meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Korban mendaki tebing parang bersama dengan anak dan adiknya. Kemudian, tiba-tiba sling yang baja yang menempel di tebing terputus. Akibatnya AKBP AN terjatuh dari ketinggian 50 meter.
Standar Keamanan dan Keselamatan Wisata Petualangan Hal Mutlak
Aktivitas wisata petualangan, seperti: Mendaki gunung, arung jeram, paragliding, panjat tebing dan lainnya, termasuk pendakian via ferrata. Ada sensasi tersendiri bagi mereka yang menyukai wisata petualangan. Seiring hal tersebut, operator-operator wisata petualangan pun lahir dan bermunculan. Namun, bagaimana dengan standar keamanan dan keselamatan yang diterapkan. Sudah sesuaikah?
Menurut Muhammad Rubini Kertapati atau yang biasa disapa Bibin, mantan atlet nasional panjat tebing, yang juga owner dari Skywalker via Ferrata – pelopor via ferrata di tebing parang dan sekaligus di Indonesia – mengatakan, sesungguhnya standar keamanan dan keselamatan wisata petualangan merupakan sesuatu hal yang mutlak atau wajib. Tidak bisa ditawar.
ADVERTISEMENT
“Standar keamanan dan keselataman tersebut wajib dimiliki oleh setiap operator wiata petualangan. Terlepas bidang tersebut sudah memiliki asosiasi atau federasi ataupun belom. Artinya, mengoperasikan sebuah wisata petualangan wajib memiliki standar keamanan. Tetapi, kalau memang belum ada asosisasi yang mengatur, maka bisa merefer atau mengambil refrensi kepada standar keamanan yang memang lazim digunakan dalam wisata petualangan di luar negeri atau dunia internasional,” kata Bibin melalui pesan WhatsApp.
Mengutip dari adventuresmart.nz ada 5 aturan sederhana yang membantu kamu tetap aman dalam melakukan kegiatan wisata petualangan di alam terbuka:
1. Rencanakan perjalanan kamu
Gali informasi atau pengetahuan dari penduduk lokal. Rencanakan rute dan waktu yang diperlukan sesuai dengan rencana perjalanan.
2. Beritahu seseorang
ADVERTISEMENT
Beri tahu seseorang tentang rencanamu dan tanggal waktu keberangkatan dan kepulangan. Sehingga apabila kamu tidak kembali pada waktunya atau mengalami sesuatu yang tidak diharapkan, ada yang mengetahui.
3. Waspadalah Dengan Cuaca
Cek informasi prakiraan atau prediksi cuaca dan kemungkinkan terjadinya perubahan cuaca.
4. Mengetahui Batas Kekuatan
Lakukan kegiatan sesuai dengan kekuatan fisik dan pengalaman kamu.
5. Persiapan Suplai Logistik Yang Cukup
Pastikan kamu memiliki cukup makanan, peralatan, pakaian, dan makanan ekstra untuk skenario terburuk. Gunakan sarana komunikasi yang tepat.
Ilustrasi perlengkapan standar via ferrata. Foto: Petzl.com
Sedangkan, berkaitan dengan wisata petualangan via ferrata yang belum ada payung yang menaunginya. Menurut Bibin, karena tidak adanya federasi atau asosiasi yang memayunginya, maka para operator via ferrata kemudian menerapkan standar sendiri-sendiri yang memang sudah lazim digunakan di luar negeri atau standar internasional.
ADVERTISEMENT
“Namun, sekarang, sejauh mana masing-masing operator menggunakan atau menerapkan standar keamanan. Itu yang menjadi pertanyaan. Mengenai kasus kecelakaan demi kecelakaan yang terjadi pada aktifitas via ferrata, menunjukkan bahwa memang ada operator-operator yang lalai, yang tidak mengindahkan masalah safety. Lebih mengedepankan unsur bisnis semata. Dan hal ini kedepan yang harus dibenahi bersama,” kata Bibin yang baru saja selesai memimpin proyek pembuatan jalur via Ferrata Gunung Kelam di Sintang, Kalimantan Barat.
Ilustrasi intalasi via Ferrata Skyawalker. Foto: Skywalker
Kemudian, Bibin mencontohkan standar safety aquipment yang digunakan pada aktifitas via ferrata. Untuk melindungi kepala, wajib menggunakan helm rock climbing. Namun, pada kenyataannya, masih ada operator-operator yang menggunakan helm untuk roller blade atau arung jeram. Tentunya itu tidak standar. Karena peruntukkannya berbeda.
ADVERTISEMENT
Selain itu, seat harness yang digunakan, harus yang tersertifikasi oleh Union International Association de Alpinisme (UIAA) atau Internastional Mountaineering and Climbing Federation-federasi internasional yang menaungi bidang pendakian gunung dan panjat tebing yang sudah mengatur tentang aktifitas via Ferrata. Baik dari konstruksi jalur maupun pengelolaan aktifitasnya.
“Begitu juga dengan penggunaan lanyar. Itu wajib. Tidak boleh diganti dengan potongan tali dinamis atau statis. Ataupun diganti dengan webing yang biasa digunakan untuk kegiatan panjat tebing,” kata Bibin.
Ilustrasi intalasi via Ferrata Skyawalker. Foto: Skywalker
Selain perlengkapan, ada faktor lainnya, yaitu mengenai jalur yang diinstal atau dibuat. Bibin mengatakan, masih ada sebagian operator yang tidak merefer standar internasional. Misalnya penggunaan besi untuk tangganya, kedalaman pengeboran tebingnya, direkatkan dengan lem atau chemical glue achor khusus atau tidak.
ADVERTISEMENT
“Utamanya penggunaan sling. Pada dasarnya penggunaan sling baja itu tidak masalah. Dari segi budget itu lebih murah daripada sling stainless. Tetapi kalau kita menggunakan sling baja seperti yang digunakan skywalker, maka maintanance proses safety cek reguler harus dilakukan,” kata Bibin,
Ilustrasi intalasi via Ferrata Skyawalker. Foto: Skywalker
Kembali mengenai kecelakaan terjatuhnya wisatawan hingga meninggal dunia saat melakukan pemanjatan tebing via ferrata, menurut Bibin, ini merupakan kejadian yang ketiga kalinya, sejak dimulaikan wisata via ferrata. Pertama, terjadinya kebakaran, karena tidak adanya SOP pengelolaan via ferrata ketika musim kemarau berkepanjangan. Sehingga salah satu wisatawan terjebak dan meninggal dunia.
“Kedua, kejadian head strok hingga pingsan karena kepanasan akibat cuaca yang ekstrem. Kemudian terjadi keterlambatan evakuasi, karena tidak memiliki atau mengetahui prosedur evakuasi yang layak dan benar. Dan ketiga, yang baru saja terjadi, dimana saya mendapat info karena sling bajanya putus,” kata Bibin.
Ilustrasi lanyar dikaitkan pada sling baja. Foto: Skywalker
Untuk rekan-rekan operator via ferrata, Bibin menyarankan, agar semua dapat berkumpul, membentuk satu wadah bersama, agar bisa mengakomodir kepentingan bersama. Khususnya masalah regulasi, safety, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
“Saya berharap komunikasi antar operator makin baik untuk menetapkan standar safety yang sama. Karena, hal-hal seperti kejadian kecelakaan ini berdampak luas pada usaha-usaha pengembangan wisata petualangan via ferrata,” kata Bibin.
Untuk pada calon operator, Bibin juga berpesan agar tidak sekedar menyandarkan diri bantuan atau support dari pemerintah daerah setempat saja yang mungkin memang berkepentingan untuk memajukan pariwisata daerahnya. Karena, bantuan-bantuan dari pemda ini, terkadang jadi berkesan memanjakan dan akhirnya membuat lupa para calon operator atau operator, bahwa menjalankan bisnis petualangan itu memerlukan faktor hitungan bisnis yang tepat, akurat dan bagus.
Ilustrasi via Ferrata Gunung Kelam. Sintang, Kalimantan Barat. Foto: Kojun
Sedangkan bagi para petualang yang akan mencoba via ferrata, harus mau mencari leterasi sebanyak-banyaknya mengenai safety petualangan yang akan dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Jadi, jangan hanya melihat masalah harga murah semata. Tetapi harga yang ditawarkan kemahalan atau tinggi. Itu sebenarnya merupakan harga dari keamanan, kenyamanan dan fasilitas. Di situ ada biaya maintanance alat, harga perlengkapan standar internasional, seperti helm, seat harness, carabiner, lanyard dan lainnya, yang memang tidak murah,” kata Bibin.
Jadi bagi para petualang atau orang yang mau mencoba bertualang, harus dapat melihat perspektif harga ini dari kemanan, kenyamanan, keselamatan dan fasilitas yang diberikan. Pendakian via ferrata merupakan salah satu wisata petualangan yang berisiko. Sehingga harus bisa memilih operator yang dapat menawarkan prioritas tadi. Kemanan, kenyamanan, keselamatan dan fasilitas. Baru setelah itu fungsi harga. Selama itu masuk akal, rasionalitas. Bahwa dalam wisata petualangan ini cocok dengan harganya, maka itu layak untuk dilakukan. Tetapi, sebaliknya jika tidak masuk akal, karena terlalu murah, bahkan tidak tercover asuransi, padahal itu harusnya bagian dari fasilitas yang disiapkan oleh operator.
ADVERTISEMENT
Tips Singkat Yang Ingin Bertualang via Ferrata
Setidaknya ada beberapa tips singkat ketika memutuskan akan melakukan kegiatan wisata petualangan via ferrata:
1. Pilih waktu yang tepat dan nyaman kondisinya. Jika musim panas dan terik, siapkan sunblock dan air minum. Pakai baju lengan panjang atau manset.
2. Saat musim hujan, cari waktu pemanjatan yang relatif lebih pagi. Dimana potensi peluangnya lebih kecil.
3. Pilih operator yang memang menawarkan fasilitas yang baik. Dari equipment, standar SOP nya dan asuransinya.
4. Tidak usah melakukan wisata petualangan, termasuk via ferrata dengan mencari yang semurah-murahnya, tanpa melihat hal dan faktor yang lainnya.
5. Patuhi dan ikuti aturan serta semua yang diarahkan instruktur atau pemandu.
ADVERTISEMENT
6. Harus diingat yang dipertaruhkan dalam wisata petualangan, termasuk via ferrata itu adalah rasa aman, nyaman dan keselamatan.