Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Keren, Ada Eduwisata Virtual Eco Office di TN Gunung Gede Pangrango
8 Juni 2020 2:58 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bisa dikatakan, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), menjadi salah satu taman nasional yang paling sangat dikenal di Indonesia. Khususnya di kalangan para penggiat alam terbuka yang mempunyai hobi mendaki gunung. Setiap hari libur dan akhir pekan tidak pernah sepi dari aktivitas pendakian dan aktivitas alam lainnya, seperti kemping dan tracking ke air terjun. Selain itu, kawasan ini dekat dengan ibu kota, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Berbagai daya tarik objek wisata alam tersebar di kawasan seluas 25.851 hektare ini. Gunung Gede (2.950 mdpl) dan Gunung Pangrango (3.019 mdpl) menjadi titik tertinggi yang menyajikan bentang alam Jawa bagian barat yang sempurna. Dunia pun mengakuinya dan menetapkannya sebaga Cagar Biosfer (Man and Biosphere Reserve).
Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) dan Owa Jawa (Hylobates moloch) menjadikan kawasan ini rumah mereka. Tidak ketinggalan Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) pun masih hidup liar di sini.
Bagi para pendaki, hamparan Edelweiss di lembah alun-alun Suryakencana serta alun-alun Mandalawangi dan pucuk-pucuk Cantigi, yang berselimut embun pagi dan sunrise di puncak gunung adalah salah satu kenangan yang membuat mereka untuk selalu kembali untuk mendaki.
ADVERTISEMENT
Aplikasi Eduwisata Virtual Eco Office Gede Pangrango
Untuk kamu yang biasa mendaki atau turun Gunung Gede dan Pangrango melalui jalur Cibodas, ada yang baru dan wajib kamu datangi di Kantor Balai Besar TNGGP di Cibodas.
Tepat pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2020, Balai Besar TBBGP, meluncurlkan ‘Aplikasi Eduwisata Virtual Eco Office Gede Pangrango’.
Menurut Kepala Balai Besar TNGGP, Wahju Rudianto, pada Minggu (7/6), aplikasi edukatif tersebut sengaja diluncurkan pada tanggal tersebut, karena sesuai tema tahun ini ‘Time for Nature’.
“Mengajak seluruh penduduk dunia untuk menyadari bahwa makanan yang dimakan, air yang diminum, dan ruang hidup di planet yang ditinggali adalah sebaik-baiknya manfaat dari alam (nature) sehingga harus kita jaga kelestariannya,” kata Rudianto.
Tujuan dari aplikasi itu sendiri, kata Rudianto, agar wisata edukasi ini dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Dari dalam negeri maupun mancanegara. Karenanya, aplikasi dikemas dalam bentuk aplikasi virtual. Jadi, dapat diakses dari mana saja.
ADVERTISEMENT
Dari mana dan siapa pun kamu, dengan Eduwisata eco office seperti tidak mengenal jarak dan waktu. Kapanpun, kamu dapat menjelajahi, mengetahui dan memahami konsep eco office yang diterapkan dalam pengelolaan kanto Balai Besar TNGGP di Cibodas.
“Hal yang paling ikonik di Gunung Gede Pangrango selama ini adalah wisata petualangan pendakian, sedangkan kantor balai besarnya sendiri kurang begitu dikenal masyarakat. Padahal, seyogyanya konsep pemahaman konservasi alam harus sudah terbangun sebelum melakukan aktivitas wisata di dalam kawasan konservasi. Sehingga, pengunjung memiliki rasa cinta alam dan dapat menjadi wisatawan cerdas yang bertanggung jawab terhadap pelestarian alam,” kata Ruidianto melalui pesan WhatsApp.
Tidak banyak orang yang mendapatkan kesempatan untuk mengenal dan mengetahui konsesp eco office. Dengan diterapkan di kantor Balai Besar TNGGP, harapannya dapat memberikan edukasi konserverasi.
ADVERTISEMENT
Cukup dengan mengakses link http://eco-office-virtual.gedepangrango.org, kamu akan diajak berkenalan dengan edukasi eco office di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Semua informasi wisata pendidikan dikemas dengan basis teknologi dalam mengelola kantor yang berwawasan lingkungan.
Mulai dari menerapkan prinsip Konservasi air (pemanfaatan air hujan dan air sungai), Konservasi energi (pemanfaatan energi matahari), Konservasi tanah (pengelolaan sampah), Konservasi udara (ruang terbuka hijau dan eco parking), serta sarana edukasi konservasi alam dan lingkungan.
“Ini masih edisi perdana. Jadi, saat ini materi edukasi eco office yang ada memang masih belum sepenuhnya menggambarkan pengelolaan eco office di kantor Balai Besar TNGGP. Karenanya, masih terus akan dilakukan pengayaan materi dalam aplikasi virtual tersebut. Secara berkelanjutan, akan ditampilkan materi-materi edukasi lainnya,” lanjut Rudianto.
ADVERTISEMENT
Saat saya mengaksesnya, walaupun belum atraktif, karena masih edisi perdana, setidaknya, saat ini ada 10 materi informasi edukasi eco office yang dapat kamu lihat, dan membuat penasaran untuk melihatnya langsung.
1. Area edukasi: minihydro, area pengelolaan sampah, dan area terbuka hijau yang di sekitar kantor Balai Cibodas.
2. Sarana eduwisata: menggambarkan diorama yang berada di lobi kantor Balai Besar TNGGP di Cibodas. Disini, kamu akan mendapatkan cerita perjalanan kawasan kosnervasi TNGGP, sejarah berdisinya, potensi alam dan wisata serta dan prosedur izin pendakian.
3. Etalase sampel sampah anorganik dari jalur pendakian Cibodas – Gunung Putri – Selabintana yang sengaja dipajang di lobi kantor Balai Besar TNGGP di Cibodas. Tujuannya, sebagai bukti dan pengingat bagi para pendaki agar tidak pernah meninggalkan sampah selama pendakian.
ADVERTISEMENT
4. Pembangkit listrik tenaga surya pada shelter yang ada di kantor Balai Besar TNGGP, Cibodas.
5. Air hujan yang jatuh di lingkungan kantor Balai Besar TNGGP, Cibodas, langsung dimanfaatkan untuk mengairi kolam ikan.
6. Pemanfaatan air dari kawasan hutan yang digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti untuk wudhu dan air siap minum di Masjid Al-Ikhwan. Juga, dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kantor balai.
7. Mesin air reverse osmosis dan mesin alkali menyediakan pemurnian air siap minum. Jadi, seluruh pegawai diwajibkan untuk membawa botol air minum masing-masing dan dilarang membawa minuman kemasan di lingkungan kantor.
8. Pengelolaan sampah organik, setiap sampah organik dimasukan dalam lubang berpindah. Setiap tiga bulan sampah organik tersebut akan diambil dan dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman.
ADVERTISEMENT
9. Ruang terbuka hijau di lingkungan kantor balai yang dapat memberikan suasana sejuk, udara segar dan dapat menjadi salah satu spot untuk forest healin. Selain itu, karena banyaknya tumbuhan di ruang terbuka hijau yang menjadi rumah dari beberapa satwa liar, sehingga kamu bisa melihat atraksi wisata yang menarik.
10. Eco Parking dengan tanaman pucuk merah, yang merupakan salah satu jenis tanaman yang mampu menyerap karbondioksida (CO2) lebih cepat, karena laju fotosintesis dari jenis ini sangat cepat.
Selain dapat kamu lihat dan nikmati secara virtual, semuanya itu dapat kamu temui ketika mengunjungi kantor Balai Besar TNGGP, Cibodas. Jadi, sambil beristirahat setelah mendaki dari puncak Gunung Gede maupun puncak Gunung Pangrango atau sebelum kamu mendaki, tidak ada salahnya menyempatkan diri untuk melihat Eco Office Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pastinya, pengalaman, pengetahuan dan bekal kamu tentang TNGGP akan semakin bertambah.