Mengenal 3 Gunung yang Jadi Taman Nasional Terkecil di Indonesia

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
12 Februari 2020 19:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gigiran kawah Gunung Merapi, TN Gunung Merapi. Foto: Harley Sastha
zoom-in-whitePerbesar
Gigiran kawah Gunung Merapi, TN Gunung Merapi. Foto: Harley Sastha
ADVERTISEMENT
Setiap taman nasional memang memiliki bentang dan lanskap alam yang indah dan memesona. Hal tersebutlah yang seringkali menjadi daya tarik utama setiap orang ingin mengunjunginya dan kemudian jatuh hati setelah melihatnya langsung untuk pertama kalinya. Sejatinya, memang taman nasional merupakan one stop destination. Bukan tempat wisata biasa. Karena Selain bentang dan lanskap alam, Taman Nasional adalah rumah bagi berbagai flora dan fauna. Termasuk latar belakang dan berdirinya setiap taman nasional serta peradaban panjang budaya kehidupan manusia yang telah hidup harmonis dengan alam beratus tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar taman-taman nasional di Indonesia memang berukuran besar dan luas. Namun, ada juga yang luasnya berkisar ribuan hingga belasan ribu hektare. Nah, dari 54 taman nasional yang dimiliki Indonesia saat ini, ada 3 taman nasional terkecil yang luasnya kurang dari 10.000 hektare. Bahkan, luasnya hanya setengah dari luas Kota Bogor yang mencapai 11.850 hektare. Uniknya, ketiga taman nasional tersebut memiliki lanskap vulkanik atau gunung api. Dua berada di Pulau Jawa dan satu di Flores, Nusa Tenggara Timur. Untuk kamu yang hobi mendaki gunung wajib tahu informasi mengenai ketiga taman nasional terkecil ini.

1. Taman Nasional Gunung Merapi

Pasar Bubrah, TN Gunung Merapi. Foto: Harley Sastha
Inilah tiang bumi dunia paling aktif se-nusantara. Masuk jajaran 16 gunung api teraktif dunia. Tubuhnya kerapkali bangun dan menggeliat menunjukkan aktivitasnya. Menariknya, aktivitas vulkanik gunung Merapi yang tinggi tersebut ternyata selalu menjadi perhatian para ahli vulkanologi dan geologi dari berbagai penjuru dunia. Otomatis, namanya pun semakin mendunia. Keren dan luar biasa deh pokoknya TN Gunung Merapi.
ADVERTISEMENT
Mempunyai luas sekitar 6.410 hektare dan berada diantara Propinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, TN Gunung Merapi memiliki kawasan yang khas dan unik. Beragam ekosistem tumbuh dan berkembang di tengah geliat vulkaniknya. Telah beratus tahun lamanya peradaban manusia hidup harmonis dengan alam Merapi. Memberikan jasa lingkungan dan sumber kehidupan penduduk sekitarnya. Disana ada kesuburan, air, padang rumput, pasir, batu, keindahan, pariwisata dan ilmu pengetahuan..
Walaupun kecil, daya tarik, pesona dan atraksi alam TN Gunung Merapi telah memikat setiap orang. Khususnya para penggemar aktivitas kegiatan alam terbuka. Untuk para pendaki, Gunung Merapi yang mempunyai ketinggian sekitar 2.936 meter di atas permukaan laut (mdpl), merupakan salah satu gunung yang harus masuk daftar list untuk didaki.
Gunung Merapi. Foto: Balai TN Gunung Merapi, Instagram / @btngunungmerapi
Bagi umumnya masyarakat Yogyakarta, percaya bahwa “Penguasa Gunung Merapi” mempunyai hubungan kekerabatan dengan “Penguasa Yogyakarta”. Untuk itulah diangkat orang kepercayaan (juru kunci) sebagai mediatornya.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan kerajaan dan alam di Jawa, gunung Merapi mempunyai peranan yang sangat penting. Walaupun terjadi pro-kontra dan silang pendapat, konon, diceritakan Kerajaan Mataram kuno menghilang secara misterius pada awal abad ke-11 dan berpindah ke Jawa Timur. Menurut perkiraan para ilmuwan, hal tersebut terjadi karena kekuatan letusan gunung Merapi tahun 1006 Masehi yang mengakibatkan hancurnya kerajaan Mataram kuno.
Dalam setiap letusannya Gunung Merapi mengalirkan awan panas bergulung-gulung menyusuri lereng dan lembahnya. Karena bentuknya yang tidak beraturan dan bergulung, masyarakat sekitar menyebutnya “wedhus gembel”.
Sebelum erupsi tahun 2006, Puncak Garuda – batu besar berbentuk seperti burung menjadi puncak tertingginya. Namun, setelah erupsi, puncak tertingginya berada pada kubah lava baru yang terbentuk. Hampir tidak mungkin untuk mencapainya, karena sangat berbahaya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan letusan besar tahun 2010 kembali mengubah gunung Merapi. Puncak Garuda yang legendaris di kalangan pendaki gunung telah runtuh dan hilang. Setelah saya melakukan pendakian untuk survey pasca letusannya beberapa tahun yang lalu, terlihat puncak berubah total. Tidak ada lagi kawah mati dan dataran di sekitar puncak Garuda. Kini semuanya menyatu menjadi lubang kawah aktif yang baru yang besar.
Sebagai kawasan konservasi, di TN Gunung Merapi, setidaknya terdapat lebih dari 154 spesies tumbuhan. Termasuk berbagai jenis anggrek dan paku-pakuan. Untuk jenis faunanya, diketahui terdapat 15 spesies mamalia dan 97 spesies burung. Empat spesies mamalia dan 17 spesies burung diantara masuk kategori dilindungi. Termasuk diantaranya yang jenis endemik dan mempunyai nilai konservasi tinggi. Beberapa diantaranya: kijang (Muntiacus muntjak), lutung jawa (Trachypithecus auratus) dan kucing hutan (Prionailurus bengalensis).
ADVERTISEMENT
Untuk kamu yang karena beberapa alasan sehingga tidak dapat mendaki mendaki gunung, tenang saja, TN Gunung Merapi, banyak menyimpan berbagai potensi lainnya yang dapat menuntaskan hasrat petualangan kamu. Sebagain diantaranya dapat melihat: kehidupan masyarakat pedesaan di Desa Tradisional Turgo, panorama dan pemandangan alam Bukit Turgo dan Bukit Plawangan, lanskap lembah sungai sisa endapan awan panas di Sungai Boyong, pemandangan dan tempat pemandian Tlogo Putri serta pemandian Tlogo Muncar, Hutan Pinus Kaliurang dan upacara selamatan labuan pada waktu tertentu.

2. Taman Nasional Gunung Merbabu

Taman Nasional Gunung Merbabu. Foto: Harley Sastha
Kawasan pelestarian alam yang mempunyai luas sekitar 5.725 hektare dengan titik tertingginya di puncak Merbabu pada ketinggian 3.145 mdpl, merupakan taman nasional tetangga terdekat TN Gunung Merapi. Bersebelahan dan saling berhadap-hadapan.
ADVERTISEMENT
Gunung Merbabu merupakan salah satu gunung yang cukup populer dalam dunia pendakian gunung. Beberapa puncak adalah juga keeksotisan sabana yang tumbuh pada sebagian besar puncak-puncak dan lembah-lembahnya adalah sebagain kekhasan lanskap alam yang ada di dalamnya. Taman Edelweis yang tumbuh pada sebagian padang sabananya menambah keunikan dan keindahannya. Siapapun yang pernah mendaki Merbagu, niscaya akan tersihir oleh keindahan pesona lanskap alamnya yang cantik dan romantis.
Saat cuaca cerah, dari wilayah Magelang, kamu akan melihat di antara langit biru menjulang tinggi, gunung Merbabu yang bentuknya seperti melekuk, hijau dan besar. Sedangkan tampak disisi lainnya Gunung Merapi dengan bentuknya yang khas runcing, massif dan tampak suram. Saat pendakian, kamu dapat melihat fenomena geologi yang menarik dari gunung Merbabu yang merupakan gunung api tua. Terlihat beberapa kawah terletak diantara beberapa puncak-puncaknya: Kawah Condrodimuko, kawah Kombang, kawah Kendang, kawah Rebab, dan kawah Sambernyowo. Diantara kelimanya, kini sebagian telah membentuk kaldera. Jadi untuk kamu yang ingin mendaki gunung sambil melihat dan belajar bagaimana proses geologis selama ratusan tahun berlangsung, di sinilah salah satu tempatnya.
Taman Nasional Gunung Merbabu
Taman Nasional Gunung Merbabu, memang sangat identik dengan pendakian gunung. Bentang dan lanskap alamnya menghanyutkan dan penuh sihir. Taman nasional yang luasnya kecil-kecil cabe rawit. Pesonanya indah, pedas, menggigit, dan bikin nagih. Menampilkan keindahan lanskap alam dataran tinggi Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Beberapa gunung yang berada di sekitar gunung Merbabu, seperti diantaranya gunung Merapi, gunung Telomoyo, gunung Andong, gunung Ungaran, gunung Gajah Mungkur dan lain-lain menyuguhkan pemandangan yang indah sepanjang pendakian menuju puncak. Pemandangan matahari terbenam maupun terbit dari gunung Merbabu akan memberikan pengalaman tersendiri bagi para pendaki yang mengalaminya langsung.
Berdiri di puncaknya saat cuaca cerah,di sebelah timur laut, tampak gunung Merapi yang sangat dekat dengan puncaknya terlihat selalu mengeluarkan asap. Lebih ke arah timur, pucuk gunung Lawu di Solo nampak megah dan anggun berdiri. Menghadap ke barat, nampak gunung kembar Sindoro-Sumbing di Wonosobo, seakan berdiri di atas gumpalan awan yang bergulung dan merayap naik ke langit biru.
Tim Jelajah 54 TN Indonesia saat mendaki Gunung Merbabu dengan latar belakang kerucut Gunung Merapi. Foto: Tim Jelajah 54 TN Indonesia
Taman Nasional Gunung Merbabu, bukan hanya keindahan lanskap alamnya, tetapi kawasan kawasan kawasan konservasi ini, telah beratus tahun lamanya telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Tumbuh dan berkembangnya sosial, ekonomi, seni dan budaya masyarakat.
ADVERTISEMENT
Beberapa cerita dan legenda masyarakat berkembang beriringan dengan gunung Merbabu. Utamana pada puncak-puncaknya. Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) konon merupakan lokasi yang pernah di singgahi atau sebagai tempat tinggal orang yang bernama Syarif. Orang tersebut mempunyai ilmu tinggi dan cukup disegani oleh masyarakat sekitar Gunung Merbabu.
Konon, batu-batu berlubang yang ada di puncak Kenteng Songo merupakan tempat duduknya para wali songo ketika tengah melakukan pertemuan di puncak ini. Pertemuan para wali itu dilakukan dalam rangka penyebaran agama Islam yang dipimpin oleh Sunan Kali Jaga, di kawasan pulau Jawa pada masa itu. Cerita lain mengatakan jika batu berlubang tersebut merupakan pondasi dari sebuah kerajaan yang pernah berdiri di puncak Kenteng Songo.
Tim Jelajah 54 TN Indonesia dan polhut serta staf resort Selo Balai TN Gunung Merbabu di puncak Merbabu. Foto: TIm Jelajah 54 TN Indonesia
Sebagai kawasan pelestarian alam, walaupun kecil, TN Gunung Merbabu juga memiliki ragam biodiversity yang kaya. Untuk jenis fauna, mulai yang umum, liar hingga langka dan endemik ada disini. Beberapa diantaranya lutung hitam (Tracypithecus auratus), lutung kelabu (Presbytis fredericae), kijang (Muntiacus muntjak), macan tutul dan (Panthera pardus).
ADVERTISEMENT
Beberapa jenis burung, termasuk jenis elang dan yang endemik, antara lain takur bututut (Megalaima corvina), cekakak jawa (Halcyon cyannoventris), kipasan ekor merah (Rhipidura phoenicura), dan ciung air jawa (Macronous flavicollis). Kalau untuk jenis floranya, di sini yang umum itu pinus (Pinus merkusii), bintuni (Cupressus sp), cemara gunung (Casuarina montana), puspa (Schima wallichi), dan Edelweis Java.
Selain aktivitas minat khusus – mendaki gunung, banyak berbagai wisata alam dan budaya di sekitar kaki gunung Merbabu yang bisa kamu lakukan dan nikmati. Seperti di Kopeng dengan panorama alamnya dan kegiatan seperti wisata alam pegunungan. Pesona wisata alam Kalipasang dengan bumi perkemahan dan keindahan alamnya, air terjun umbul songo atau tuk songo, air terjun grenjengan kembar, bendungan tejosari di ketinggian 1.465 mdpl, bumi perkemahan lempong sekendi dan sobleman, wisata goa slandak, wisata konservasi alam dan budaya grenden dan top selfie kragilan.
ADVERTISEMENT

3. Taman Nasional Kelimutu

Danau Kawah TN Kelimutu. Foto: Balai TN Kelimutu, Instagram/tamannasionalkelimutu
Kawasan konservasi seluas 5.356,50 hektare ini merupakan taman nasional yang paling kecil diantara tiga taman nasional terkecil di nusantara. Namun, walaupun begitu, TN Kelimutu merupakan satu-satunya gunung api di Indonesia yang memiliki danau kawah lebih dari satu dengan warna yang berbeda-beda. Nama Kelimutu sendiri merupakan diambil dari salah satu dari dua puncak gunung tertinggi di kawasan ini: Gunung Kelimutu (1.690 mdpl) dan Gunung Kelibara (1.731 mdpl).
Bicara TN Kelimutu, memang yang jadi daya tarik utamanya 3 danau kawah yang berada di puncak Kelimutu yang masing-masing mempunyai nama dengan artinya masing-masing sesuai dengan kepercayaan masyarakat sekitar: Kawah Tiwu Ata mBupu (Danau Arwah Orang Tuan) – airnya biasanya berwarna biru, Berikutnya Kawah Tiwu Nua Muri Kooh Fai (Danau Arwah Muda Mudi) – airnya berwarna hijau, dan Kawah Tiwu Ata Polo (Danau Arwah yang Ditenun) – airnya berwarna merah. Selain itu, pesona matahari terbit dari puncak Kelimutu yang berpadu dengan pemandangan 3 danau kawahnya benar-benar akan memberikan nuansa yang begitu magis. Niscaya kamu akan dibuat berdecak kagum dan akan berjanji untuk selalu dapat kembali manyambanginya.
ADVERTISEMENT
Jadi, penduduk sekitar mempercayainya, jika arwah jiwa atau arwah orang-orang yang telah meninggal, akan bersemayam pada ketiga danau kawah di puncak gunung Kelimutu. Menurut cerita, penempatan arwah disesuaikan dengan usia dan perilaku semasa hidupnya yang akan diseleksi oleh Konde Ratu (Juru Kunci Arwah). Nah, orang-orang yang mas hidupnya berperilaku buruk, meninggal secara tidak wajar, baik itu orang tua ataupun muda, akan ditempatkan di Kawah Tiwu Ata Polo.
Pati K Du'a Bapu Ata Mata (Pati Ka) - Tradisi memberi makan para leluhur di Danau Kelimutu. Foto: Instagram Balai TN Kelimutu / @tamannasionalkelimutu
Masyarakat yang tinggal di sekitar TN Kelimutu, telah berabad-abad lamanya hidup harmonis dengan alam Kelimutu. Suku Lio yang mendiami sekitar Kelimutu, setiap tahun melakukan ritual budaya, sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang didapat. Mereka akan melakukan tarian Gawi, persembahan kepada penguasa langit: Du’a Ngga’e. Meminta petunjuk kepada Ratu Konde sang penguasa kawah, agar arwah yang meninggal tidak ditempatkan di Kawah Tiwu Ata Polo.
ADVERTISEMENT
Tetapi, walaupun kawasannya terbilang kecil, sebagai taman nasional, Kelimutu menyimpan beragam kekayaan potensi alam khas timur, khususnya tanah flores. Sebagian diantaranya bahkan jenis langka dan endemik.
Ada kawasan arboretrum hutan di TN Kelimutu seluas 4,5 hektare yang menyimpan koleksi keanekaragaman flora kawasan pelestarian alam ini. Disini kamu dapat mempelajari berbagai perwakilan jenis pohon TN Kelimutu. Setidaknya, tercatat lebih dari 100 spesies flora tumbuh dan berkembang di Kelimutu. Dua jenis diantaranya merupakan endemik: Uta Onga (Begonia kelimutuensis) dan Turuwara (Rhondodenron renschianum).
ADVERTISEMENT
Untuk faunanya, dari beberapa jenis yang endemik Flores, burung Gerugiwa (Monarcha sp), salah satu yang menarik. Jarangnya terlihat, burung ini dikenal juga sebagai burung arwah. Keunikannya, Gerugiwa memiliki 11 suara yang berbeda. Jadi, kalau saat mendaki kamu dapat melihatnya, kamu termasuk salah satu yang beruntung. Selain itu, disini juga ada jenis mamalia dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, setelah maupun sesudah mendaki, kamu juga dapat melihat rumah khas tradisional flores, budaya dan rumah adat beberapa desa penyannga TN Kelimutu, mengunjungi pesanggrahan belanda yang merupakan bangunan peristirahatan dan persinggahan pegawai pemerintah Hindia Belanda, saat akan mengunjungi Danau Kelimutu. Kemudian berkunjung ke Perekonde – tempat yang dipercaya masyarakat Suku Lio sebagai pintu masuk arwah menuju kawah kelimutu.
Bagaimana sobat kumparan, sudah pernah mengunjungi dan mendaki gunung yang mana? Atau malah sudah pernah semuanya. Jika, belum, pastikan lagi ya, kamu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Patuhi semua aturan yang berlaku di dalam kawasan serta menghormati adat budaya masyarakat setempat. Bijak selalu dalam berwisata alam.