Mengenal Boelanboong Eco Camp ‘Cibuburnya’ Flores NTT di Kaki Gunung Kelimutu

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
17 Juli 2020 19:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lanskap alamnya yang memesona di Boelanboong Eco Camp, Ende, Flores, NTT. Foto: Balai TN Kelimutu
zoom-in-whitePerbesar
Lanskap alamnya yang memesona di Boelanboong Eco Camp, Ende, Flores, NTT. Foto: Balai TN Kelimutu
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Bisa dibilang Eco Camp Boelanboong itu sudah jadi ‘Cibuburnya’ Flores. Pengunjung, bukan hanya dari wilayah Ende. Ada dari Maumere, Bajawa, dan wilayah lainnya. Mereka yang kemping ada dari kelompok pramuka hingga para pencinta alam,” cerita Agus Sitepu Kepala Balai Taman Nasioanl (TN) Kelimutu melalui sambungan ponsel.
ADVERTISEMENT
Berada di ketinggian sekitar 900 meter di atas permukaan laut (mdpl), di lereng Gunung Kelimutu, Boelanboong Eco Camp, mempunyai iklim yang cukup sejuk. Areal camp ini lokasinya tepat berada di Dusun Resettlement, Desa Wologai Tengah, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Sejak tahun 2019, Boelanboong sudah mulai banyak didatangi masyarakat. Baik itu dari dari seputaran Kelimutu maupun Ende. Tempat ini, kerap ramai dikunjungi pada akhir pekan dan hari-hari libur.
Memang, sejak tahun lalu, Eco Camp Boelanboong yang merupakan binaan dari Balai TN Kelimutu dan mitra, telah menjadi salah satu destinasi wisata alam alternatif, selain Danau Kelimutu.
Boelanboong Eco Camp, Ende, Flores, NTT. Foto: Balai TN Kelimutu
Selain berkemah, kamu dapat trekking ke hutan atau menuju puncak kawah Danau Kelimutu. Atau hanya sekadar bersantai sambil menikmati pemandangan atau berfoto dan selfie dengan latar belakang Embung Sokolo'o – telaga (embung) buatan yang dibangun oleh Pemerintah Daerah NTT untuk dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sumber air bagi petani sawah saat musim kemarau.
ADVERTISEMENT
Tidak salah kalau menjadi destinasi wisata ala pilihan. Selain embung, dataran yang cukup luas tersebut juga memiliki latar belakang pemandangan berupa gunung dan perbukitan. Dataran ini juga biasa dimanfaatkan sebagai padang penggembalaan ternak oleh masyarakat.
Menurut cerita penduduk setempat, sebagaimana dikatakan Agus Sitepu, dulunya dataran ini pernah dijadikan tempat acara berkemah tingkat provinsi. Mereka menawarkan diri untuk mengembangkannya kembali.
Dermaga di pinggir embung, Boelanboong Eco Camp, Ende, Flores, NTT. Foto: Balai TN Kelimutu
Kemudian bersama-sama dengan kelompok masyarakat, Balai TN Kelimutu membangun tempat tersebut mulai 2018.
Jadi, melihat potensi lokasi dan semangat para pemuda yang tergabung dalam kelompok Sentra Penyuluh Kehutanan Pedesaan (SPKP), Balai TN Kelimutu bersedia membantu untuk mengembangkan areal embung Sokolo'o menjadi tempat berkemah dan wisata alternatif masyarakat sebagai suatu upaya pemberdayaan masyarakat desa penyangga.
ADVERTISEMENT
“Jadi, kelompoknya masyarakat kita beri bantuan. Lalu, membangunnya. Seperti, pada embungnya, dibangun semacam dermaga dan menata taman di sekitarnya,” kata Agus Sitepu.
Sebenarnya, mulai akhir 2018, juga sudah mulai dipromosikan. Begitu memasuki 2019, sudah semakin berkembang. Mulai dari untuk sekadar tempat foto-foto dan selfie hingga berkemah. Bahkan jumlahnya, sudah sampai ratusan orang. sudah jadi ‘Cibuburnya’ Flores. Pengunjung, bukan hanya dari wilayah Ende. Ada dari Maumere, Bajawa dan wilayah lainnya.
“Lokasi ini, kini juga sudah jadi tempat transit kelompok-kelompok touring. Karena, banyak yang Tour de Flores itu, baik sepeda, mobil dan motor, semua sudah memasukkan Boelanboong sebagai destinasi untuk transit dan kemping saat lintas Flores,” kata Agus Sitempu.
Boelanboong Eco Camp, Ende, Flores, NTT. Foto: Balai TN Kelimutu
Menurutnya, sebenarnya Boelanboong, lokasinya berbatasan dengan kawasan taman nasional. Karenanya, kami juga telah membangun link untuk mendaki menuju puncak kawah Kelimutu melalui jalur tracking Wologai.
ADVERTISEMENT
Jalur pendakiannya sangat menarik dan menantang. Apalagi untuk yang memang benar-benar suka adventure. Panjangnya sekitar 9 kilometer dan melewati punggungan kawah. Mempunyai lanskap yang unik. Merupakan jalur tua dan bersejarah. Jalur tradisional yang dulu dilalui masyarakat untuk lintas desa. Jadi berbeda dengan jalur yang umumnya sudah dikenal selama ini, jalur tangga.
Areal Eco Camp Boelanbong terbagi menjadi dua site untuk berkemah: satu berada lokasinya di sekitar embung atau danau buatan dan satunya lagi berada pada arah dekat jalur tracking Wologai.
Nama Boelanboong sendiri merupakan nama yang diberikan masyarakat yang merupakan akronim dari kalimat ‘bulan di atas embung’. Indahnya pantulan cahaya bulan purnama di permukaan telaga air Sokolo'o pada malam hari itulah yang memberi inspirasi masyarakat untuk memberikan nama tersebut.
ADVERTISEMENT
Seiring peningkatan kunjungan, Boelanboong terus berbenah dan berkembang menuju kemandirian demi kemanfaatan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat sekitar maupun masyrakat yang lebih luas.
Saat ini Boelanboong telah menjelma menjadi bumi perkemahan di Pulau Flores karena yang memanfaatkan tidak hanya oleh masyarakat Kabupaten Ende tetapi juga kabupaten lain sekitar Flores dan persinggahan rombongan touring yang melintas Flores. Bahkan juga dijadikan sebagai lokasi praktik dan pengabdian masyarakat oleh beberapa pihak, LSM dan lembaga lainnya.
Bumi perkemahan ini dikelola oleh Kelompok SPKP dengan bimbingan langsung Balai TN Kelimutu, anggotanya saat ini telah sangat berkembang dari 20 menjadi lebih dari 60 anggota dan volunteer yang terdiri dari remaja, bapak-bapak dan ibu-ibu dengan berbagai divisi dari sekretariat, ticketing sampai memasak.
ADVERTISEMENT
Pendapatan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan Boelanboong ini umumnya diperoleh dari tiket masuk, makan dan minum serta penyewaan tenda berkemah. Tiket masuk areal Boelanboong adalah sebesar Rp.3.000 untuk wisatawan nusantara dan sebesar Rp.15.000 untuk wisatawan manca egara.
Tiket parkir kendaraan roda 2 sebesar Rp.2000 dan untuk kendaraan roda 4 sebesar Rp.3.000. Selain itu masyarakat SPKP juga menyediakan penyewaan tenda berupa tenda ukuran kecil kapasitas dua orang disewakan Rp.175.000/malam sedang untuk kapasitas 4 - 5 org sebesar Rp.350.000/malam. Semua ketentuan itu telah tertuang dalam Peraturan Desa (Perdes) Desa Wologai Tengah.
Boelanboong Eco Camp, Ende, Flores, NTT. Foto: Balai TN Kelimutu
Masyarakat juga menyediakan penjualan makanan dan minuman khas lokal serta fasilitas hiburan kepada pengunjung yang bermalam dengan melakukan kegiatan api unggun, menyanyi, menari dan beberapa permainan rakyat.
ADVERTISEMENT
Pada masa penutupan karena wabah covid-19 beberapa waktu lalu, masyarakat tetap melakukan perbaikan fasilitas seperti MCK, perbaikan dermaga dan saluran air di areal Boelanboong. Seiring waktu diharapkan Boolanboeng terus berbenah dan berkembang menuju kemandirian pengelolaan oleh masyarakat setempat.
Kini, Boelonboong Eco Camp, telah kembali dibuka untuk kunjungan wisata alam dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian COVID-19. Ketika pertama kali dibuka kembali, menurut Agus Sitepu, pada Minggu pertama sudah dikunjungi oleh 200-an orang.
Jadi, untuk kamu yang akan mengunjunginya, harap ikuti aturan yang berlaku dan disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 serta selalu bijak dalam berwisata alam.