Menjelajah 5 Taman Nasional Pertama di Indonesia

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
10 Juli 2019 5:53 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sebagian bentang alam Taman Nasional Gunung Leuser. Foto: Harley Sastha
zoom-in-whitePerbesar
Sebagian bentang alam Taman Nasional Gunung Leuser. Foto: Harley Sastha
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu, kalau Indonesia saat ini memiliki 54 taman nasional. Bagaikan jembatan imajiner alam yang menautkan puluhan ribu pulau dan luasnya lautan, taman nasional tersebut menjadi fragmen atau cuplikan alam yang pernah menutupi nusantara. Sebagai salah satu bentuk kawasan konservasi, taman nasional memiliki keunikan, dan kekhasan sendiri.
ADVERTISEMENT
Melindungi keanekaragaman ekosistem. Mewakili sifat paling berharga negeri ini. Di sana sejak ratusan tahun lalu telah hidup harmonis dan berkembang antara alam, manusia dan budaya. Jadi, taman nasional bukan hanya sekedar pemandangan alam, tetapi lebih dari itu, ia juga melestarikan sejarah dan budaya.
Di dalam kawasan taman nasional dan sekitarnya, kita dapat belajar bagaimana cara hidup manusia pada masa lampau. Berbagai situs bersejarah yang banyak tersebar di dalamnya, dapat membantu kita mempelajarinya semua.
Berbagai wisata minat khusus dapat dilakukan di dalam taman nasional. Karena memang sejatinya, kegiatan dalam kawasan ini bukanlah wisata biasa. Di sini, setiap orang dapat belajar langsung tentang flora dan fauna asli serta bagaimana cara hidup mereka yang saling bergantung satu dengan yang lainnya. Termasuk hubungannya dengan kita sebagai manusia.
ADVERTISEMENT
Banyak kegiatan yang bisa kamu lakukan di dalam taman nasional, seperti penelitian, mendaki gunung, berkemah, menyelam, arung jeram, berfoto, melukis, menghirup udara segar, melihat matahari terbit serta terbenam dan lainnya.
Namun, dalam melakukannya ada satu hal yang tidak boleh kamu langgar, yaitu menerobos batas pelestarian alam. Untuk diketahui, taman nasional dikelola menggunakan zonasi. Setiap zona dalam taman nasional hanya dapat dikunjungi sesuai dengan fungsi, tujuan dan aturannya.
Untuk menceritakan taman nasional Indonesia, tidak akan pernah cukup rasanya. Setiap sudutnya punya cerita sendiri. Menawarkan pengalaman bagi siapapun yang benar-benar ingin mengenalnya. Termasuk sejarah lahirnya setiap taman nasional tersebut.
Nah, dari 54 taman nasional yang ada saat ini, lima di antaranya lahir pertama kali secara bersamaan pada 6 Maret 1980,
ADVERTISEMENT
1. Taman Nasional Gunung Leuser
Mempunyai luas sekitar 838.872 hektar, masuk dalam wilayah propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara. Satu-satunya kawasan konservasi yang memiliki 4 satwa kunci dan kharismatik dunia yang terancam punah dan dilindungi: Orangutan Sumatera (Pongo abelii), Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), dan Harimau Sumatera (Panthera tirgris sumatrae).
Di sini kamu bisa mengenal dan banyak belajar mereka dan menyadari betapa pentingnya melindungi keberadaan dan menjaga kelestarian habitat aslinya. Kawasan ini juga menjadi rumah bunga Raflesia atjehensis dan Raflesia lanwangensis serta flora khasnya seperti daun payun raksasa (Johannesteijsmannia altifrons).
Kawasan ini tidak dipungkiri memiliki keindahan dan bentang alam serta panorama alam, hutan, sungai, dan satwa liar yang sangat memikat. Dunia mengakui ekosistem leuser memiliki banyak kekayaan hayati yang sangat kaya. Karenanya, mereka menjulukinya suaka tropis terbesar dan terkaya di seantero bumi.
ADVERTISEMENT
Tiga penghargaan dunia sekaligus disematkan padanya: Situs Warisan Dunia (World Heritage Site)–Tropical Rainforest Heritage of Sumatera, Asean Heritage Parks dan Cagar Biosfer (Man and Biosphere Reserve).
Bagi para penggiat alam terbuka, mengarungi jeram-jeram sungai alas dan mendaki Gunung Leuser – trek pendakian gunung terpanjang di Indonesia dan atau bahkan di Asia Tenggara - menjadi impian mereka. Puncak Leuser (3.119 mdpl) dan puncak Loser (3.404) biasanya yang jadi tujuan pendakian.
2. Taman Nasional Ujung Kulon
Sekelompok pengunjung sedang menikmati salah satu pantai di Taman Nasional Ujung Kulon. Foto: Harley Sastha
Berada ujung bagian barat Pulau Jawa dengan luas 107.489 hektar, kawasan ini menjadi rumah terakhir sang Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus). Ingin belajar dan melihat bagaimana kehidupan badak bercula satu tersebut, di sinilah tempatnya. Untuk melihatnya memang sulit. Namun, bukan suatu yang mustahil. Situs Warisan Dunia (World Heritage Site) pun di sematkan dunia kepada kawasan ini.
ADVERTISEMENT
Untuk penyuka pantai, taman nasional ini memiliki pulau-pulau dengan pantainya yang cantik, berpasir putih, dan berair jernih. Suka melihat hewan liar, di padang penggembalaan Cidaon, kamu dapat mengamati kehidupan liar satwa-satwa seperti: Merak, Banteng, Kera Ekor Panjang, Babi Hutan dan Ayam hutan. Ingin merasakan petualangan yang lebih seru lagi, kamu dapat bermain cano di Handeuleum atau melihat kehidupan liar seperti burung dan reptil di Cigenter.
3. Taman Gunung Gede Pangrango
Sekelompok pendaki sedang turun dari puncak Gunung Gede. Foto: Harley Sastha
Mungkin, ini salah satu taman nasional yang sangat terkenal di Indonesia. Khususnya di kalangan para penggiat alam terbuka yang mempunyai hobi mendaki gunung. Setiap hari libur dan akhir pekan tidak pernah sepi dari aktivitas pendakian dan aktivitas alam lainnya, seperti kemping dan tracking ke air terjun. Selain itu, kawasan ini dekat dengan ibukota, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Berbagai daya tarik obyek wisata alam tersebar di kawasan seluas 25.851 hektar ini. Gunung Gede (2.950 mdpl) dan Gunung Pangrango (3.019 mdpl) menjadi titik tertinggi yang menyajikan bentang alam Jawa bagian barat yang sempurna. Dunia pun mengakuinya dan menetapkannya sebaga Cagar Biosfer (Man and Biosphere Reserve).
Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) dan Owa Jawa (Hylobates moloch) menjadikan kawasan ini rumah mereka. Tidak ketinggalan Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) pun masih hidup liar di sini.
Bagi para pendaki, hamparan Edelweis dan pucuk-pucuk Cantigi yang berselimut embun pagi dan sunrise di puncak gunung adalah salah satu kenangan yang membuat mereka untuk selalu kembali untuk mendaki.
4. Taman Nasional Baluran
Gunung Baluran di lihat dari atas menara pandang di Savana Bekol. Foto: Harley Sastha
Berada paling timur ujung pulau Jawa, kawasan dengan luas 25.000 hektar ini mempunyai kekhasan padang savana-nya yang memesona. Afrika kecil di pulau Jawa. Demikian julukan kawasan konservasi yang mendapat pengakuan dunia sebagai Cagar Biosfer (Man and Biosphere Reserve).
ADVERTISEMENT
Tidak berlebihan memang. Bentangan savana-nya menyimpan kehidupan beragam satwa liar yang khas. Di antaranya: Kerbau liar (Bubalis bubalis), Banteng Jawa (Bos Javanicus), Rusa (Cervus timorensis). Kamu dapat melihat mereka pada kantong-kantong air yang menyebar di beberapa lokasi.
Sekitar savana Bekol salah satunya. Merak Hijau (Povo muticus), satwa lain yang dapat kamu jumpai. Tidak ketinggalan keriuhan monyet ekor panjang dan aneka jenis burung.
Menyusuri jalan membelah savana antara savana Bekol sampai pantai Bama, melihat kehidupan satwa liar tersebut, akan menjadi pengalaman yang tidak bisa kamu lupakan. Gunung Baluran yang berdiri gagah, sangat ikonik dan mempercantik pesona bentang alam kawasan ini. Naiklah menara pandang untuk melihat sekeliling pesona alamnya.
Kamu juga dapat berwisata mangrove di sekitar pantai Bama. Yang suka pantai, selain Bama, ada pantai Bilik-Sijile dan Balanan yang menawarkan kesunyian dengan pantai pasir putihnya. Jangan khawatir bagi untuk yang suka menyelam dan snorkling. Ada beberapa spot menarik yang dapat kamu jelajahi disini.
ADVERTISEMENT
5. Taman Nasional Komodo
Berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, taman nasional yang mempunyai luas 173.300 hektare ini merupakan rumah dari sang biawak raksasa yang sangat terkenal di dunia, Komodo (Varanus komodoensis). Setidaknya di pulau Komodo, Padar, Rinca, Gili Motang dan Nusa Kode mereka bermukim.
Bukan hanya itu, satwa lain seperti Rusa timor (Cervus timorensis), Kuda liar (Equus cubalius), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), dan Kerbau liar (Bubalis bubalis) dapat kamu jumpai jika berkunjung ke sini.
Kelima pulau tersebut bersama pulau-pulau kecil lainnya layaknya seperti batu permata membentang bertaburan di atas lautan yang jernih membiru menyajikan bentang alam yang eksotis dan khas. Kawasan ini didominasi oleh savana – 70 persen dari total luas daratannya. Kawasan selat dan perairannya merupakan jalur migrasinya paus, penyu, lumba-lumba, hiu, duyung dan ikan pari.
ADVERTISEMENT
Pantai-pantai berpasir putih terbentang cantik. Ada juga pantai berpasir merah atau pink. Keindahan bawah lautnya, menjadi salah satu surganya para pecinta diving dan merupakan kelas dunia.
Melihat hal tersebut di atas, tidak berlebihan jika Taman Nasional Komodo, mendapatkan tiga pengakuan dunia: Situs Warisan Dunia (World Heritage Site), Cagar Biosfer (Man and Biosphere Reserve) dan pada 16 Mei 2012 masuk sebagai New Seven Wonder of Nature.
Gimana kamu sudah mengunjungi kelima taman nasional di atas? Atau malah belum sama sekali? Jangan lupa untuk mengikuti semua aturan yang berlaku di dalam kawasan ya saat kamu mengunjunginya. Berlaku bijak dan jaga kelestariannya.