Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menjelajahi Keunikan dan Keajaiban 4 Taman Nasional di NTT (Bagian 2)
11 Maret 2021 11:17 WIB
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah sebelumnya menjelajahi TN Kelimutu dan TN Komodo, dua taman nasional berikutnya yang tidak boleh kamu lewatkan saat berkunjung ke NTT adalah TN Laiwangi Wanggameti dan TN Manupeu Tanah Daru. Menariknya, keduanya sama-sama berada kawasan yang dikenal sebagai negeri seribu bukit Pulau Sumba.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, saat sejak 2016, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.7/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016, TN Manupeu Tanah Daru dan TN Laiwangi Wanggameti dilebur menjadi dalam satu pengelolaan menjadi nama TN Matalawa. Namun, kedua taman nasional tetap memiliki keunikan dan kekhasannya masing-masing.
Pada 2018, Pulau Sumba terpilih sebagai Pulau Terindah di dunia versi majalah Focus terbitan Jerman–majalah internasional yang oplahnya mencapai sekitar 5 juta eksemplar dan tersebar di berbagai negara di dunia.
Sumba terkenal memiliki pemandangan Padang Sabana yang luas dan indah serta unik. Hal ini jarang ditemukan di dunia. Juga alam laut dan pantai pasir putihnya yang memesona.
Kebudayaan warisan budaya megalithikum, hasil tenun ikatnya, banyaknya rumah adat yang masih terjaga serta budaya berkuda seperti Pasola, melengkapi pesona Pulau Sumba.
ADVERTISEMENT
Semuanya tersebut semakin lengkap dan paripurna dengan adanya TN Nasional Laiwangi Wanggameti dan TN Manupeu Tanah Daru.
Taman Nasional Laiwangi Wanggameti
Berkunjung ke Sumba, NTT, kurang lengkap rasanya kalau tidak menyambangi salah satu etalase kawasan pelestarian alam dan manusia Sumba, TN Laiwangi Wanggameti.
Sejauh mata memandang, bentang dan lanskap alam seluas 47.014 hektare, membentang hingga batas cakrawala terlihat perbukitan Laiwangi khas tanah Sumba yang eksotis. Sejak berabad-abad lamanya, iklim, budaya dan hutan telah membentuk etalase alam yang memesona ini. Puncak bukit atau gunung Wanggameti yang berada pada ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut (mdpl) menjadikannya titik tertinggi Pulau Sumba. Di sinilah beraneka jenis tanaman, tumbuh dan berkembang.
Untuk para pengamat burung, Laiwangi Wanggameti, merupakan salah satu surganya. Setidaknya, tidak kurang dari 215 jenis burung berdiam di sini. Di mana delapan jenis di antaranya endemik Sumba. Lima di antaranya: Pungguk wengi (Ninox rudolfi), Punai sumba (Treron tyesmanni), Julang Sumba (Aceros everetti), Walik rawa manu (Pthilionopus roherty) dan Kakatua jambul jingga (Cacatua sulpurea citrineoristata).
Keunikan dan kesegaran air terjun Laputi setinggi 100 meter pada bebatuan kapur, di Desa Praing Kareha, akan sedikit mengobati dahaga petualangan kamu di Bumi Sumba. Rasa dahaga tersebut akan semakin terobati sempurnya dengan mengunjungi Danau Laputi, yang jaraknya tidak jauh dari air terjun.
ADVERTISEMENT
Danau yang airnya terlihat biru kehijauan tersebut dihuni sejenis belut – masyarakat Praing Kareha menyebutnya Apu (nenek) – yang dikeramatkan. Mereka percaya, kalau nenek moyangnya sengaja melepas Apu untuk menjaga Danau Laputi sebagai sumber mata air. Ada juga air terjun lainnya yang tidak kalah memesonanya, seperti: Air Terjun Waikanabu dan Air Terjun Wanggameti.
Menjelajahi TN Laiwengi Manggameti dengan trekking atau hiking tentu menjadi salah satu pilihan yang seru dan mengasyikkan. Terlebih melihat salah satu keunikan dan kekhasan lainnya dari taman nasional ini, yaitu adanya hutan elfin atau hutan kerdil–salah satu cirinya adanya pepohonan kecil dan tanah yang tidak terlalu gembur.
Sebagai kawasan konservasi, pastinya Laiwangi Wanggameti menyimpan kekayaan flora dan fauna yang tinggi. Seperti berhasil memantapkan dirinya sebagai salah satu rumah kupu-kupu di Indonesia. Tercatat, sekitar 115 jenis kupu-kupu menjadikan taman nasional ini sebagai rumahnya. Sebagian di antaranya kupu-kupu endemik NTT.
Belum selesai sampai di situ, kekaguman kamu akan TN Laiwangi Wanggameti akan semakin bertambah dengan mengunjungi pekuburan dan bebatuan kuno peninggalan masa megalithikum.
ADVERTISEMENT
Mengunjungi rumah tradisional Sumba dan melihat beberapa prosesi adat serta seni dan budayanya, akan menjadi penutup petualangan yang membuat kamu untuk kembali pastinya.
Taman Nasional Manupeu Tanah Daru
Masih dalam kawasan Sumba, TN Manupeu Tanah Daru, menjadi kawasan taman nasional yang juga wajib kamu kunjungi setelah TN Laiwengi Manggameti. Bahkan, kedua taman nasional ini dapat dikatakan merupakan satu paket penjelajahan.
Memiliki luas sekitar 87.984,09 hektare, Manupeu Tanah Daru, menyajikan etalase lanskap alam Sumba yang memikat dan memanjakan semua panca indra. Eloknya air terjun yang merayapi dinding dan menimpa bebatuan, membuat percikan-percikan air bak kapas terbang ke segala penjuru.
Trekking melewati rimba, lintasan berair dan jembatan menuju air terjun Matanyangu dan Lapopu di Desa Waimanu dan Desa Katikutana, merupakan tantangan tersendiri yang akan kamu rasakan. Namun, rasa lelah perjalanan tersebut, akan terbayar dengan melihat keindahan air terjun tersebut.
ADVERTISEMENT
Keunikan air terjun Lapopu, terlihat pada lintasan airnya yang bertingkat-tingkat. Berbeda lagi dengan air terjun Matanyangu. Air terjun yang mempunyai tinggi sekitar 100 meter tersebut, pada bagian bawahnya terdapat kolam kecil dengan airnya yang berwarna hijau kebiruan. Kamu pun dapat berendam di dalamnya.
Masyarakat sekitar memercayai kalau air terjun Matanyagu merupakan tempat bersemayamnya arwah para leluhur mereka. Sebuah goa kecil dengan makam kuno dan benda bersejarah tersembunyi dibalik aliran air terjun.
Rumah-rumah adat Sumba dengan atapnya yang menjulang dan pekuburan batu, merupakan warisan budaya megalithikum yang dapat membawa kamu pada masa peradaban Sumba di masa lampau.
Banyak juga goa-goa yang berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem kawasan pelestarian alam ini. Beberapa goa di antaranya dapat kamu kunjungi. Seperti Goa Kanawabulung di desa Kambatawundut.
ADVERTISEMENT
Melihat kawanan kuda yang digembala secara liar di hamparan padang savana, menjadi pengalaman tersendiri yang sulit dilupakan.
Para pengamat burung pun menjadikan kawasan ini surganya. Mengintip kehidupan Kakatuan Sumba (Cacatua sulphurea citrinocristata) dengan cirinya khasnya berupa jambulnya yang berwarna jingga, merupakan salah satunya.
Dengan mata telanjang, dari puncak sebuah bukit, kamu pun dapat melihat beraneka burung dan mendengar kicauan mereka.
Seperti halnya taman nasional lainnya. Kekayaan flora dan fauna Manupeu Tanah Daru juga bernilai tinggi.
Pantai Konda Malomba dengan pantai pasir yang putih dan air lautnya yang jernih, dapat menjadi penutup penjelajahan kamu. Berjalan-jalan di hutan mangrove sambil menunggu terbenamnya sang mentari.
Nah, dari empat teman nasional tersebut, mana kira-kira yang akan kamu kunjungi terlebih dahulu? Atau mungkin berniat menjelajahi keempatnya sekaligus. Jangan lupa untuk selalu mematuhi dan mengikuti aturan dan prosedur yang berlaku saat mengunjunginya. Mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Selalu menjadi pejalan atau pelancong yang cerdas, bijak dan bertanggung jawab. Selamat berpetualang.
ADVERTISEMENT