Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
Ngatini Sang ‘Gajah Sumatera’ Akhirnya Melahirkan Anaknya di Tengah Pandemi
4 Juli 2020 11:28 WIB
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masih ingat tentang sepasang Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) binaan: Robin (jantan) dan Ngatini (betina) di Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, yang beritakan pada Kamis (23/1/2020), sang betina yang usianya 22 tahun, diketahui telah mengandung empat bulan? Nah, kemarin, pada Jumat (3/7/2020), sekitar pukul 05.00 WIB, Ngatini telah melahirkan seekor anak gajah jantan yang kemudian diberi nama Damar.
ADVERTISEMENT
Kabar kelahiran Damar pun disambut gembira oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau. Tidak lama kemudian, Kepala Balai Balai Besar KSDA Riau, Suharyono meninjau ke lokasi. Lalu dengan didampingi drh. Rini Deswita dan drh. Danang, beliau melakukan pengecekan kesehatan dan pemberian vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh, penambah darah dan nafsu makan.
Diceritakan beberapa bulan sebelumnya, kepastian mengenai kehamilan Ngatini disampaikan oleh Suharyono, Kepala Balai Besar KSDARiau, saat melakukan pengecekan dan peninjauan bersama dengan Direktur Yayasan Arsari Djojohadikusumo, Ari Catrini ke TWA Buluh Cina, tempat dimana Ngatini dan pasangannya Robin (22) berada.
“Gajah Sumatera Betina bernama Ngatini, dipastikan positif hamil dengan usia kandungan diperkirakan telah mencapai 4 bulan,” begitu cerita Suharyono beberapa bulan yang lalu.
ADVERTISEMENT
Saat kunjungan waktu itu, telah dilakukan chek kehamilan dengan menggunakan alat medis USG oleh drh. Tika yang merupakan tim medis dari Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD). Hasilnya postif, Ngatini mengandung.
Sebagai informasi, Ngatini dan Robin merupakan sepasang Gajah Sumatera yang didatangkan dari Pusat Latihan Gajah (PLG) di Minas, Riau, sekitar bulan Maret tahun 2017. Dengan tujuan untuk menarik pengunjung wisatawan ke TWA Buluh Cina.
Damar Lahir Sehat Dengan Berat Tubuh 50 Kg
Kelahiran Damar, yang telah dinanti-nanti, sangat disambut gembira oleh Suharyono. Nama Damar – nama jenis pohon (Meranti) yang juga bermakna Pelita – langsung disematkan oleh Gubernur Riau, Syamsuar.
Saat dilahirkan berat tubuhnya mencapai 50 kg. Damr terlihat sehat dan mulai menyusu pada induknya. Sang induk Ngatini, juga terlihat sehat dan bersemangat menyantap makanan yang telah disiapkan para Mahout untuknya.
ADVERTISEMENT
“Dengan berhasilnya kehamilan sampai satwa Gajah Sumatera melahirkan, cukup menunjukkan bahwa TWA Buluh Cina, sebagai salah satu kawasan konservasi di Provinsi Riau masih cukup kondusif untuk mendukung kehidupan dan kelestarian satwa liar yang dilindungi,” cerita Suharyono.
Semoga kelahiran bayi Gajah ini menjadi pertanda bagi keseriusan semua pemangku kepentingan dalam melestarikan Gajah Sumatera di bumi Melayu.
Dengan kelahiran Damar ini diharapkan akan menambah antusiasme wisata alam di era normal baru.
Salah Satu Satwa Endemik Sumatera Yang Sangat Dilindungi
Gajah Sumatera merupakan salah satu satwa endemik, langka dan dilindungi. Merupakan sub spesies dari gajah asia yang habitatnya berada di Pulau Sumatra. Satwa cerdas ini mempunyai postur tubuh lebih kecil daripada sub spesies gajah india.
Tempat tinggalnya yang semakin menyempit dan perburuan liar yang terus terjadi, berita kehamilan seekor Gajah Sumatera menjadi hal yang sangat luar biasa. Menurut Lembaga Konservasi Dunia - International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), saat ini statusnya Kritis (Critically Endangered) masuk dalam daftar merah spesies terancam punah.
ADVERTISEMENT
Tubuhnya yang besar, memberikannya peranan penting bagi keseimbangan ekosistem. Ketika menjelajah, sekelompok gajah menginjak tanaman dan semak. Bersamaan denan itu, banyak bibir tanaman yang ikut melekat di tapak kaki dan kotorannya. Dengan begitu, peluang bibit untuk tumbuh pun semakin besar seiring gajah-gajah berjalan melintasi jalur jelajahnya. Ini juga sekaligus menjadi pembuka jalan untuk jenis satwa lainnya.
Gajah mengkonsumi tumbuhan yang juga besar untuk dimakan. Dengan cara makan seperti itu, sebenarnya gajah turut membantu secara alami menjaga hutan agar tidak terlalu rimbun. Sehingga memberikan kenyamanan pada satwa lainnya.
Berdasarkan informasi, dari data yang telah dihimpun, dalam 25 tahun belakangan ini gajah Sumatera sudah kehilangan sekitar 70 persen habitatnya sehingga sangat penting bagi kita untuk mengenal dan melestarikannya.
ADVERTISEMENT