Konten dari Pengguna

Pascagempa Cianjur: Pendakian Gede Pangrango Tutup dan Cerita Pendaki Saat Gempa

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
22 November 2022 18:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Saat cuaca cerah, dari Cibodas, Gunung Gede dan Gunung Pangrango terlihat begitu megah. Foto: Tim pendakian HKAN 2022 - PJLKK
zoom-in-whitePerbesar
Saat cuaca cerah, dari Cibodas, Gunung Gede dan Gunung Pangrango terlihat begitu megah. Foto: Tim pendakian HKAN 2022 - PJLKK
ADVERTISEMENT
Penutupan pendakian dikeluarkan, menyusul gempa dengan kekuatan magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB yang menggoyang wilayah Cianjur dan Sukabumi.
ADVERTISEMENT
Surat edaran dikeluarkan BBTNGGP setelah mendapatkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengenai lebih dari 100 gempa susulan terjadi hingga pagi tadi dengan besaran magnitudo mulai 1,2 hingga 4,6.
Pusat gempa berada di sebelah tenggara Gunung Gede, wilayah Cianjur - morfologinya berupa dataran tinggi hingga dataran bergelombang. Perbukitan bergelombang hingga terjal.
Gempa telah menyebabkan kerusakan yang parah pada sebagian wilayah Cianjur. Termasuk bangunan kantor Resort Sarongge dan Kantor Bidang Wilayah I Pengelolaan Taman Nasional. Tembok mengalami retak-retak, bolong, roboh dan atap serta genteng ambrol. Akibatnya kedua bangunan tersebut tidak mungkin digunakan lagi. Karena sangat berbahaya. Selain itu, gerbang lama - dekat Pos 1 - di jalur wisata pendakian Gunung Putri, rubuh.
Kantor Resort Saromgge terdampak gempa Cianjur magnitudo 5,6. Foto: Ali Munaya.

Cerita Pendaki Saat Gempa Terjadi

Saat gempa terjadi, ternyata ada puluhan pendaki yang sedang melakukan pendakian melalui 3 pintu resmi jalur wisata pendakian TNGGP: Cibodas, Gunung Putri dan Selabintana. Mereka sudah mulai mendaki sejak pagi hari.
ADVERTISEMENT
Untuk memastikan tidak ada pendaki di kawasan TNGGP. Di pos pemeriksaan tiket masuk jalur wisata pendakian Gunung Putri, petugas berjaga-jaga dan melakukan cleaning pendaki hingga puncak Gede.
Kantor Bidang Wilayah I Pengelolaan Taman Nasional. Foto: Ali Munaya.
Cerita serupa juga disampaikan beberapa pendaki lainnya, yang juga berada di Pos 3, saat gempa terjadi. Tanah berguncang-guncang kencang.
Mereka yang berada di Alun-alun Suryakencana, punya cerita yang berbeda lagi. Salah satunya Abeng asal Bintaro. Jakarta Selatan. Menurutnya, saat itu dirinya sedang mendirikan tenda. Lalu, Sekonyong-konyong tanah bergetar hebat dan cukup lama.
Sekelompok pendaki berjalan melintasi Alun-alun Suryakencana menuju arah timur. Foto: Tim pendakian HKAN 2022 - PJLKK.
Selain itu, dirinya juga mendengar suara pohon besar roboh dari arah menuju jalur wisata pendakian Selabintana. Persis sesaat setelah guncangan gempa sebesar magnitudo 5,6 tersebut.
Selain merujuk informasi dari BMKG, inilah salah satu alasan lain, kenapa aktivitas wisata pendakian di TNGGP ditutup. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, terjebak atau terkena pohon tumbang.
ADVERTISEMENT
Bersyukur, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka yang menimpa para pendaki saat gempa, Senin, siang kemarin. Dan, hingga Selasa sore, 22 November 2022, diperkirakan, sudah tidak ada lagi pendaki yang berada di TNGGP. Untuk memastikannya kembali, besok pagi, Rabu (23/11/2022), Balai Besar TNGGP, akan menurunkan petugas untuk mendaki hingga kawasan alun-alun Suryakencana dan puncak Gede.
Sekelompok pendaki berjalan melintasi Alun-alun Suryakencana menuju arah timur. Foto: Tim pendakian HKAN 2022 - PJLKK.
"Untuk berikutnya, kami akan melakukan pengecekan jalur pendakian untuk memastikan jalur aman sebelum nantinya memutuskan membuka kembali kegiatan pendakian," kata Kepala Balai Besar TNGGP, Sapto Aji Prabowo, di Cibodas.
Nah, untuk kamu yang berencana mendaki dan sudah melakukan pembayaran melalui proses booking online pada Selasa, 22 November 2022 dan seterusnya, demi keamanan dan keselamatan, pihak Balai Besar TNGGP, meminta kamu untuk menjadwal ulang (reschedule) waktu pendakiannya.
ADVERTISEMENT