Rimba Nyiut (1): Rumah Flora & Fauna Mengagumkan di Titik Tertinggi KalBar

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
16 November 2022 6:25 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu jenis Anggrek yang tumbuh di CA Gunung Nyiut. Foto: Doc. Tim Scientific Exploration and Expedition CA Gunung Nyiut 2022 BKSDA Kalbar.
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu jenis Anggrek yang tumbuh di CA Gunung Nyiut. Foto: Doc. Tim Scientific Exploration and Expedition CA Gunung Nyiut 2022 BKSDA Kalbar.
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu, kalau hutan hujan Kalimantan diperkirakan telah berumur 130 juta tahun – dua kali lebih tua dari hutan hujan Amazon di Amerika Selatan – menjadikannya sebagai salah satu yang tertua di dunia. Lalu, sebenarnya apa sih yang kamu bayangkan tentang hutan hujan Kalimantan? Pohon besar dan tinggi, belantara yang lebat, atau hutan rawa dengan air berwarna merah kehitaman? Orangutan, Rangkong atau Enggang dan Bekantan? Tanah bergambut atau sungai-sungai besar? Atau mungkin, bunga-bunga Anggrek yang semerbak menawan?
ADVERTISEMENT
Tidak bisa dipungkiri, selain hutan lindung, hutan di Indonesia yang masih terjaga dengan baik berada dalam kawasan konservasi. Hingga saat ini, luasnya mencapai lebih dari 27 juta hektar dan terbagi menjadi 556 kawasan konservasi: 214 unit masuk kategori Cagar Alam, 80 unit kategori Suaka Margasatwa, 55 unit kategori Taman Nasional, 134 unit kategori Taman Wisata Alam, 34 unit kategori Taman Hutan Raya, dan 29 unit masuk kategori kawasan suaka alam (KSA) atau kawasan pelestarian alam (KPA).
Tampak kerapatan hutan hujan kalimantan di kawasan CA Gunug Nyiut dilihat dari puncak Nyiut. Foto: Doc. Tim Scientific Exploration and Expedition CA Gunung Nyiut 2022 BKSDA Kalbar.
Nah, di Kalimantan sendiri, terdapat sejumlah kawasan konservasi, baik itu Taman Nasional (TN), Cagar Alam (CA), Taman Wisata Alam (TWA), Suaka Margasatwa (SM) maupun Taman Hutan Raya (Tahura). Tidak terkecuali Kalimantan Barat (Kalbar), 13 kawasan konservasi dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar, diantaranya terdapat 7 kawasan CA. Salah satunya CA Gunung Nyiut. Luasnya mencapai lebih dari 124 ribu hektar dan mengangkangi 3 kabupaten: Bengkayang, Landak dan Sanggau. Bagian utaranya berbatasan langsung dengan pegunungan Penrinsen (Sarawak, Malaysia) dan merupakan masih satu hamparan lansekap pegunungan yang terkoneksi.
ADVERTISEMENT
Kawasan ini sejatinya pegunungan membentang berbukit-bukit dan lereng curam dengan titik tertingginya yang mencapai 1.700 meter di atas permukaan laut (mdpl), adalah rumah dari berbagai spesies tumbuhan dan satwa liar yang mengagumkan.
Kabut di Dusun Kulum, Desa Tengon, yang berada pada ketinggian sekitar 600 - 700 mdpl, di sekitar kawasan CA Gunung Nyiut. Foto: Doc. Tim Scientific Exploration and Expedition CA Gunung Nyiut 2022 BKSDA Kalbar.
Wilayah Nyiut dan sekitarnya salah satu tempat yang paling sejuk di Kalimantan Barat yang berada persis di garis khatulistiwa. Juga, menjadi hulu beberapa aliran sungai penting, sumber air masyarakat hingga ke hilirnya, seperti Kota Pontianak. Karenanya, keberadaan, kelestarian dan keberlanjutannya adalah hal yang mutlak.
Sebagai kawasan tipe ekosistem hutan hujan, keanekaragaman hayati CA Gunung Nyiut cukup tinggi. Menjadi rumah dari ribuan spesies tumbuhan dan satwa yang mengagumkan. Sedikitnya, terdapat 44 jenis mamalia dari berbagai kelas, termasuk Orangutan (Pongo pygmaeus), Kelasi (Presbytis rubicunda), Kelempiau (Hylobates muellerii), dan Enggang Gading (Rhinoplax vigil), 63 jenis avifauna yang telah teridentifikasi, ratusan spesies anggrek liar dan tumbuhan berkayu yang didominasi oleh kelompok Dipterocarpaceae. Tumbuhan parasit langka dan endemik Kalimantan seperti Rafflesia tuan-mudae juga tidak sulit untuk menemukannya di kawasan CA ini.
Anggota tim tim explorasi dan expedisi menyusuri kawasan rimba Nyiut untuk mengamati, mendokumentasikan dan mengambil spesimen flora dan fauna. Foto: Doc. Scientific Exploration and Expedition CA Gunung Nyiut 2022 BKSDA Kalbar.
Areal berhutan yang luas dengan kondisi lapangan yang cukup menantang dan berada pada tutupan lahan hutan yang belum terjamah, hipotesa beberapa pihak menyatakan potensi keanekaragaman hayati yang dimiliki rimba belantara Nyiut, masih banyak yang belum terungkap. Karenanya, dugaan tersebut tentu perlu dibuktikan.
ADVERTISEMENT
Melihat hal tersebut, tidak heran, kalau Balai KSDA Kalbar, pada pertengahan Agustus 2022, menggagas kegiatan yang bertajuk Scientific Exploration dan Expedition CA Gunung Nyiut 2022. Dengan harapan, dapat mengungkap potensi flora dan fauna yang diperkirakan belum pernah terungkap dari dalam dalam rimba belantara Nyiut.
Walaupun, ini bukan perjalanan pertama saya di Kalimantan Barat dan melakukan kegiatan eksplorasi bersama Balai KSDA Kalbar, namun, buat saya, ini merupakan suatu kepercayaan yang luar biasa. Terlibat secara langsung dan berkontribusi bersama peneliti dan ahli, membuat saya banyak belajar berbagai spesies tumbuhan dan satwa. Mengindentifikasi mereka, bentuk tubuh dan daun, warna dan bau, bentuk dan lain sebagainya. Menemukan sesuatu yang berpotensi baru menjadi sesuatu yang sangat menggembirakan.
ADVERTISEMENT
Dengan mengamati berbagai jenis flora yang hidup, tumbuh dan berkembang di hutan, niscaya kamu akan mengetahui kalau suatu kawasan itu dalam keadaan baik-baik saja atau sebaliknya. Saya benar-benar sangat menikmati setiap detik waktu saya dalam kegiatan-kegiatan seperti ini.
Anggota tim tim explorasi dan expedisi sedang mengamati, mendokumentasikan dan menyimpanspesimen tanaman. Foto: Doc. Scientific Exploration and Expedition CA Gunung Nyiut 2022 BKSDA Kalbar.
Secara data geologi, Nyiut juga sangat lah menarik. Karena merupakan gunung api purba yang sudah tidak aktif lagi. Tidak heran kalau ekosistem yang kemudian membentuknya sangat kaya dan beragam. Karena telah terbentuk sejak jutaan tahun yang lalu
Batuan Basalt, Plistosen–plistosen, Kapur dan Intrusif serta Plutonik Basa, merupakan formasi yang membentuk Gunung Api Nyiut. Sedangkan, pada bagian baratnya, terdapat susunan Batu Pasir Kayan dan formasi Pedawan dengan batuan Serpih, batu pasir, batu lumpur karbonan, dan sedikit sisipan batu gamping di kaki gunung bagian timur.
Anggota tim tim explorasi dan expedisi sedang berdiri diantara pohon-pohon besar sambil mengamati, mendokumentasikan dan mengambil spesimen sebagai sample. Foto: Doc. Scientific Exploration and Expedition CA Gunung Nyiut 2022 BKSDA Kalbar.
Sejarah geologinya yang demikian tersebut, semakin memperkaya akan keunikan bentang alam dan atraksi alam CA Gunung Nyiut. Tidak heran, kalau rimba belantara Nyiut, juga menyimpan banyak gua dan air terjun. Salah satu yang paling menarik dan unik, tentu saja Danau Nyiut, yang keberadaannya masih sangat dikeramatkan masyarakat sekitar. Mereka percaya kalau danau tersebut merupakan kerajaan ghoib.
ADVERTISEMENT
“Sampai sekarang, kita belum berani memastikan, berapa jumlah spesies yang diindikasikan baru. Tetapi, berdasar perkiraan, setidaknya patut diduga lebih dari sepuluh spesies baru bakal kita ungkap dari kawasan Cagar Alam Gunung Nyiut ini,” ujar Randi Agusti, seorang ahli botani Indonesia ditengah-tengah perjalanan kegiatan Scientific Exploration and Expedition CA Gunung Nyiut 2022 beberapa waktu lalu.
Berbegai jenis kantong semar tumbuh subur di dalam kawasan CA Gunung Nyiut. Foto: Doc. Tim Scientific Exploration and Expedition CA Gunung Nyiut 2022 BKSDA Kalbar.
Jadi, bagaimana perjalanan tim Scientific Exploration and Expedition CA Gunung Nyiut 2022 BKSDA Kalbar selama 9 hari di belantara rimba Nyiut? Apakah tim berhasil mengungkap sesuatu yang sangat bernilai tinggi disana? Yuk, ikuti perjalanan tim exploration and expedition rimba Nyiut dalam tulisan seri Rimba Nyiut.