Setelah 22 Bulan dalam Kandungan, Bayi Gajah 'Rizky' Lahir di Riau

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
20 September 2020 20:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bayi gajah Sumatera bernama 'Rizky' lahir di Pusat Latihan Gajah ({LG) Minas, Riau, pada Jumat (18/9/2020). Foto: Doc. BBKSDA Riau
zoom-in-whitePerbesar
Bayi gajah Sumatera bernama 'Rizky' lahir di Pusat Latihan Gajah ({LG) Minas, Riau, pada Jumat (18/9/2020). Foto: Doc. BBKSDA Riau
ADVERTISEMENT
Rizky, begitu nama bayi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang lahir dari gajah betina bernama Nia yang berusia 20 tahun. Nama tersebut diberikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, setelah sebelumnya mendapatkan kabar gembira ini melalui Direktur Jenderal Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Wiratno. Harapannya, ini menjadi simbol rezeki bagi alam, lingkungan hidup dan populasi gajah di wilayah Sumatera.
ADVERTISEMENT
Sang induk ‘Nia’ sendiri adalah seekor gajah yang berhasil dievakuasi dari Desa Tapung (Petapahan) Kampar pada 14 Juli 2006 karena terkena jerat cukup parah di kaki sebelah kanan depan. Jadi, saat terkena jerat, usianya baru sekitar lima tahun. Kemudian, sejak saat itulah, Nia terus dalam perawatan dan pengawasan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Riau.
“Waktu dievakuasi, Nia baru berusia sekitar lima tahun. Jadi, saat ini, saat Nia melahirkan, usianya sudah mencapai 20 tahun. Dengan kelahiran ‘Rizky’, harapan kami, populasi Gajah Sumatera, terus samakin bertambah. Baik itu yang ada di PLG, maupun yang berada di alam,” cerita Suharyono, Kepala Balai Besar KSDA Riau, Minggu (20/9/2020).
Induk gajah Sumatera 'Nia' bersama anaknya yang dilahirkan pada Jumat (18/9/2020). Foto: Dok. BBKSDA Riau
Bayi gajah ‘Rizky’ yang berada dalam kandungan Nia selama 22 bulan, lahir pada Jumat (18/9/2020), pagi dini hari, pukul 03.00 WIB, di Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas, Riau
ADVERTISEMENT
Kelahiran ‘Rizky’ merupakan kelahiran anak Gajah binaan Balai Besar KSDA Riau yang kedua, pada tahun 2020. Sebelumnya seekor anak gajah Sumatera jantan juga telah lahir di Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina pada Jumat (3/7/2020), yang kemudian diberi nama Damar, dari indukan bernama Ngatini dengan pejantan bernama Robin.
Setelah mendapat informasi tentang gajah ‘Nia’ yang melahirkan, tim medis Balai Besar KSDA Riau yang dikoordinir drh. Rini Deswita, langsung menuju ke PLG Minas untuk melakukan pengecekan kesehatan pada induk maupun bayi gajah. Tim juga memberikan asupan multivitamin dan penguat otot melalui infus serta antibiotik kepada induk gajah yang bernama Nia.
Menurut drh, Rini Deswita, bayi gajah ‘Rizky’ berjenis kelamin betina dan saat dilahirkan estimasi berat badan berdasarkan lingkar dada dan tinggi bahu, berkisar 81 kg.
ADVERTISEMENT
"Saat ini, kondisi induk gajah ‘Nia’ sangat baik dan sehat. Begitupun anaknya 'Rizky', dalam keadaan sehat dan lincah," kata Rini.
Bayi gajah Sumatera 'Rizky' sedan diukur tinggi tubuhnya. Foto: Dok. BBKSDA Riau.
“Ini merupakan kejutan dan hadiah yang sangat menggembirakan untuk Hari Konservasi Alam Nasional Tahun 2020,” imbuh Suharyono.
Merupakan Salah Satu Satwa Endemik Sumatera
Gajah Sumatera merupakan salah satu satwa endemik, langka dan dilindungi. Merupakan sub spesies dari gajah asia yang habitatnya berada di Pulau Sumatra. Satwa cerdas ini mempunyai postur tubuh lebih kecil daripada sub spesies gajah india.
Tempat tinggalnya yang semakin menyempit dan perburuan liar yang terus terjadi, berita kehamilan dan kelahiran seekor Gajah Sumatera menjadi hal yang sangat luar biasa. Menurut Lembaga Konservasi Dunia - International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), saat ini statusnya Kritis (Critically Endangered) masuk dalam daftar merah spesies terancam punah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi, dari data yang telah dihimpun, dalam 25 tahun belakangan ini gajah Sumatera sudah kehilangan sekitar 70 persen habitatnya sehingga sangat penting bagi kita untuk mengenal dan melestarikannya.