Soal Polisi Tewas di Tebing Parang dan Pentingnya Prosedur Keselamatan

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
15 Desember 2019 22:08 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi: Skywalker Via Ferrata Mount Parang
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi: Skywalker Via Ferrata Mount Parang
ADVERTISEMENT
Terkait kecelakaan yang menimpa seorang perwira polisi berinsial AKBP AN, saat sedang melakukan pendakian di Gunung Parang pada jalur Via Ferrata, Dusun Cihuni, Sukamulya, Purwakarta, pada Sabtu (14/12/2019), Skywalker via Ferrata Mount Parang, salah satu operator wisata Via Ferrata Gunung, menyatakan ikut berbelasungkawa atas kejadian yang terjadi tersebut.
ADVERTISEMENT
Demikian keterangan yang disampaikan oleh oleh Muhammad Rubini Kertapati atau yang biasa disapa Bibin, owner Skywalker via Ferrata Mount Parang, melalui pesan singkat, pada Minggu (15/12/2019) malam.
“Kami, dalam hal ini Skywalker Via Ferrata Mount Parang, selaku salah satu operator wisata Via Ferrata di Gunung Parang menyatakan ikut berbela sungkawa atas kejadian tersebut,” kata Bibin yang juga mantan seorang atlet nasional panjat tebing.
Menurut Bibin, sejauh ini, tidak kurang ada 4 (empat) operator wisata Via Ferrata yang beroperasi di Gunung Parang sejauh ini: Skywalker Via Ferrata, Badega Cihuni-Gunung Parang, Badega Cirangkong-Gunung Parang dan Consina Parang Via Ferrata.
Dokumentasi: Skywalker Via Ferrata Mount Parang
“Masing masing operator tersebut memiliki jalur sendiri dan beroperasi secara independen dalam pengelolaannya,” kata Bibin yang baru beberapa hari lalu selesai memimpin pekerjaan pembuatan jalur Via Ferrata Gunung Kelam, Sintang, Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Skywalker Via Ferrata Mount Parang sejauh ini, sejak awal sudah dan selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan pemanjatan oleh para tamu Via Ferrata. Termasuk juga penerapan SOP (Standar Operasional Prosedur) dan penggunaan safety equipment yang standar yang memang biasa digunakan dalam aktivitas Via Ferrata.
Dikarenakan kejadian kecelakaan yang terjadi hari Sabtu, kemarin, masih dalam penyidikan dan penyelidikan kepolisian, maka dengan ini Skywalker Via Ferrata Mount Parang hanya dapat memberikan informasi.
“Pertama, kejadian kecelakaan yang terjadi pada hari Sabtu (14/12/2019) tidak terjadi di lokasi dan jalur Via Ferrata yang kami operasikan atau kelola (Skywalker Via Ferrata). Kedua, kami menghimbau kepada calon tamu wisatawan untuk mereview kembali trip/perjalanan ke Via Ferrata Gunung Parang dengan mempertimbangkan beberapa aspek keamanan, kenyamanan dan keselamatan,” lanjut Bibin.
ADVERTISEMENT
Beberapa aspek tersebut diantaranya: Kesiapan fasilitas yang dimiliki oleh operator wisata (guide, asuransi dan basecamp serta alat P3K); Kelengkapan dan standar alat keamanan pemanjatan (seat harness, rock climbing helmet, lanyard EAS); Kelayakan jalur Via Ferrata (besi trap tangga yang kuat dan memadai, sling baja yang tidak korosi dan rusak); Kesiapan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang dimiliki oleh operator, termasuk didalamnya Evacuation Plan jika terjadi kecelakaan.
“Kami juga menghimbau kepada segenap operator wisata Via Ferrata untuk saling mengingatkan dan meningkatkan mutu kualitas pelayanan dan standar keamanan pemanjatan. Dikarenakan operator wisata Via Ferrata di Indonesia belum memiliki wadah/asosiasi yang menghimpun semua pelaku/operator wisata Via Ferrata, maka dapat dipastikan belum ada kesamaan standar keamanan dan regulasi yang mengatur detail akan aktivitas wisata ini,” tambah Bibin.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi masing-masing operator bisa mengambil referensi dari pengelolaan wisata Via Ferrata yang sudah baku diatur dalam UIAA (Union Internationale Association de Alpinisme) atau juga disebut International Mountaineering and Climbing Federation.
Organisasi tersebut merupakan federasi internasional yang menaungi bidang pendakian gunung dan panjat tebing yang sudah mengatur tentang aktivitas Via Ferrata, baik dari segi konstruksi jalur maupun pengelolaan aktivitasnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, saat melakukan pendakian Gunung Parang via Ferrata, AKBP AN tidak sendiri. Beliau melakukannya bersama-sama dengan dua anggota keluarganya. Namun, naas, sling baja yang menempel pada tebing, terputus, sehingga menyebabkan korban terjatuh dari ketinggian sekitar 50 meter. Namun, dalam perjalanan ke rumah sakit, korban menghembuskan nafas terakhirnya. Jenazah korban kemudian dimakamkan hari ini, Minggu (15/12/2019).
ADVERTISEMENT
Setelah kejadian ini, berdasarkan informasi terakhir, aktivitas wisata petualangan via Ferrata di Gunung Parang, tidak terganggu. Masih berjalan normal, walaupun pihak kepolisian tengah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).