Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Tertinggi di Indonesia, Pendakian Via Ferrata Gunung Kelam Siap Dibuka
2 Desember 2019 13:21 WIB
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Dengan tinggi mencapai sekitar 1.000 meter, ini menjadi jalur pendakian via ferrata tertinggi di Indonesia dan sekaligus pada batu monolith atau batu tunggal terbesar dunia,” kata Muhammad Rubini Kertapati, selaku Ketua Tim Proyek Konstruksi Via Ferrata TWA Gunung Kelam.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya kegiatan pendakian di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Kelam ditutup untuk umum oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar) sejak Maret 2018, untuk memperbaiki sarana, prasana, dan fasilitas agar keamanan dan kenyamanan serta keselamatan pengunjung dapat terjamin. Termasuk meningkatkan pengelolaan agar kelestarian kawasan konservasi dengan flora dan fauna yang unik dan khas tetap terjaga dengan baik. Kubah batu raksasa ini sendiri merupakan rumah satu-satunya dari kantong semar langka di dunia bernama Nephentes clipeata.
Setelah melalui proses pembangunan sekitar 90 hari, besok, Selasa (3/12/2019), pendakian via ferrata, batu monolith terbesar dunia akan di-launching atau dibuka kembali. Ini sekaligus menjadi babak baru pengelolaan TWA Gunung Kelam yang akan mengedepankan masyarakat. Sebagaimana disebutkan oleh Sadtata Noor Adirahmanta, Kepala Balai KSDA Kalbar, beberapa waktu yang lalu yang mengatakan pihaknya, dalam hal ini BKSDA Kalbar, yang menyiapkan dan membina masyarakat lokal untuk berperan sebagai pemandu pendakiannya. Diharapkan ini terus akan memberikan multiplayer effect bagi wilayah sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Saat melewati jalur ferrata--jalur pendakian yang dilengkapi dengan kabel baja dan besi dengan pengaman harness dan penambat--adrenalin pendaki akan semakin terpacu saat melewatinya. Tetapi tenang saja, walaupun terlihat extreme, pasti kalian akan tetap enjoy dan nyaman. Tidak tanggung-tanggung yang mengerjakan tangga besi tersebut Skywalker, pelopor pendakian via ferrata Tebing Parang, Purwakarta, Jawa Barat. Standar keamanan dan kenyamanannya sudah bertaraf internasional.
Menurut Muhammad Rubini Kertapati, owner Skywalker, yang membuat dirinya kagum dari Via Ferrata Gunung Kelam salah satunya hal tersebut diinisiasi oleh pemerintah, Direktorat Jenderal KSDAE Kementerian LHK, melalui pelaksana teknisnya, BKSDA Kalbar.
“Ini menjadi salah satu dobrakan. Luar biasa apa yang dilakukan BKSDA Kalbar, mempunyai inisiatif begitu tinggi untuk membuat terobosan seperti ini. Menggarap kawasan konservasi tetapi dapat dimanfaatkan untuk wisata alam dengan tetap menjaga kelestariannya. Juga memberdayakan masyarakat sekitar,” kata pria yang juga akrab disapa Bibin ini.
ADVERTISEMENT
“Selain itu, saya juga ada harapan, setelah dibukanya kembali kegiatan wisata alam di TWA Gunung Kelam, khususnya pendakian via ferrata, ada perpindahan masyarakat Kabupaten Sintang, khusunya sekitar Bukit Kelam atau Gunung Kelam ini, bertransformasi dari masyarakat berladang atau berkebun menjadi masyarakat jasa. Mudah-mudahan melalui Gunung Kelam ini, ekowisatanya semakin timbul. Akan ada homestay, menjadi pemandu, porter, membuat dan berjualan merchandise, dan lain-lain. Karena sebagian mereka sendiri sudah terhimpit dengan adanya perluasan sawit. Mereka sebagian tanahnya sudah dijual. Jadi mau berladang atau berkebun sudah kesulitan karena tidak ada tanahnya. Dengan mengembangkan jasa wisata alam, mereka akan kembali bangkit,” kata Bibin.
Dengan pengembangan, pengelolaan, dan aturan yang baik, ke depannya, pendakian Via Ferrata Gunung Kelam berpotensi dapat bersaing dengan pendakian Via Ferrata Gunung Kinbalu, Malaysia. Karena unik dan khas, pendakian via Ferrata pada batu monolith terbesar dunia dengan hutan purba pada pada bagian puncaknya. Pendaki dapat juga dapat melihat langsung keindahan matahari terbenam dan terbit pada dua tempat yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya jalur pendakian via ferrata di TWA Gunung Kelam, zona pemanfaatan juga dapat semakin dimaksimalkan sesuai fungsinya dan memberi kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Interaksi antara BKSDA Kalbar dengan masyarakat pun akan semakin terjalin secara positif.
Dengan melibatkan masyarakat sekitar sebagai operator wisatanya, Sadtata Noor Adirahmanta berharap dapat membangkitkan rasa memiliki kawasan. Sehingga masyarakat akan ikut turut bertanggungjawab menjaganya. Slogan hutan lestari masyarakat sejahtera pun akhirnya terwujud nyata.
Berdiri kokoh setinggi lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), membentang dari timur hingga ke barat, Bukit Kelam bagaikan seonggok batu raksasa di tengah dataran yang terhampar luas. Bentuknya khas dan sangat iconic dengan segala misterinya.
Jadi, sobat kumparan sudah siap menyambut wajah baru dari TWA Gunung Kelam dan siap untuk memacu adrenalin merasakan petualangan extreme jalur pendakian via ferrata-nya? Yuk, siapkan dan luangkan waktu, mulai 3 Desember 2019, kamu semua sudah dapat merasakannya.
ADVERTISEMENT