Menanti Film "Detak" Tayang di Bioskop

Harris Maulana
menulislah apa saja yang kamu ketahui, karena tidak semua orang tentu tahu akan hal tersebut. #temankumparan
Konten dari Pengguna
26 Desember 2019 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harris Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari-hari terakhir ini, mungkin menjadi hari yang membuat was-was Aryanna Yuris, Produser Film "Detak" dari Aenigma Picture. Pasalnya, saat ini sedang menunggu kepastian jadwal tayang di bioskop.
ADVERTISEMENT
"Mungkin sekitar Maret 2020." ungkapnya saat berbincang dengan sejumlah media di kantornya di Alam Sutera Town Center, Tangsel.
"Kita kan pemain baru. Film Detak ini merupakan film perdana dari Aenigma Picture. Jadi harus sabar menunggu dan antri. Sementara rumah produksi lainnya yang sudah punya nama, dipastikan sudah mendapat jadwal yang pasti." lanjutnya.
Film "Detak" bergenre drama-misteri mengusung tema budaya tari Lengger yang berasal dari Banyumas. Uniknya saat proses produksi syuting, mereka menerapkan kampanye "Zero Waste" yang ramah lingkungan. Memang sih, setelah saya sempat beberapa kali melihat proses syuting, terlihat kotor sekali, sampah di mana-mana,puntung berserakan, hanya yang "in frame" dalam kamera saja yang bersih dari sampah, karena akan dibuat film. Selain itu, sudah masuk dalam tahap mengkhawatirkan.
ADVERTISEMENT
"Kita kan membuat film budaya. Malu dong jika saat kita memproduksi justru tidak berbudaya alias menghasilkan sampah. " ungkap Yongki Ongestu, sutradara film Detak.
Yongki Ongestu, Sutradara Film Detak
"Sesungguhnya, budaya zero waste ini sudah kami terapkan saat sebelum kita terjun di dunia film. Saat kita syuting untuk sebuah iklan atau film dokumenter, kita selalu menerapkan hal ini." lanjut Yongki dan diiyakan oleh rekannya Yuris.
Setiap crew diberikan tumbler untuk mengisi ulang air minum. Jadi tidak boleh menggunakan air minum kemasan yang menghasilkan sampah plastik yang tidak terurai selama puluhan tahun. Untuk makan pun biasanya kalau di film menggunakan nasi bungkus atau kotak supaya praktis. Tapi untuk produksi film "Detak" menggunakan prasmanan. Dan untuk masaknya pun menggunakan jasa penduduk lokal. Jadi pemasukan tambahan juga kan buat mereka.
ADVERTISEMENT
"Selain memasak, kami juga memberdayakan penduduk lokal untuk menjadi crew dan figuran dalam film ini. Sekitar 80% memberdayakan mereka." ungkap Yuris. "Sisanya pemeran utama dan crew kami bawa dari Jakarta."
Pemeran utama film ini adalah Refal Hady dan Della Dartyan yang merupakan nominasi pemeran wanita utama dalam Piala Citra 2018. Sementara Refal Hady terakhi bermain dalam film Dilan 1990. Della menghabiskan 1,5 bulan untuk mempelajari karakter ini. Dia tinggal di rumah penduduk setempat untuk mempelajari logat demi memerankan karakter Sukma, seorang penari Lengger. Bahkan Della yang awalnya tidak bisa menari, berkat dilatih oleh penari tradional setempat. Sementara Refal menjadi Jati, seorang dokter bedah yang ternyata seorang psikopat. Saking mendalaminya peran ini, perlu waktu 2 bulan untuk melepaskan diri dari karakter ini.
ADVERTISEMENT
Della memerankan seorang penari bernama Sukma
Segenap kru film"Detak" juga mendatangi beberapa sekolah SMK yang berbasis multi media untuk memberikan ilmu seputar teknik film termasuk sosialisasi gerakan zero waste sebagai upaya mendorong pekerja film untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitarnya.
Apa yang dilakukan oleh Aenigma Picture perlu kita apresiasi dan menjadi contoh bagi rumah produksi lainnya. Melakukan berbagai inovasi dalam pembuatan film seperti program zero waste, share ilmu dengan sekolah SMK, serta memberdayakan kearifan lokal. Mari kita tunggu sama-sama penayangannya ya.