Pengalaman Upgrading TNA ke Negeri Ginseng

Hartanto
Dosen Polteknaker. Fokus di bidang MSDM, pelatihan vokasi serta ketenagakerjaan.
Konten dari Pengguna
13 April 2021 10:57 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hartanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
SIVAT Korea Selatan. (Doc. Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
SIVAT Korea Selatan. (Doc. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Peningkatan kompetensi sangat dibutuhkan bagi seluruh pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk meningkatkan produktivitas kinerjanya. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI, setiap tahunnya selalu memberikan kesempatan peningkatan kompetensi bagi pegawainya baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
Salah satu pengalaman yang tak terlupakan yaitu mengikuti pelatihan di luar negeri. Tepatnya di negeri ginseng Korea Selatan (Korsel) pada bulan Juli tahun 2010. Saat itu, Korsel baru saja mengikuti kompetisi sepakbola Piala Dunia FIFA di Afrika Selatan.
Meskipun gagal masuk babak perempat final setelah dikalahkan Uruguay 1-0, nuansa piala dunia masih terasa di negeri tersebut. Pernak-pernik seputar timnas Korsel menjadi bagian dari penyambutan kami di Korea.
Terpilih Sebagai Kandidat Peserta ke Korsel
Belajar di luar negeri tentunya melalui mekanisme pemilihan kandidat yang panjang. Calon peserta harus memiliki prestasi atau kelebihan dibanding kandidat yang lain. Berbekal juara pertama lulusan Diklat Dasar Instruktur tahun 2009, sertifikat TOEFL Bahasa Inggris dengan nilai yang memadai serta rekomendasi dari pimpinan, saya akhirnya masuk dalam kandidat peserta yang terpilih.
ADVERTISEMENT
Senang bercampur haru ketika nama saya masuk dalam 14 peserta yang akan diberangkatkan ke Korsel pada bulan Juli 2010.
Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Human Resource Development Service of Korea dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemnaker RI pada tahun 2010. Pada saat itu, pelatihan ke luar negeri merupakan kegiatan rutin upgrading (peningkatan kompetensi) bagi instruktur dan tenaga pelatihan.
Menimba Ilmu di SIVAT Korsel
Kemnaker selalu ingin mencetak Master of Trainer di Indonesia yaitu memberikan peningkatan kompetensi pada instruktur dan tenaga pelatih kemudian menyebarluaskan ke yang lainnya. Salah satunya dengan peningkatan kompetensi bidang Training Need Analysis (TNA) di Seoul Institute for Vocational Training in Advanced Technology (SIVAT) Korea Selatan.
View dari atas gedung SIVAT. (Doc. Pribadi)
Tujuan dari kegiatan upgrading ini yaitu melakukan perbandingan TNA yang dilakukan Korsel dengan sistem yang ada di Indonesia untuk selanjutnya dilakukan adapt dan adopt untuk menyempurnakan kegiatan TNA di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SIVAT sebagai pihak penyelenggara telah menyiapkan beberapa narasumber yang berpengalaman di bidang TNA dan Job Analysis. Mereka adalah Prof. Kim Un Duck, Prof. Yo Heo, Prof. Kim Jung Woo dan Prof. Sung Hyun Moon. Keempat mentor tersebut menemani kegiatan kami selama 1 minggu dengan penyampaian materi dalam bahasa Inggris dan Korea. Selama kegiatan berlangsung juga disediakan interpreter dalam Bahasa Inggris jika kesulitan dengan bahasa Korea.
Di samping menyajikan materi pelatihan dengan berbagai metode seperti ceramah, tanya jawab, diskusi dan sharing experience, para narasumber juga menyampaikan sejarah tentang Korea dan pengalaman mereka berkaitan dengan pelatihan vokasi di berbagai negara lain. Kemampuan dan pengalaman para narasumber memberikan ilmu tambahan bagi kami sebagai pelaksana pelatihan vokasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
TNA dan Manfaatnya
Pelaksanaan training yang dilakukan di SIVAT mulai tanggal 25 sampai dengan 31 Juli 2010 memiliki banyak manfaat. Kami belajar tentang sistem pelatihan vokasi di Korsel yang terdiri dari rangkaian survei analisa kebutuhan pelatihan dan analisis jabatan.
Realitas saat ini, pelatihan kerja yang dilakukan oleh Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dan Balai Latihan Kerja (BLK) masih kurang efektif. Pelatihan sering dilakukan tanpa memperhatikan kebutuhan nyata dari industri atau pasar kerja sehingga kurang memberikan manfaat yang besar kepada peserta pelatihan setelah mengikuti program pelatihan.
Mereka hanya dilatih tanpa memperhatikan output dan outcome. Hal ini disebabkan masih kurangnya kesadaran bahwa proses pelatihan yang efektif sebenarnya bermula dari kebutuhan tenaga kerja yang ada saat ini.
ADVERTISEMENT
Agar dapat menunjang hasil kegiatan pelatihan dan mencapai target penempatan bagi peserta pelatihan maka perlu diimplementasikan TNA bagi LPK atau BLK tersebut agar menghasilkan suatu program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja atau industri.
Untuk itu sangat penting bagi pengelola pelatihan dan instruktur menguasai teknik analisa yang baik agar dapat menghasilkan program-program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja bukan sekadar memenuhi target aktivitas pelatihan.
Pengalaman di Negeri Ginseng
Pengalaman perjalanan dimulai dari Bandar Udara Internasional Changi Singapura sebagai tempat transit untuk menuju Bandar Udara Internasional Incheon yang merupakan bandar udara terbesar di Korsel. Terlalu takjub dengan kemegahan kedua bandara dan kebiasaan santai di negeri kita menimbulkan kecerobohan dalam perjalanan kami.
ADVERTISEMENT
Waktu transit pesawat yang terbatas menyebabkan beberapa barang suvenir untuk negara tujuan banyak tertinggal di bandara. Ternyata kedisiplinan waktu dan konsentrasi dibutuhkan dalam perjalanan ini.
Perjalanan berlanjut ke SIVAT tempat pelatihan kami. SIVAT merupakan tempat pelatihan vokasi yang fokus pada pelatihan vokasi kerja sama luar negeri untuk pengembangan teknologi. Peserta pelatihan berasal dari internasional. Pada saat itu kami bertemu rombongan peserta dari negara Rusia dan Iraq. Bahkan tim negara Iraq sempat mengajak kami untuk bertanding sepakbola. Hasilnya sudah dapat ditebak. Tim kami kalah telak akibat dari postur tubuh yang jauh berbeda.
Jika dibandingkan dengan tempat pelatihan vokasi di Indonesia, SIVAT lebih mengoptimalkan kualitas SDM dibanding kuantitasnya. Jumlah SDM mereka terbatas tetapi efektif. Selain tim pengajar yang dapat dihitung dengan jari, jumlah petugas kebersihan dan kantin pun juga sedikit. Untuk menangani peserta pelatihan dari 3 negara pada saat itu, juru masak sekaligus pelayan hanya ada 2 orang. Petugas kebersihan juga demikian. Padahal kami menginap dengan layanan satu orang satu kamar.
ADVERTISEMENT
SDM yang terbatas tidak membuat pelayanan memburuk. Justru dengan etos kerja yang tinggi, pelayanan yang diberikan oleh pihak penyelenggara sangat memuaskan. Keramahan, kedisiplinan dan tanggung jawab merupakan nilai plus bagi SDM mereka.
Pelayanan tidak hanya seputar pelatihan di dalam kelas. Mereka juga memfasilitasi touring ke lokasi pelatihan vokasi mereka sekaligus berkunjung ke kantor Human resources Development Service of Korea.
Kereta bawah tanah Seoul. (Doc.Pribadi)
Tidak kalah mengesankan adalah saat mereka mengenalkan transportasi modern dan tempat-tempat menarik yang layak dikunjungi. Untuk berburu ginseng, kami menuju Dongdaemun Market. Tidak hanya menjual makanan atau kuliner, lokasi tersebut juga merupakan pasar tradisional yang menjual grosir maupun eceran. Ginseng dalam bentuk asli maupun sudah racikan menjadi sasaran kami untuk dijadikan oleh-oleh dari negeri tersebut.
ADVERTISEMENT
Tempat pariwisata yang wajib dikunjungi yaitu Gyeongbok Palace. Istana terbesar dari Dinasti Joseon yang terletak di sebelah utara kota Seoul. Bangunan istananya luas megah dan indah. Setiap beberapa jam bisa melihat pertunjukan pembukaan dan penutupan Royal Palace Gates dan upacara pergantian penjaga istana.
Gyeongbok Palace. (Doc. Pribadi)
Kesempatan ke Luar Negeri bagi ASN Terbuka Lebar
Bagi ASN, pengembangan SDM ke luar negeri bukanlah hal yang mustahil. Dengan cara meningkatkan kompetensi diri dan menunjukkan bahwa diri kita berprestasi menjadi salah satu nilai tambah pihak penyelenggara untuk menunjuk kita mewakili organisasi untuk ke luar negeri.
Istilah pegawai senior dan junior tidak berpengaruh lagi untuk saat ini. Yang diutamakan adalah prestasi, kemampuan, tanggung jawab dan loyalitas kita terhadap organisasi. Ditambah dengan peran pimpinan yang memberikan rekomendasi kita untuk selalu meningkatkan kompetensi maka kesempatan jalan menuju ke luar negeri tinggal menunggu waktu saja.
ADVERTISEMENT