Konten dari Pengguna

Curhat kepada Siapa yang Cocok?

Hartati Nurwidjaya
Owner www.tatiatravels.com, Youtube Tatia in Greece, Alumni Sospol UGM dan Penulis 5 buku Non Fiksi. Menetap di Yunani sejak 2003.
29 Desember 2020 11:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hartati Nurwidjaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perempuan curhat  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan curhat Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tidak disangkal sebagai manusia dan individu kita semua punya masalah, punya unek-unek, punya ganjalan di hati. Semua hal yang ingin kita bincangkan atau pun ingin tanyakan pendapat pada individu lain, baik anggota keluarga, atau pun kerabat dan teman.
ADVERTISEMENT
Tidak semua anggota keluarga bisa dijadikan teman curhat. Tidak semua kerabat dan teman bisa dijadikan tempat curhat. Karena masalah yang kita hadapi terkadang sensitif dan menyangkut anggota keluarga, teman dan kerabat.
Jika saya boleh berpendapat, curhat wajib dilakukan-karena jika kita tidak curhat, maka ketenangan hati dan batin masih ada sesuatu yang mengganjal. Curhat pada Tuhan melalui sembahyang, doa tentunya sudah biasa kita lakukan. Namun sebagai manusia kita belum merasa tuntas curhat jika belum total seluruh masalah dan ganjalan diungkapkan.
Curhat pada anggota keluarga ada bahayanya jika isi curhatan menular dan menjadi pikiran bagi anggota keluarga tersebut. Misalnya, saya tidak akan pernah curhat ke ibu saya jika ada masalah yang bisa membuat ibu saya sedih atau menjadi beban pikirannya. Biasanya saya curhat memberikan kabar yang bahagia dan positif saja. Agar ibu tidak terganggu kesehatannya memikirkan anaknya.
ADVERTISEMENT
Namun di sisi lain seorang ibu lebih bijaksana, karena beliau sudah melalui waktu yang lebih lama hidup dan lebih punya pengalaman, lebih bijak mengatasi sesuatu masalah. Orang tua kita ibu atau bapak bisa jadi tempat curhat namun harus disadari apakah hal yang diungkapkan tidak menjadikan mereka khawatir atau sedih.
Curhat kepada teman, hanya sedikit presentasenya yang bisa memberikan solusi tepat. Biasanya curhat ke teman bukan menjadi rahasia, malah oleh teman tersebut jika suatu saat sudah tidak akrab lagi akan menjadi boomerang. Teman tempat curhat akan menggosipkan kita dan bahkan jika perlu dibumbui lagi. Isi curhatan yang normal bisa menjadi aib terbuka oleh teman.
Curhat kepada atasan atau bos, ini lebih tidak mungkin dan kurang pantas. Justru kita sebagai karyawan atau pegawainya harus menjaga reputasi diri. Jangan sampai semua masalah pribadi kita diketahui oleh atasan. Sebab penilaian kinerja kita dipengaruhi oleh bagaimana atasan atau Bos melihat kepribadian kita. Apakah kita orang yang mandiri mengatasi masalah, orang yang senantiasa happy walau pun adalah masalah.
ADVERTISEMENT
Curhat yang terbaik adalah melalui tulisan, tulislah semua apa yang Anda akan bicarakan apa saja yang Anda ingin ungkapkan. Jika tulisan terlalu lelah dan malas, Anda bisa bicara dengan cara merekamnya. Teknologi semakin canggih dan banyak telepon selular yang bisa digunakan untuk merekam video saat curhat. Jika sudah selesai bisa dihapus atau pun bisa dibuat sebagai review, bagaimana Anda melihat diri Anda sendiri saat curhat. Juga bisa curhat ke bayi atau anak yang belum bisa bicara. Bayi biasanya senang diajak bicara tentang apa pun, tapi jangan sampai menangis di depan bayi saat curhat.
Intinya curhat itu penting, namun harus hati-hati pada siapa kita ungkapan masalah dan unek-unek atau pun pertanyaan yang belum terjawab. Jika Anda mau curhat bisa ungkapkan ke saya. Dijamin rahasia terjaga.
ADVERTISEMENT