Konten dari Pengguna

Rahim Buatan dan Kecerdasan Buatan Mengubah Perilaku Manusia di Masa Depan

Hartati Nurwidjaya
Owner www.tatiatravels.com, Youtube Tatia in Greece, Alumni Sospol UGM dan Penulis 5 buku Non Fiksi. Menetap di Yunani sejak 2003.
2 Februari 2022 3:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hartati Nurwidjaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi rahim Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rahim Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa waktu lampau Elon Musk mencuit di tweeter tentang dukungannya untuk mewujudkan proyek rahim buatan dengan alasan untuk meringankan beban para wanita selama hamil. Proyek rahim buatan dikembangkan oleh Rumah Sakit Anak Philadelphia di Amerika sukses mengembangkan janin domba dalam biobag yang lahir April 2017.
ADVERTISEMENT
Tahun 2020 para peneliti di Universitas Eindhoven Belanda menerima bantuan dari program Horizon Uni Eropa sebesar 3 juta euro untuk melakukan penelitian dan membuat Rahim Buatan agar janin yang lahir prematur bisa diselamatkan.
Kabar terbaru tahun ini dari Cina tepatnya dari Suzhou Institute of Biomedical Engineering and Technology professor Sun Haixuan kepala peneliti mengeluarkan pernyataan telah berhasil mengembangkan Kecerdasan Buatan yang disebut AI Nanny untuk memonitor dan menjaga Rahim Buatan yang menggunakan tikus untuk percobaannya.
Jika saya boleh berpendapat, dengan kemajuan teknologi dan perkembangan Rahim Buatan yang semakin maju. Bukan tidak mungkin dalam waktu tidak lama lagi akan lahir bayi manusia dari Rahim Buatan. Kesuksesan teknologi tentunya akan ada efek sampingnya. Belum dilakukan penelitian apakah domba atau tikus yang lahir dari Rahim Buatan akan sama sifatnya dengan domba atau tikus yang lahir dari induknya yang asli.
ADVERTISEMENT
Dari sudut pandang sosiologi, kemajuan teknologi memang membuat kemudahan bagi manusia. Dengan adanya Rahim Buatan dan Kecerdasan Buatan bisa membantu para wanita yang punya masalah kesehatan rahim. Juga dimasa depan kemungkinan akan banyak para wanita yang tidak mau hamil tetapi ingin tetap punya anak. Hal ini akan merubah perilaku individu dan di masa depan.
Tidak ada interaksi antara janin dengan ibunya semasa di dalam rahim ibu. Tidak ada ikatan batin selama ibu mengandung 9 bulan dan juga tidak ada rasa khawatir akan sakit saat melahirkan. Tetapi bagaimana dengan sifat bayi dan daya tahan tubuh bayi yang dilahirkan dari rahim buatan masih perlu penelitian di masa yang akan datang setelah rahim buatan sukses nanti melahirkan bayi manusia.
ADVERTISEMENT
Elefsina, 1 Februari 2022