Konten dari Pengguna

Dampak Tersembunyi bagi Bumi dari Penggunaan AI

Harvest Walukow
Mahasiswa Teknologi Sains Data di Universitas Airlangga
27 September 2024 16:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harvest Walukow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Elena Mozhvilo on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Elena Mozhvilo on Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penggunaan teknologi berbasis artificial intelligence (AI) kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, studi terbaru mengungkap bahwa aktivitas sederhana seperti bertanya kepada chatbot atau membuat gambar dengan AI dapat berdampak negatif pada lingkungan, meskipun hal ini sering kali tidak disadari.
ADVERTISEMENT
Seiring berkembangnya AI, ukuran pusat data juga semakin membesar, diikuti dengan peningkatan konsumsi listrik. Menurut penelitian dari Koomey Analytics, hal sesederhana menjawab pertanyaan melalui ChatGPT memerlukan energi sekitar 10 kali lebih banyak dibandingkan pencarian biasa di Google. Angka tersebut mendukung analisis Goldman Sachs yang memperkirakan bahwa permintaan listrik untuk pusat data akan meningkat hingga 160% dalam beberapa tahun mendatang. Namun, peningkatan konsumsi energi ini hanya salah satu aspek dari dampak lingkungan yang lebih luas. Dampak lain yang signifikan adalah emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan AI.
Penelitian oleh Hugging Face bekerja sama dengan Carnegie Mellon University menunjukkan bahwa menjalankan 1.000 prompt (permintaan) AI untuk berbagai tugas menghasilkan emisi karbon setara dengan mengemudikan mobil berbahan bakar bensin sejauh 6,5 kilometer. Untuk menghasilkan satu gambar dari AI, energi yang digunakan setara dengan mengisi penuh daya sebuah smartphone. Sebaliknya, penggunaan model AI untuk menghasilkan teks jauh lebih hemat energi; 1.000 teks hanya membutuhkan energi setara dengan mengisi daya smartphone hingga 16%.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya penggunaan AI yang berdampak buruk terhadap lingkungan. Proses pelatihan AI juga berkontribusi signifikan terhadap emisi karbon dan bahkan memiliki dampak yang lebih besar.
Sejak 2012, konsumsi energi yang dibutuhkan untuk melatih model AI telah meningkat secara eksponensial. Contohnya, pelatihan GPT-3 menghasilkan emisi karbon sekitar 502 metrik ton, setara dengan emisi yang dihasilkan oleh 112 mobil berbahan bakar bensin selama satu tahun. Selain itu, GPT-3 tetap memerlukan energi untuk menjalankan setiap respons, yang setiap tahunnya menghasilkan sekitar 8,4 ton COâ‚‚. Seiring dengan peningkatan penggunaan AI, kebutuhan energi ini diprediksi akan terus meningkat di masa depan.
Meskipun AI membawa berbagai manfaat dalam kehidupan sehari-hari, perlu kesadaran akan dampak ekologisnya dan mencari solusi yang ramah lingkungan. Diperlukan solusi yang bisa menjadi acuan sehingga memungkinkan kita mendapatkan manfaat AI sambil meminimalkan dampak negatifnya.
Ilustrasi AI Foto: Habib Allbi Ferdian/kumparan

Green Data Science

Green data science adalah pendekatan dalam ilmu data yang berfokus pada pengurangan dampak lingkungan dari aktivitas data science dan teknologi informasi secara umum. Tujuannya adalah untuk mengurangi konsumsi energi, mengurangi emisi karbon, dan meminimalkan penggunaan sumber daya yang tidak ramah lingkungan. Prinsip ini dapat diterapkan dalam upaya mengatasi dampak tersembunyi bagi bumi dari penggunaan AI.
ADVERTISEMENT
Dari penelitian yang sama oleh Hugging Face, generative AI yang menangani banyak tugas sekaligus memerlukan lebih banyak energi dibandingkan model AI yang dirancang untuk satu tugas spesifik. Ini karena model yang multifungsi harus mengelola proses yang lebih kompleks, seperti menghasilkan, mengklasifikasikan, dan merangkum teks, yang mengakibatkan konsumsi energi dan waktu komputasi yang lebih tinggi.
Diperlukan regulasi yang jelas terkait batasan-batasan dalam pengembangan teknologi AI, regulasi ini bisa datang dari lembaga pemerintah atau organisasi internasional, sama seperti regulasi bagi limbah industri yang ditetapkan oleh badan lingkungan hidup atau otoritas terkait. Tentu dengan catatan bahwa hal ini dapat berjalan jika adanya transparansi dari perusahaan teknologi yang terlibat.
ADVERTISEMENT
Penggunaan teknologi cloud dalam proses pengembangan/penggunaan AI menjadi solusi yang belakangan cukup populer. Namun, teknologi cloud berjalan tanpa menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan hanya jika menggunakan infrastruktur data center yang ramah lingkungan atau sering disebut sebagai green data center. Terdapat dua indikator yang perlu dipenuhi untuk sebuah data center dikategorisasi sebagai green data center, yakni Power Usage Effectiveness (PUE) dan Carbon Usage Effectiveness (CUE).