Konten dari Pengguna

Rahasia Majunya Peternakan di Selandia Baru

Haryo Wicaksono
Simply a diplomat
26 Maret 2021 15:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haryo Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Apabila ditanya tentang Selandia Baru, mayoritas masyarakat Indonesia pasti menjawab tentang keindahan alamnya, keramahan masyarakatnya dan kesegaran produk agrikulturnya, khususnya buah, daging dan produk olahan susu. Domba dan sapi Selandia Baru memang terkenal karena dagingnya yang sekualitas steak dan susunya yang berkualitas tinggi. Pariwisata dan agrikultur memang menjadi sumber penghasilan utama di Selandia Baru.

Keindahan Queenstown Selandia Baru. (Foto: Ömer Faruk Bekdemir/Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Keindahan Queenstown Selandia Baru. (Foto: Ömer Faruk Bekdemir/Unsplash)
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia sering menyebut jumlah domba dan sapi di Selandia Baru lebih banyak dari jumlah penduduknya. Apa benar? Berdasarkan data dari Stats NZ estimasi penduduk Selandia Baru pada Desember 2020 hanya berjumlah 5.112.300 orang, sangat jauh dibandingkan estimasi total jumlah domba dan sapinya yang mencapai 37.783.000. Wow!
Ribuan domba di peternakan Selandia Baru (Foto: agriland.ie)
Walaupun memiliki banyak sekali hewan ternak, peternakan di Selandia Baru hanya mempekerjakan sedikit tenaga kerja. Tak jarang peternakan hanya dijalankan oleh satu keluarga atau bahkan pasangan suami istri. Selain penggunaan peralatan berteknologi tinggi, peternak di Selandia Baru juga sangat terbantu dengan adanya koperasi.
ADVERTISEMENT

Koperasi adalah kunci

Peternak di Selandia Baru hanya fokus mengurus sapi dan menjaga produksi susunya. Tugas mereka hanya menanam rumput, merawat sapi, memerah susu dan menyimpannya dalam container berpendingin. Setelah itu, seluruh proses dari pengambilan susu dari peternakan, pengolahan produk, hingga pemasaran menjadi tugas koperasi. Loh kok enak?
Domba dan sapi bebas mencari makan. (Foto: Celine Lityo/Unsplash)
Inilah kunci keberhasilan utama peternakan di Selandia baru, yaitu ekosistem koperasi yang sudah terbentuk di sana. Koperasi berperan besar dalam menentukan harga susu segar dan penambahan nilai jual dari susu segar yang dikumpulkan.
Sederhananya begini. 11.000 peternak mengumpulkan susu yang mereka produksi, lalu mereka patungan modal untuk membangun koperasi yang bertugas membeli susu yang mereka kumpulkan tadi. Susu segar tadi digunakan oleh koperasi sebagai bahan baku berbagai produk olahan, seperti susu bubuk, susu formula, dan keju.
ADVERTISEMENT
Karena koperasi tadi dimiliki oleh peternak, maka koperasi tidak akan membeli susu segar dari peternak anggotanya dengan harga rendah. Karena peternak selalu mendapatkan harga terbaik, maka peternak selalu mendapatkan keuntungan yang dapat digunakan untuk investasi mesin modern. Biaya peternakan akan lebih efisien. Sebagai contoh, harga beli susu solid di level peternak di Selandia Baru rata-rata berkisar di angka NZD 6,69 atau sekitar Rp 66.900,- per KgMs.
Metode irigasi di peternakan yang arealnya luas. (Foto: stevanovicigor/Envato)
Tak hanya itu, koperasi juga memiliki tugas melakukan riset dan pengembangan, termasuk pelatihan anggotanya dan investasi untuk mengembangkan usahanya ke luar negeri. Koperasi yang saya ceritakan di atas adalah Fonterra, koperasi peternakan sapi terbesar di Selandia Baru dan salah satu perusahaan penghasil produk olahan susu terbesar di dunia. Fonterra memiliki pabrik manufaktur pengemasan produk susu dan olahan di Cikarang, Jawa Barat.
Fasilitas pengolahan susu Fonterra. (Foto: KBRI Wellington)
Fonterra bukan satu-satunya koperasi susu yang sukses di Selandia Baru. Ada pula Miraka yang merupakan koperasi susu milik masyarakat Maori. Koperasi ini memiliki spesialisasi menggunakan energi geothermal. Miraka menghasilkan 250 juta liter susu/tahun dan diekspor ke 23 negara di dunia.
ADVERTISEMENT
Selain koperasi susu, ada juga koperasi yang membantu pengembangan sektor UKM. Berbeda dengan peternakan yang hanya menyerap sedikit tenaga kerja, sektor UKM mampu menyerap 600.000 tenaga kerja atau setara 29 persen dari keseluruhan tenaga kerja disana. Selandia Baru memiliki tak kurang dari 460.000 UKM atau setara dengan 97 persen dari keseluruhan industri di negara tersebut. Sektor ini menyumbang 28 persen dari total GDP Selandia Baru.
Selandia Baru memang merupakan salah satu negara yang menerapkan prinsip koperasi di segala bidang, mulai dari agrikultur, manufaktur, asuransi, perbankan, layanan pembiayaan, layanan umum, pendidikan, kesehatan, supermarket, dan bahkan bisnis retail. Bahkan, kalau kita mencari daftar perusahaan terbesar di sana, maka kita akan menemui sederet perusahaan yang berstatus sebagai koperasi.
ADVERTISEMENT
Koperasi Supermarket di Selandia Baru. (Photo: flybuys.co.nz)

Koperasi turut menjaga lingkungan

Koperasi di Selandia Baru tidak hanya bertanggung jawab dalam pemasaran dan pemodalan, tetapi juga dalam menjaga lingkungan dan mengatasi dampak kerusakan lingkungan. Mulai dari penggunaan plastik daur ulang, penggunaan energi baru dan terbarukan seperti tenaga surya, pengaturan jumlah maksimal hewan ternak dalam setiap luasan areal peternakan, penggunaan teknologi tinggi yang lebih efisien dalam pengolahan susu, memindahkan peternakan dari lingkungan sekitar sungai dan danau, bahkan membangun jalan kereta api untuk pengangkutan susu yang menggantikan sekitar 45.000 truk, yang berarti akan mengurangi sekitar 3.000 emisi karbon pertahunnya.

Dukungan Pemerintah juga sangat penting

Kesuksesan koperasi-koperasi tersebut tidak lepas dari dukungan pemerintah Selandia Baru. Pemerintah hadir dengan menyediakan lingkungan bisnis yang kondusif. Buktinya, saat ini indeks kemudahan berbisnis (Ease of Doing Bussiness) Selandia Baru menempati peringkat pertama dunia.
ADVERTISEMENT
Apa saja rahasianya? Inilah beberapa yang bisa dipelajari dari Selandia Baru:
1. business.govt.nz yang berisi gabungan informasi dari 24 lembaga pemerintah dan sektor swasta yang diperlukan pelaku usaha.
2. Regional Business Partner yang merupakan sebuah lembaga konsultasi yang dibentuk pemerintah untuk mendorong pertumbuhan usaha. Lembaga ini memberikan konsultasi di bidang mentoring, pendanaan, manajemen, inovasi, dan pendanaan.
3. Lembaga Callaghan Innovation, yaitu lembaga yang didesain untuk memberikan asistensi kepada perusahaan agar bisa meningkatkan inovasinya. Lembaga ini membantu pelaku usaha berkembang dengan memberikan akses kepada bisnis inkubator dan akselerator.
4. New Zealand Business Number atau sistem registrasi single identity number yang mempermudah pelaku usaha untuk berinteraksi dengan lembaga pemerintah atau pelaku usaha di sektor lainnya.
ADVERTISEMENT
5. Digitalisasi yang membuat proses bisnis perusahaan menjadi efisien dan akan memudahkan assesment dari investor untuk dapat pendanaan.
6. Di sisi hilir, pemerintah Selandia baru juga mendorong pelaku usaha, khususnya UKM, agar berpartisipasi dalam perdagangan internasional. Berdasarkan penelitian pemerintah Selandia Baru, salah satu cara agar UKM berkembang adalah dengan terlibat aktif dalam perdagangan internasional.
Kapan koperasi kita bisa seperti di Selandia Baru? Semoga tidak lama lagi.