Konten dari Pengguna

Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan: Antara Pro dan Kontra

hasan hidayat
Seorang pemuda yang pernah belajar ekonomi hingga ke negeri China memiliki ketertarikan mengenai pendidikan, ekonomi dan sosial terus berupaya berbagi sudut pandang untuk pembaca.
15 Januari 2025 9:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari hasan hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, wacana meliburkan sekolah selama sebulan penuh pada bulan Ramadan kembali menjadi perbincangan. Pemerintah sedang mengkaji kebijakan libur selama bulan puasa kebijakan ini masih dalam tahap wacana dan membutuhkan pertimbangan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Dukungan dan Kekhawatiran terhadap Kebijakan Libur Sekolah
Beberapa pihak mendukung ide ini dengan alasan bahwa libur sekolah dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih fokus dalam menjalankan ibadah selama bulan Ramadan. Menurut mereka, hal ini akan membantu siswa menjaga keseimbangan antara kegiatan pendidikan dan ibadah, serta mengurangi tekanan akibat rutinitas sekolah yang padat.
Namun, kebijakan ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan beberapa pihak. Salah satu kekhawatiran utama adalah dampaknya terhadap kurikulum pendidikan. Jika sekolah diliburkan selama sebulan penuh, dikhawatirkan proses belajar mengajar akan terganggu, dan berdampak pada kesiapan siswa dalam menghadapi ujian dan materi yang harus diselesaikan.
Kegiatan yang Dapat Dilakukan Selama Libur Sekolah
Jika kebijakan libur selama bulan Ramadan ini diterapkan, sejumlah kegiatan positif bisa dijadikan alternatif pengganti aktivitas belajar formal. Beberapa kegiatan yang bisa dilaksanakan antara lain:
ADVERTISEMENT
Pesantren Kilat: Program intensif untuk belajar agama, yang bisa diadakan di berbagai pesantren atau lembaga pendidikan keagamaan.
Kegiatan Sosial: Siswa dapat berpartisipasi dalam bakti sosial, seperti membagikan takjil atau membantu komunitas kurang mampu.
Pengajian dan Ceramah: Menghadiri ceramah agama untuk memperdalam pemahaman tentang Ramadan dan meningkatkan kualitas ibadah selama bulan suci.
Perbandingan dengan Negara Lain
Kebijakan libur sekolah selama Ramadan bervariasi di berbagai negara. Di Malaysia, misalnya, sekolah-sekolah umumnya tidak diliburkan secara penuh, namun ada penyesuaian jam pelajaran. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan antara lain:
Kelas Tadarus: Program membaca Al-Qur'an bersama yang melibatkan siswa.
Program Iftar: Sekolah mengadakan acara berbuka puasa bersama, yang mempererat hubungan antar siswa dan guru.
Di Mesir, kebijakan libur sekolah selama Ramadan bersifat fleksibel. Banyak sekolah yang mengadakan kegiatan amal dan sosial seperti penggalangan dana untuk membantu masyarakat kurang mampu. Selain itu, festival Ramadan juga sering digelar untuk merayakan tradisi budaya lokal.
ADVERTISEMENT
Di Turki, meskipun sekolah tidak diliburkan, banyak sekolah yang menyelenggarakan program keagamaan, seperti ceramah dan diskusi tentang nilai-nilai Islam. Beberapa sekolah juga mengajarkan keterampilan praktis terkait dengan tradisi Ramadan, seperti membuat makanan khas.
Kesimpulan
Implementasi kebijakan libur sekolah selama bulan puasa sangat bervariasi di berbagai negara. Di Indonesia, wacana ini masih menuai pro dan kontra, dengan berbagai pertimbangan antara kepentingan pendidikan dan kesempatan bagi siswa untuk memperdalam ibadah. Sementara itu, negara-negara seperti Malaysia, Mesir, dan Turki menerapkan kebijakan yang lebih fleksibel dengan penekanan pada kegiatan keagamaan dan sosial. Kebijakan ini bertujuan untuk menghormati nilai-nilai spiritual sambil tetap mempertimbangkan aspek pendidikan formal yang harus terus berjalan.
Beragam kegiatan keagamaan di sekolah saat bulan puasa. Foto: Unsplash.com