Konten dari Pengguna

Charta Politika: Pilgub Jatim Sengit Sampai Detik Akhir

8 Juni 2018 12:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hasan Sentot tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Charta Politika: Pilgub Jatim Sengit Sampai Detik Akhir
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
JAKARTA – Sesuai prediksi banyak kalangan, pertarungan politik di pemilihan gubernur dan wakil gubernur (Pilgub) Jawa Timur berlangsung super-sengit. Survei Charta Politika terbaru menunjukkan sengitnya pertarungan dua rival abadi, yaitu Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
ADVERTISEMENT
”Survei tidak bisa menentukan pemenang Pilgub Jatim saat ini. Berdasarkan temuan survei yang sangat ketat ini, kami memprediksi pilgub Jatim akan sengit sampai detik akhir tanggal 27 Juni 2018 saat coblosan digelar,” ujar Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, di Jakarta, Kamis (7/6/2018).
Menurut Yunarto, panasnya pertarungan ini memang sudah diprediksi sejak awal. Antara Khofifah dan Gus Ipul sama-sama memiliki pendukung loyal. Sejak Pilgub Jatim 2008 dan 2013, keduanya juga sudah bertarung keras.
”Jadi pertarungan ketiga pada 2018 ini membentuk pembelahan yang cukup kuat antara pendukung Khofifah da Gus Ipul. Saya kira ini pertarungan yang sangat menarik, dan mungkin menjadi kontestasi Pilkada paling seru dalam sejarah pemilihan langsung di Tanah Air,” papar Yunarto.
ADVERTISEMENT
Hasil survei Charta menyebutkan, elektabilitas Khofifah-Emil Dardak sebesar 44,6 persen, hanya selisih 0,8 persen dibanding Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno yang mencapai 43,8 persen. Adapun yang tidak tahu/belum menentukan pilihan sebesar 11,6 persen. ”Selisih 0,8 persen itu di bawah margin of error survei yang sebesar 2,83 persen. Jadi memang kami tidak berani mengambil kesimpulan. Sekali lagi, ibaratnya ini peperangan yang kedua kubu sama-sama berdarah-darah sampai detik terakhir,” jelas Yunarto.
Adapun dari sisi kemantapan pilihan, pemilih Khofifah-Emil yang menyatakan sudah mantap/tak mungkin berubah sebesar 63,7 persen. Sedangkan yang menyatakan masih mungkin berubah pilihan sebesar 30,9 persen.
Untuk duet Gus Ipul-Puti, pemilih yang menyatakan sudah mantap/tak mungkin berubah sebesar 63 persen. Adapun yang menyatakan masih mungkin berubah pilihan 24,8 persen. ”Pemilih yang menyatakan masih mungkin berubah pilihan masih lebih besar di kubu Khofifah. Ini tantangan bagi Khofifah untuk menyolidkan mereka. Di sisi lain, tentu saja itu menjadi peluang bagi Gus Ipul untuk menggerus suara Khofifah,” terang Yunarto.
ADVERTISEMENT
Survei tersebut digelar pada 23-29 Mei 2018 dengan 1.200 responden. Margin of error sebesar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.