Konten dari Pengguna

GOWOK: Tradisi Masyarakat Jawa Kuno Menyiapkan Rumah Tangga Ideal

hasanudin
saat ini penulis bekerja sebagai seorang guru di SMAN 3 Yogyakarta
8 Mei 2024 10:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari hasanudin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi: Perempuan jawa Generated with AI
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi: Perempuan jawa Generated with AI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asal Usul Tradsi Gowok
Indonesia adalah negara dengan beragam budaya yang dimiliki, salah satunya adalah pendidikan seks yang dilakukan masyarakat Jawa jaman dulu melalui seorang gowok. Istilah gowok sendiri lahir kisaran abad 15 M. Dilansir dari koropak.co.id tradisi gowok lahir untuk mengenang sosok perempuan bernama Goo Wok Niang yang datang ke Jawa bersama rombongan Tiongkok di bawah Laksamana Cheng Ho. Misi utamanya adalah perdagangan sekaligus juga mengenalkan mengenai budaya tradisional Tiongkok yang masyhur.
ADVERTISEMENT
Tradisi gowok sendiri diartikan sebagai pemberian pelatihan kedewasaan kepada seorang laki-laki dewasa yang hendak menikah. Anak laki-laki tersebut harus nyantrik (latihan) kepada seorang perempuan yang berprofesi sebagai Gowok. Untuk menjadi seorang gowok, para wanita harus memiliki kriteria tertentu, seperti berpengetahuan bagus mengenai kerumah tanggaan, berbadan bagus, rambut panjang, berwajah yang cantik dan tentunya harus sabar dan telaten dalam mendidik anak remaja. Kriteria-kriteria tersebut digunakan sebagai daya tarik bagi seorang gowok untuk memikat para orang tua yang akan menyerahkan anak laki-lakinya.
Gowok mengajarkan kesiapan berumah tangga
Anak laki-laki yang sudah dewasa hendaknya diajarkan mengenai kehidupan rumah tangga. Oleh karenanya, seorang gowok harus sabar dan telaten dalam memberikan pengajaran mengenai kehidupan rumah tangga. Di dalam masa pelatihan bersama gowok, anak laki-laki tersebut akan diajarkan mengenai banyak hal kehidupan rumah tangga, misalnya keperluan dapur, memperlakukan seorang istri, berhubungan intim dan urusan lain yang berkaitan dengan rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya yang diceritakan oleh Nyai Lindri, seorang gowok pada masa lalu, bahwa lelaki dewasa yang dititipkan oleh orangtuanya akan diajarkan mengenai kehidupan rumah tangga, termasuk tata cara bercinta yang dapat memuaskan pasangannya. Dalam masa pelatihan, seorang gowok harus bisa mengendalikan dirinya agar tidak sampai hamil, bahkan jatuh cinta kepada muridnya. Ini merupakan pantangan yang tidak boleh dilanggar seorang gowok.
Pada prinsipnya, tradisi gowok menyiapkan seorang laki-laki dewasa agar memiliki pengetahuan cukup mengenai rumah tangga. Pendidikan tersebut menjadikan setiap pria dewasa memiliki kemampuan cukup dalam kehidupan rumah tangganya dan meminimalisir tingkat perceraian di masyarakat Jawa tempo dulu.
Gowok dan kelanjutannya hari ini
Tradisi gowok memang sudah tidak populer lagi, kalaupun populer jelas akan mendapatkan pertentangan karena dianggap tidak sesuai dengan norma, bahkan bisa dianggap sebagai perbuatan nista. Padahal, pada masa lampau gowok menjadi sebuah pekerjaan yang diberi upah sekaligus juga menjadi tradisi untuk menciptakan rumah tangga yang ideal pada masyarakat Jawa Kuno.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman historia.id, R. Prawoto dalam tulisannya “Huwelijksgebruiken En Met Het Huwelijk Verwants Verhouding In Oude Ost-Banjoemas” yang diterbitkan pada majalah Tijdcrhrift voor Indische Taal-, Land-en Volkendunde LXXI tahun 1931, menyebutkan bahwa gowok mendapatkan tarif yang bervariasi, antara f.0,25 dan f.0,30 perhari.
Meskipun dulu gowok dulu menjadi sebuah pekerjaan, kini tradisi tersebut mulai hilang karena dianggap bertentangan dengan norma dalam masyarakat. Apalagi, tradisi ini membiarkan seorang laki-laki dewasa yang siap menikah untuk tinggal bersama dengan seorang perempuan dalam satu tempat. Cara seperti ini dianggap tidak sesuai dengan norma agama dan norma sosial di masyarakat, sehingga era 60-an tradisi ini mulai ditinggalkan oleh masyarakat.
Referensi:
https://senjahari.com/2021/06/04/tradisi-gowok/
https://nationalgeographic.grid.id/read/133358205/edukasi-seksual-dari-tradisi-pergowokan-di-jawa-awal-abad-ke-20?page=all
https://historia.id/kultur/articles/menengok-sejarah-gowok-PzWbR/page/1